Xin terbaring lemas diatas kasur kamarnya. Sesekali dia menggigil karena kedinginan Sampai panasnya naik turun. Beberapa hari Xin izin sekolah akibat tubuhnya yang tidak mampu untuk bangun dari tempat tidur, bahkan sudah lewat tiga hari dia tak kunjung sembuh.
Situasi sekolah memang tak berubah sama sekali, tapi berbeda dengan suasana hati Xue. Di merasa sedikit kesepian tanpa perhatian Xin. Sejujurnya dia sangat ingin menjenguk Xin, hanya saja dia seperti sakit hati karena Xin membiarkan orang lain yang deluan menjenguknya.
-
Kemarin beberapa teman sekelas Xin berkunjung kerumahnya, mereka tak mengajak Xue karena ada urusan pribadi katanya, walau info itu dari Kiki tapi mereka yakin dengan ucapan itu sebab Kiki orang terdekat Xue. Saking ramainya rumah Xin dengan teman sekelasnya, dia seperti tak ingin bangun.
Untung nya Xin tidak melihat kehadiran Xue. Xin benci terlihat lemah dihadapan teman-temannya terlebih lagi itu adalah Xue. Rasanya harga diri seperti terjatuh dari tempat tinggi dan susah untuk mengembalikan nya keatas lagi.
-RUMAH XIN
Entah keberanian dari mana, Xue memutuskan untuk mengunjungi Xin sendirian. Padahal dia sama sekali tidak pernah kerumah Xin apalagi dekat dengan orang tuanya. Dengan keberanian penuh Xue mengetuk pintu rumah Xin, sayangnya tidak ada seorang pun yang menjawab.
Tak pantang menyerah Xue kembali mengetuk pintu rumah Xin, bahkan kali ini lebih keras dan berteriak-teriak. Tiba-tiba Xin muncul dibalik pintu dengan muka lemas menggunakan jaket, kaos kaki, tapi celana pendek dengan rambut tak karuan.
Xue sedikit terkejut melihat Xin yang selama ini keren sekarang terlihat seperti kehilangan nyawa. Saking pusingnya Xin langsung pingsan dan terjatuh dilantai, Xueer pun langsung masuk tanpa izin dan mencoba menyadarkan Xin. Beberapa kali Xue mencoba menepuk pipi Xin barulah dia terbangun, kemudian Xue membantunya berjalan kekamar.
-
Xin terlihat begitu lemas, mukanya pucat, bahkan Xue sampai ingin menangis. "Xin kenapa sih jadi gini? Masih sakit yah kepalanya" Ucap Xue lembut khas manjanya
"Aku belum makan, baru bangun, lagi mager gerak kedapur ambil makan. Jadi baring aja dulu, hah hah" ucap Xin dengan nada bercanda tapi terdengar lemas
"Jadi kamu belum makan? Kenapa sih??? Ini jam berapa??? Seharusnya kamu udah makan siang!" Ucap Xue tiba-tiba sedikit berteriak dan menekan ucapannya
"Jangan marah Xueer. Aku nggak papa kok, cuman lemas" ucap Xin sambil mencoba bangun dan mengambil tangan Xue
Mendengar kalimat itu, Xue tak sanggup, dia sepertinya terharu hingga ingin menangis, 'karena aku Xin jadi sakit kan' batinnya. Tapi tentunya Xue tak selemah itu, dia menyuruh Xin untuk berbaring lalu mulai kedapur untuk memasak bubur. Walau tak pernah kerumah ini sebelumnya, tapi Xue sering berada di dapur jika dirumahnya jadi dia tak kebingungan lagi untuk mencari bahan yang dibutuhkan.
-
Selesai memasak, Xue langsung menuju kamar Xin sambil membawa bubur dan segelas air.
"Xin kamu tidur?" Tanya Xue
"Nggak, cuman nutup mata" Jawab Xin bercanda
"Sama aja. Ayo buka matanya aku suapin makan bubur" Bujuk Xue
"Sini buburnya, aku bisa makan sendiri. Nggak enak juga kalau kamu suapin" tolak Xin
Sejujurnya Xin sangat ingin disuapi Xueer terlebih lagi badannya yang terasa begitu lemas, tapi harga dirinya harus dipertahankan apalagi didepan Xue.
"Xin aku nggak pernah bandel loh sama kamu. Jadi kamu nggak boleh bandel juga sama aku, apalagi sakit gini" ucap Xue selembut mungkin sambil membujuk
![](https://img.wattpad.com/cover/230047630-288-k648736.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
~ About You, Baobei ~
CasualeNO SPOILER "Xue katakan padaku mengapa seseorang begitu sulit untuk mengungkapkan isi hatinya?" Tanya Xin "hhmmm artinya dia seorang pecundang" Jawab Xue seadanya "Bagaimana kalau ternyata perasaannya di tolak?" Ucap Xin penasaran "Aku bangga padan...