Suara kendaraan terdengar lalu lalang didepan sekolah menengah pertama yang dipenuhi anak SD pendaftar baru.
Di masing-masing pinggir jalan yang tak terlalu luas itu terdapat 2 orang anak yang berdiri tanpa saling kenal.
Ketika kendaraan mulai sepi, mereka berdua melangkah berlawanan arah diatas zebra cross depan sekolah.
Salah satu anak terlihat setinggi 165cm, membuat orang-orang yang melihatnya terpukau. sedangkan satu anak lagi memiliki tinggi 150cm yang terlihat begitu imut.Beberapa menit setelahnya. Salah seorang siswa mulai memasuki gerbang sekolah, tanpa dia sadari seseorang menghampiri nya.
"Xue kamu liat nggak tadi?! Cewek tinggi yang lewat disamping mu, gila anggun banget cara jalannya" Ucap Kiki sambil menggandeng bahu Xue
"Enggak ah biasa aja, malah kek tiang. Nggak bagus jadi cewek terlalu tinggi, susah nyari jodoh" jawab Xue cuek
"Yelah lu nggak asik ih diajak ghibah" ucap Kiki sedikit kecewa
"Bodo amat" jawab Xue dingin
-LAPANGAN SEKOLAH
Seluruh siswa pendaftar baru mulai berkumpul di lapangan sekolah, semua anak berbaris sesuai ruangan yang telah dibagi beberapa hari lalu sebelum memulai orientasi siswa.
Beberapa anak mulai terlihat tegang karena takut akan mendapat kelas A atau sebaliknya, sedangkan lebih banyak anak tidak peduli dengan hal itu.
Contohnya saja, seorang anak cewek yang bergaya tomboy tapi tetap terlihat seperti seorang perempuan karena rambut panjang nya, rambutnya diikat tak karuan asal dia tak merasa panas, pedulinya hanya menghindari matahari dan berdoa segera masuk ruangan agar tidak terus dijemur dipagi hari.
Disisi lain, terdapat seorang anak yang terlihat begitu feminim. Dengan hati penuh keyakinan dirinya akan masuk kelas A, karena dia tentu benci kebodohan. Berbeda dari siswa lainnya, dia tidak terganggu dengan terik matahari melainkan terganggu riuhnya anak-anak sekolah.
Salah seorang dari orang tua mulai berdiri diloby, sepertinya dia seorang perwakilan guru untuk membagi kelas siswa baru ini. Ketika dia mulai bicara semua siswa perlahan mulai diam dan menunggu giliran untuk mendapat pembagian kelas.
Seperti biasanya, kelas A adalah kelas awal yang di bagi sebab berisi orang-orang pilihan. Beberapa siswa sudah dipanggil sebagai penghuni kelas A, ada beberapa yang senang dan beberapa yang kaget seperti tak percaya diri.
Ketika nama Xin dipanggil semua siswa mulai menengok kearah nya seperti berkata 'selamat kamu masuk kelas A', namun sepertinya Xin terkejut tapi tetap menunjukkan sikap percaya diri.
Disisi lain Xue terlihat begitu gelisah sebab namanya tak kunjung dipanggil. "Nggak! Aku harus optimis, bisa aja aku murid istimewa makannya di sebut terakhir" Ucapnya dengan badan penuh keringat
Beberapa menit sudah terlewat dan nama Xue masih saja belum dipanggil. Hingga nama terakhir disebut, akhirnya nama Xue dipanggil dan membuat dia terlihat begitu bahagia sambil berteriak.
Mendengar suara teriakan yang cukup keras, Xin ikut berbalik kearah Xue, menatap nya dari arah yang tak cukup jauh sehingga bisa menikmati wajah manis bahagia milik Xue.
Xin sedikit tak asing dengan muka itu, seorang remaja dengan lesung pipi dan gigi gingsul bertubuh pendek yang dia tatap itu sepertinya sudah pernah dia lihat, dan kali ini bisa menggoyang kan hatinya, entahlah hanya sebuah rasa kagum dengan kemanisan nya.
-KELAS
Semua siswa pendaftar baru sudah memasuki ruangannya masing-masing dan mulai mencari pasangan duduk. Xue tentunya mengambil tempat paling depan bersama Mohan sedangkan Xin mengambil tempat duduk paling belakang karena sadar tinggi badannya.
Seorang Kaka senior mulai membuka sesi bermain sambil menunggu wali kelas A. Salah satu siswa mengusulkan untuk bermain adu gombal tapi salah satu senior menolak karena bisa-bisa nanti ada yang cinlok, tak kehabisan akal siswa itu kembali mengusulkan jika yang bermain adu gombal hanya sejenis saja.
Dan akhirnya usul itu diterima. Seorang senior yang sudah tertarik sejak awal kepada Xin mulai menunjuknya untuk maju dan menarik tangan Xue yang merupakan adik kelasnya disekolah sebelumnya.
Mereka berdua pun berdiri dihadapan anak-anak kelas A yang terlihat cukup antusias menikmati adu gombal pertama ini. Salah satu senior mulai membacakan aturannya, dimana seseorang yang tidak mampu membalas akan kalah. Sedangkan Xin dan Xue terlihat canggung.
-
Dengan kepercayaan diri Xue memulai gombalannya dan mencoba hal yang biasa diawal. "Boleh kenalan? Namamu siapa? Aku Kong Xueer, panggil saja Xue" ucapnya sambil tersenyum manis memamerkan lesung pipinya
Semua siswa mulai heboh, terlebih lagi Siswa laki-laki yang coba mendekati Xue tapi sikap cueknya terlalu dingin.
Tak sampai semenit, Xin langsung membalas perkenalan itu. "Ah aku Xin, Liu Xin. Sepertinya kita jodoh, nama kita bisa menjadi nama anak kita jika disatukan. Kong Liu XiXu, itu nama yang unik" ucapnya sambil bersikap keren
Xue yang berniat menggombal deluan terlihat mulai malu dengan ucapan Xin. Tapi dia tidak ingin kalah dan langsung melontarkan gombalannya.
"Oh, Xin. Aku pikir nama kamu Tatang, biar enak kalau dipanggil Tayang. Eh... Enggak! Bukan... Bukan gitu, maksudnya gini. Hhmmm kamu tau mengapa Tuhan mempertemukan kita disini? Itu karena Tuhan ingin kita saling melengkapi rasa sepi" ucapnya dengan muka yang mulai memerah, sedangkan Xin hanya tersenyum heran
Seketika satu kelas heboh, ada beberapa yang baper dan beberapa pula tak rela Xue berkata begitu.
Tak butuh waktu lama Xin langsung membalas gombalan itu. "Xueer! Andai saja kamu tau, aku sudah memperhatikan senyum manismu sejak tadi. Kau pasti tidak sadar kalau Tuhan menugaskan mu untuk membagi senyum itu padaku. Sejujurnya aku tidak pernah merasa sepi, hanya saja ketika menatap mu seperti ini aku jadi tidak ingin pergi" ucap Xin dengan yakin atas gombalannya
Mendengar gombalan itu Xueer terdiam, sedikit cukup lama. Sepertinya menahan rasa malu sambil berfikir gombalan selanjutnya.
Tiba-tiba saja dia menarik tangan Xin, sambil menghayati dia berkata. "Aku ingin kamu tau, Xin. Ketika senja mulai tenggelam, maka pagi akan hadir menopangnya. Argh... Intinya itu, aku adalah pelengkap hidupmu" ucap Xue sambil menunduk menyembunyikan muka merahnya.
Seketika Seisi kelas terasa begitu panas, adu gombal yang dikira bercanda kini semakin serius. Tak ada seorang senior pun yang menghentikan, hanya antusias siswa yang menunggu balasan Xin terlihat jelas.
Xin sepertinya mulai malu, dia tersenyum kaku tapi tetap manis. Menunduk kebawah dan melihat Xue yang juga menunduk, tanpa keraguan Xin menggenggam kedua tangan Xueer dan mengangkat kepalanya. Tanpa disangka mereka justru saling menatap tanpa sepata katapun.
Seperti ada banyak arti didalam kedua bola mata itu, Xin tidak ingin terjebak dan akhirnya membuka suara.
"Bisakah kau melihat ku?! Sebentar saja, jangan membelakangi ku dengan menunduk. Hhmmm, kita mungkin tidak bisa bersatu layaknya senja dan pagi karena terpisahkan malam. Tapi aku akan selalu menantimu diujung samudra. Sekali saja, kuharap Tuhan mempersatukan kita, jadi aku mohon menengoklah sesekali kearahku" Ucap Xin mencoba sepuitis mungkin
Mendengar itu, Seisi kelas langsung heboh. ada yang pura-pura pingsan, ada terlihat iri dan beberapa merasa jijik. Menyadari situasi yang tidak terkontrol, beberapa senior mulai menenangkan situasi kelas hingga tiba-tiba wali kelas A masuk kedalam ruang.
Seketika Xueer langsung menarik tangannya dan berbalik badan, sedangkan Xin tetap terlihat biasa saja dengan muka datarnya.
Beberapa menit kemudian, semua drama tadi berakhir digantikan situasi tegang Siswa kelas A baru. Sepertinya hari ini akan menjadi waktu perkenalan yang panjang antara siswa dan wali kelasnya.
Hanya satu hal yang pasti. Adegan drama yang diluar batas tadi terjadi tanpa sengaja, tanpa diduga, sepertinya akan menjadi kenangan yang indah.
*
*
*
*
*Hallo guys 🤗😘
--Sebelum aku mau bilang terima kasih sudah mau baca walau ceritanya agak random dan pastinya abstrak.
--Sejujurnya aku tidak niat buat cerita ini 🙂 hanya saja sudah berjanji jadi harus ditepati 😊
--Mungkin ceritanya agak over tapi aku harap kalian bisa meninggalkan saran yang baikSo Thanks ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
~ About You, Baobei ~
De TodoNO SPOILER "Xue katakan padaku mengapa seseorang begitu sulit untuk mengungkapkan isi hatinya?" Tanya Xin "hhmmm artinya dia seorang pecundang" Jawab Xue seadanya "Bagaimana kalau ternyata perasaannya di tolak?" Ucap Xin penasaran "Aku bangga padan...