4. brother

25 3 0
                                    

Zain sudah mengucap syahadat didepan para ustadz yang Levita undang ke villa. Ia tak mau jadi bahan tontonan jika Zain melakukannya di masjid.

Acara berjalan lancar, namun Levita masih kebingungan mencari ustadz yang bisa bahasa inggris. Levita tidak mau mengajar Zain. Selain ilmu Levita yang belum tinggi, mereka adalah lawan jenis yang bisa bahaya jika sering berduaan.

"tuan, saya tidak menemukan ustadz yang bisa berbahasa inggris"

"kenapa tidak kamu saja yang jadi guru saya?"

"tidak bisa tuan, dalam islam ada batasan antar lawan jenis. Saya takut akan jadi fitnah nanti" ucap Levita. Zain berfikir sebentar.

"apa ada aturan seperti itu?"

"tentu, agama kita membahas banyak hal, meludah saja ada adabnya" Zain terseyum, ia jadi senang ketika Levita menyebut kata 'agama kita' .

Zain juga baru mengetahui bahwa banyak aturan dan larangan dalam islam. Levita berkata bahwa itu semua untuk kebaikan kita nanti. Dengan semua aturan itu kita juga tidak akan mati. Dan yang paling ia ingat adalah dalam islam juga melarang pacaran.

Lalu, bagaimana jika akan menikah? Apakah akan langsung dijodohkan seperti nasib Zain?. Levita tidak menjawab, katanya ia harus fokus belajar dasar agama islam dulu. Mengenal huruf hijahiyah, hingga bisa membaca al-qur'an.

"tuan, apa anda keberatan jika guru mengaji anda adalah kakak saya?" tanyanya hati-hati.

"memangnya kakakmu tidak kerja?" gadis itu menggigit bibir, benar juga jika Aby juga punya pekerjaan.

"biar saya telpon dulu"

"assalamualaikum"

"Waalaikumsallam, ada apa atol?"

"hah atol?"

"iya, adik botol"

"Aby...!! Gue aduin bunda lo!" ancam Levita, yang mengundang tawa Aby.

"iyaya adik ku, bilang ke abang mau apa? " jawabnya hiperbolis. Sungguh Levita sudah muak mendengar nya.

"lo ajarin pelanggan gue ngaji ya?"

"hah pelanggan? Lo kerja di pijit plus-plus?" Levita melotot, Aby memang asal dalam bicara.

"sembarangan! Lo tau sendiri adikmu yang cantikkk ini seorang guide papan atas"

"berarti gue ngajarin bule ngaji dong?"

"iya"

"cantik ga?"

"mmm...ganteng" ehh, Levita tidak salah kan? Zain memang tampan.

"dibayar berapa gue?"

"duit lo udah banyak juga By! Lagian ini imbalanya pahala jariyah, bisa dapet syurga lo" bujuk Levita, dengan suara lembut dibuat-buat.

"heem, pinter banget adek gue ngerayu"

"gue ga nemu ustadz yang bisa bahasa inggris By" mohonnya.

"gue juga bukan ustadz Levita!"

"abang gue suka merendah untuk ditampol deh, lo jebolan al-azhar bahasa inggris kita ga beda jauh! Ish abang gue emang terbaekk" percayalah Levita mengatakan itu dengan malas. Ia harus membujuk Aby agar mau mengajari Zain.

"nanti gue bagi 2 deh duit job gue" tambahnya.

"tambahin, lo harus masakin apa aja kalo gue laper"

"oke deal!"

"deal!!"

"kapan waktu belajarnya?"

Guide For Mr.ZainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang