Saat bintang sudah sampai di depan pintu gerbang rumahnya ia pun membuka gerbang dengan amat pelan tujuanya agar tidak menimbulkan bunyi ataupun suara
Perlahan namun pasti bintang berhasil membuka pintu dengan amat mulus tiba-tiba ia di gagetkan dengan suara
"Den bintang"panggil pak satpam
"Eh bapak kirain siapa untung ngak serangan jantung nih pak"kata bintang sambil mengelus dada
"Eh maap atuh den eh aden kenapa bisa di luar terus kok rapih pisan?"tanya pak satpam
"anjir kepo banget nih orang gue harus gimana nih do'a aja kali ye sapa tau tuhan denger ya allah tolonglah hambahmu yang sangat tampan ini moga dapet ide buat ngibulin nih orang aminn...."do'a bintang
Tak lama ide pun muncul di kepala bintang
"Anu pak.....tadi tuh itu pak....Emm.. itu t-tadi tuh ad-da mal-ling ya tadi tuh ada maling pak makanya saya keluar buat nangkep tuh maling"kata bintang
"Masa sih den perasaan bapak teh udah keliling tapi ngak ada apa-apa eh aden teh belum jawab pertanyaan saya yang satunya"tanya pak satpam
"Saya tuh reflek pak pake beginian siapa tau malingnya terkesimah sama saya kalo saya rapih gini"alasan bintang
"Kok bisa repleknya bagus gitu den"kata pak satpam
"Udah ya pak saya mau tidur lagi masih ngantuk nih hoamm....."Kata bintang dengan gestur yang pas tentunya
"Eh sok atuh den"kata pak satpam
Dengan perasaan dongkol ia memasuki rumah dengan kunci cadangan jika kalian bertanya dapat dari mana kunci tersebut
Well jawabanya sangat mudah itu merupakan kunci cadangan yang berhasil ia ambil dari satpam juga art sejak dahulu kemudian ia simpan baik-baik
saat sampai di kamar bintang mulai melepas jaketnya dan diganti dengan piyama sepatu juga diganti dengan sandal
"Huh untung ngak ketahuan "gumam bintang
"anjir kok sesek"keluh bintang sambil memukul dadanya pelan berharap kalau sesaknya akan hilang tapi nihil sesak itu masih menderanya
"Akh....S-sakit"keluh bintang sekarang rambutnya sangat lepek akibat keringat dingin yang sedari tadi terus keluar dengan cepat ia mencari obatnya yang berada di dalam laci lalu meminumnya dengan bantuan air putih yang ada di atas narkas rasa sakitnya pun sedikit berkurang akan tetapi rasa sesaknya masih menghunjam dada kirinya
Harusnya ia mampu menanggung resiko jika melakukan balapan hal ini akan selalu terjadi setelah usai balapan karena sebenarnya angin malam sungguh tidak baik untuk kesehatanya terutama sang jantung
jika saat di arena bintang lebih memilih menahan rasa sakitnya mati-matian agar temanya tidak khawatir padanya dan juga tidak ingin mereka mengetahui penyakitnya ini tapi tidak setelah sampai di kediamanya ia akan mengeluarkan erangan dan juga air mata
"A-abang"kata bintang dengan jalan yang tertatih dan salah tanganya berada di dada ia menuju ke kamar sang sulung tanapa mengetuk pintu ia memasuki kamar sang abang
"Abang.. hiks..hiks"kata bintang berjalan menuju ke ranjang bang Al
dan emang dasarnya bang Al itu gampang bangun beda lagi sama bang raka dan bintang tentunya"hem..loh adek kenapa nagis gitu?ada yang sakit bilang sama abang"kata bang Al panik seketika rasa kantukpun hilang digantikan dengan raut khawatir dan mendekati bintang lalu memeluk tubuh sang adik
"Abang hiks...hiks....Sakit...akh.."tangis bintang dalam dekapan sang abang dengan perlahan bang al melepas dekapanya
"Sebentar dek abang ambil nasa canula dulu"kata bang al lalu dengan cepat ia mengambil alat tersebut di lemari