😗 5 😗

3.2K 400 36
                                    

JAEMIN POV

Sudah tiga hari aku mendiamkan Chaeryeong. Telepon, chat, dan lain sebagainya tak kuhiraukan. Jujur saja, aku masih belum bisa percaya jika Chaeryeong menduakanku. Dan aku juga tak punya keberanian untuk bertanya padanya.

Aku menghela napas panjang dan menyeruput jus stroberi dalam diam. Wajahku sudah tak karuan. Hyunjin bahkan berkelakar jika aku tak ubahnya mayat hidup di siang hari. Aku mengabaikannya, tak peduli pada bualan kosongnya itu.

Aku menghabiskan isi gelasku dan bergegas berdiri. Perkuliahan telah usai dan aku memutuskan mendinginkan kepala di sungai Han. Mungkin sekaligus membeli beberapa street food di sana.

"Jaemin!" Aku menoleh, mendapati Jeno tengah melambaikan tangan padaku.

"Mau kemana?" tanyanya setelah
mendekat.

"Sungai Han."

"Aku ikut!"

"Hah? Kau tak menjemput Hina?"

Jeno menggeleng, "Tadinya iya, tapi dia baru saja memberitahuku untuk kembali. Ada mata kuliah tambahan dan aku sudah terlanjur berada di sini," ucapnya panjang lebar.

"Baiklah." Aku mengiyakan.

"Mau menumpang di mobilku, atau bagaimana?"

"Tidak perlu."

"Kita balapan saja. Yang kalah harus membayar makan siang."

"Hei! Aku membawa mobil, Jeno sialan!"

*

Kami berdua duduk di bawah pohon. Memandang ke arah sungai yang dinaungi cerahnya langit. Angin berhembus cukup kencang, hingga beberapa anak rambutku melambai-lambai.

"Mau?" Aku menyodorkan odeng ke depan muka Jeno yang memalingkan wajah dengan jijik. Jeno tidak menyukai tampilan odeng yang katanya seperti usus babi.

Maka aku berhenti menggodanya ketika ia hendak menendang mangkuk plastik tteokbokki milikku. Aku melanjutkan memakan odeng, lalu tteokbokki, gorengan, dan bungeoppang. Sedangkan Jeno hanya meminum americano-nya.

"Enak ya?" Jeno mengejekku. Ia melirik makanan yang ku beli. "Jangan lupa traktir aku makan siang," lanjutnya.

"Hm." Aku hanya bergumam karena mulutku masih sibuk mengunyah.

Di tengah kesibukan itu, ponsel yang kuletakkan di antara kami berbunyi, menampilkan foto dan nama pacarku, Chaeryeong. Benar, setidaknya dia masih pacarku, saat ini.

Jeno ikut memandang ponselku yang terus berdering. Keningnya berkerut dalam, ia terus memandangi hingga deringnya terhenti.

"Kenapa tidak dijawab?" tanya Jeno. Wajahnya agak mengeras.

"Tidak apa. Aku sedang ingin menikmati kencan bersamamu," gurauku. Aku mulai menyandarkan kepalaku ke bahunya dengan manja. Jeno tertawa dan menepis kepalaku pelan.

"Sialan, kau. Sayangnya aku masih menyukai Hina." Jeno menjauhkan bahunya, berharap agar kepalaku terjatuh. Namun dengan kepekaanku, aku berhasil menyelamatkan kepala berharga milikku.

Kami tertawa asal. Kali ini aku meneguk es coklat dengan senyum mengembang.

"Jaemin-ah."

"Hm." Aku menggumam sebagai jawaban. Jeno memasang wajah datar dan memandang lurus ke depan.

"Bagaimana jika, jika saja, andaikan, Chaeryeong tidak setia padamu, apa yang akan kau lakukan?"

Deg.

[REMAKE] FIRST KISS | Nomin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang