» chapter eleven

28 21 0
                                    

"Bil, Bil, Bil." panggil Mikha berulang kali.

Bilsy yang tengah asik menikmati bakso miliknya  langsung menoleh ke arah gadis yang duduk tepat di hadapannya. "Apa?"

"Bian."

"Iya, kenapa si Bian, Mikha?" tanya Bilsy setelah menghela nafasnya.

"Ganteng 'kan?"

"Biasa aja." jawab Bilsy jujur. Bisa-bisanya Mikha menanyakan pertanyaan yang seperti itu di keadaan Bilsy yang baru saja putus dengan Jayden. Mana putusnya karena terpaksa lagi, 'kan belum ada persiapan buat move on.

"Gantengan Bian atau Jayden?" tanya Mikha lagi.

"Gak ada." jawab Bilsy di mulut, kalau di hati dia jawabnya jelas Jaydenlah yang paling ganteng.

"Bilang aja Jayden. Dasar tukang bohong." tuding Mikha sambil menunjuk Bilsy.

"Ya, kalo tau ngapain nanya, Mikha."

Mikha tertawa kecil. "Belum move on dari Jayden?"

"Gila, ya, belumlah. Putusnya aja karena terpaksa. Gimana juga mau move on secepat itu. Gue juga gak mau kali stuck di perasaan ini mulu. Kalau diinget-inget juga sakit banget." curahan hati Bilsy mulai terungkap.

"Balikan aja." kata Mikha asal.

"Gak bisa, Kha. Gue sama Jayden itu sama-sama serius ngejalanin hubungan. Suatu saat kita berdua juga bakalan butuh restu dari orangtua. Lo tau sendiri 'kan, gimana Mama gue? Memangnya dia masih mau nerima Jayden setelah dia tau kalau gue sama Jayden pacaran diam-diam?"

"Oh, yaudah, nanti aja waktu Mama lo udah meninggal baru lo nikah sama Jayden." usulan dari Mikha memang benar-benar tidak ada yang berguna untuk Bilsy.

"Mending lo diem, Kha. Makan aja tuh bakso." kata Bilsy dengan senyum terpaksa.

๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ──── ⋆˚₊⋆ ๑

Jika Bilsy menghabiskan waktu istirahatnya makan berdua dengan Mikha di kantin, maka lain hal dengan Jayden. Lelaki itu sibuk berbicara di kelas berdua dengan Sira.

"Jadi, lo udah putus sama Bilsy?" pertanyaan yang terlontar dari Sira direspon dengan anggukan oleh Jayden.

"Lo masih sayang sama dia?"

Jayden tertawa kecil. "Mana mungkin perasaan gue buat Bilsy hilang secepat itu, Ra. Aneh lo."

"Bisa aja." kata Sira pelan tapi masih bisa di dengar oleh Jayden.

"Ya?"

Sira berdehem. "Maksud gue bisa aja lo hilangin perasaan lo buat Bilsy."

"Mungkin bisa tapi susah. Gak semudah yang lo bayangin. Gue sayang banget sama Bilsy. Kenal sama dia aja udah jadi salah satu alasan gue bersyukur disini." Jayden tersenyum tipis mengatakannya. Bayang-bayang kebersamaan dirinya dengan Bilsy muncul di benak lelaki itu. Ketika Jayden bersama dengan Bilsy, disaat itu juga Jayden berharap bahwa Tuhan mau membekukan waktu walau sejenak. Jayden ingin lebih lama lagi bersama dengan gadis itu.

Tidak apa-apa 'kan Sira merasa sakit? Tidak Jayden saja yang sulit jika perihal melupakan, Sira juga. Bedanya, Sira berusaha melupakan lelaki yang sama sekali tidak mempunyai rasa apapun kepadanya. Mungkin ada, tapi hanya rasa sebagai teman. Bagi Sira, itu mungkin tidak cukup. Akalnya akan terus memaksa untuk melupakan tapi hati Sira menolak. Seolah-olah suatu saat nanti Jayden akan melihat ke arahnya.

Tapi, kapan? Suatu saat nanti itu kapan? Apa ada atau hal tersebut hanya sebatas khayalan belaka dari Sira?

"Coba sama gue." dengan penuh keberanian, Sira dengan percaya diri mengatakan kalimat tersebut.

"Maksud lo?"

"Coba sama gue, Jayden. Pacaran sama gue. Mungkin kalau pacaran sama gue, lo bisa ngelupain Bilsy. Mungkin bakalan susah tapi gak ada salahnya dicoba 'kan?"

"Sira, gu ─ "

Sira menyela ucapan Jayden yang bahkan belum selesai, "Gue masih suka sama lo Jayden. Kalau lo susah ngelupain Bilsy, gue juga susah buat ngelupain lo. Jadi, gak ada salahnya 'kan? Lo sama Bilsy juga udah putus. Berarti, gak ada yang salah sama yang gue lakuin ini."

Gadis itu kembali melanjutkan, "Mungkin selama ini gue berusaha buat ngelupain lo bukan karna gue bener-bener mau tapi karna terpaksa. Dan jujur, gue gagal. Sampai detik ini, gue masih suka sama lo, gue masih ada rasa sama lo, Jayden. Hubungan lo sama Bilsy yang maksa gue buat keep perasaan ini sendiri."

Jayden tidak bisa berkata-kata. Pengakuan Sira yang terlalu tiba-tiba membuat lidahnya kelu. Tatapan tidak menyangka Jayden tujukan teruntuk gadis di sampingnya.

Karna Jayden kira, rasa Sira untuk dirinya sudah hilang sejak dia dan Bilsy berpacaran. Ternyata Jayden salah, hubungannya dan Bilsy tidak mampu menghentikan rasa suka Sira kepada dirinya.

Lantas sekarang, apa yang harus Jayden lakukan? Menerima Sira untuk mencoba melupakan Bilsy atau menolak dan tetap terjebak di perasaan yang hanya akan terus memunculkan rasa sakit?

๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ──── ⋆˚₊⋆ ๑

HALOOO 👋🏻👋🏻👋🏻  LONG TIME NO
SEE LOVEEE NNSJSHSH I MISS Y'ALL
SO MUCH 🤕💐💐💗

karna tugas dan jadwal sekula aku
jadi ga sempat buat update
huhuu T__T

terimakasi karena masih tetap berada
di cerita ini 🤩 tolong koreksi akuu
kalau ada yang typo or something
wrong yaaa ^ 0 ^ thanks a bunch! 💟

see u soon in next part and
papayyy everyone 🙇🏻‍♀️💝

❝ select one ❞ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang