JAEMIN POV
"Aku dan Hina sedang break." Siang itu entah ada angin apa, Jeno masuk
ke kelasku. Aku terkejut mendapati mahasiswa teknik seperti Jeno masuk ke kelasku dan mengikuti perkuliahan. Untung saja dosen tidak memanggil nama mahasiswa satu per satu. Hanya menandatangani daftar hadir. Dia mengikuti kelasku dengan wajah serius. Mungkin itu sebabnya dosenku tak menyadari bahwa ia bukan mahasiswa jurusanku.Aku menyikut rusuknya sesaat setelah perkuliahan usai. Beberapa temanku ada yang mendelik dan melirik ke arah Jeno. Tadi dia hanya berkata bahwa ia break dengan Hina dan aku belum sempat bertanya lebih lanjut.
"Ceritakan soal yang tadi." Aku memasukan buku-buku tebal dan modul ajar ke dalam ranselku.
Jeno menopang pipinya dengan telapak tangan. Pandangannya kosong dan datar. "Ya seperti itu, kami break."
"Bagaimana bisa? Bukankah kalian kemarin baik-baik saja?" tanyaku.
"Aku bertanya satu hal padanya, dan dia tidak bisa menjawab."
Aku mengerutkan dahi bingung, "Maksudnya bagaimana?"
"Aku bertanya perihal kalung yang dia pakai. Aku mengerti harga kalung itu mahal, dan Hina tidak bilang itu pemberian dari siapa."
Aku menelan ludah. Apa yang dimaksud Jeno adalah kalung yang aku belikan tempo hari itu?
"Dia tidak menjawab?" tanyaku berusaha terlihat tenang.
Jeno mengangguk, "Aku mendengar apa yang orang-orang bicarakan tentang Hina. Maka dari itu aku bertanya padanya. Aku juga tahu kondisi keluarganya seperti apa. Dan aku tidak membelikan kalung itu. Meskipun aku berusaha tidak berpikir negatif, tetap saja aku harus tahu."
Jeno sudah tahu perihal gosip itu, dan dia tetap tenang?
"Aku ingin bicara tentang suatu hal, tapi kau harus berjanji tidak akan marah. Oke?"
Setelah Jeno berjanji, akupun menceritakan perihal kalung yang aku dan Hina beli tempo hari. Jeno nampak terkejut, ia bahkan mengalihkan pandangannya dariku. Wajahnya nampak terkejut, kecewa, dan terpukul semua menjadi satu.
"K-kenapa kau tidak bilang dari dulu, Jaemin? Aku merasa luar biasa malu padamu." Jeno menundukkan kepalanya.
"Tadinya aku pikir Hina akan bicara baik-baik padamu." Aku merasa bersalah pada Jeno.
"Aku akan mengganti kalung itu, Jaemin. Aku berjanji—"
"Lebih baik kau minta maaf pada Hina. Tentang hal itu, tidak perlu kau pikirkan."
Jeno mengangguk dan berpamitan padaku. Ia menuju kelas Hina yang kebetulan letaknya di sebelah kelasku.
*
JENO POV
Aku kecewa pada Hina. Sebesar apapun cintaku, tak dapat mengalahkan rasa kecewaku yang sangat mendalam padanya. Apalagi setelah aku mengetahui bahwa Jaeminlah di balik kalung berharga mahal yang dikenakan Hina.
Berani-beraninya Hina memperalat sahabatku agar menuruti kemauannya. Memangnya dia pikir dia siapa? Aku benar-benar kecewa akan sikapnya kali ini.
Bukan sekali dua kali aku mendapati laporan dari beberapa temanku mengenai tingkahnya selama ini. Tapi aku berusaha acuh dan tak peduli karena aku percaya padanya.
"Hina ada?" tanyaku pada seorang perempuan yang tengah berdiri di depan pintu.
"Hina sudah pulang setelah jam pertama." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REMAKE] FIRST KISS | Nomin ✔️
Historia CortaKeywords: BXB, Falling in Love With Friend, First Kiss. "Aku ingin kau mengajariku berciuman. Kau kan sudah sering berpacaran. Pengalamanmu pasti sangat banyak, kan?" -Na Jaemin "Jangan mengada-ada. Lebih baik kau segera pulang. Minum susu, mencuci...