A

1.8K 19 2
                                    

Kitchen, KaiAra's House

"Kau tak makan?" pertanyaan dari Jong In langsung masuk ke dalam telinga Ara, wanita itu baru saja mengambil buah apel dari dalam kulkas. Ia refleks menggeleng dan menggigit apel itu setelah ia mencucinya dahulu.

"Aku bisa makan nanti," ucapnya. Ia melirik jam dinding. Menghela napas. Mungkin untuk laki-laki yang sedang duduk di hadapan meja makan itu waktu berjalan cepat, tapi tidak untuknya. Karena Ara memutuskan untuk meliburkan diri selama seminggu dari pekerjaannya. Baru dua hari ia libur dan tak menari ballet, tapi ia merindukannya. Ia menghela napas lagi lalu memakan buah apel itu setelah duduk di hadapan Jongin.

Ia menatap laki-laki di hadapannya itu dengan diam. Jongin yang merasa dipandangi pun berhenti mengunyah makanannya dan mendongak. Menatap Ara kembali.

"Ada yang ingin kau katakan?" Ia melanjutkan makannya lagi, dan juga menanti jawaban dari istrinya itu.

Ara mengangkat bahu pelan, sebenarnya banyak sekali yang ingin ia tanyakan. Tentang Jongin yang akhir-akhir ini sepertinya sangat sibuk, dan tentang kecurigaannya kepada Jinkyung. Ara menggigit ujung jarinya pelan.

"Ara-ya, aku tahu ada yang sedang kau pikirkan. Katakanlah padaku." jelas Jongin, menatap intens Ara yang menurutnya sedang berpikir itu.

Ara menggeleng pelan lalu tersenyum tipis. "Tidak ada. Jika itu ada, pasti hanya masalah kecil." Ia menatap Jongin dengan penuh kasih sayang. Seperti mengatakan pada laki-laki itu bahwa ia sangat mencintainya.

"Eomma~!"

"Eo, sebentar Jongin-ah." Ketika suara teriakan Joo -Anak laki-laki pertama mereka- terdengar Ara langsung membuang apel yang tinggal sedikit itu ke tong sampah, mencuci tangannya dan segera lari ke lantai atas, ke kamar Joo. Ia tahu, sekarang Joo terbangun dan menangis. Selalu seperti ini, Joo baru berumur satu tahun lebih beberapa bulan.

***

Joo's Room, KaiAra's House

Begitu sampai, Ara langsung menggendong Joo dari tempat tidur bayi berwarna putih susu itu. Ia mengusap pelan kepala Joo sambil menenangkannya supaya tak menangis lagi. Ia mencium pelan pipi Joo.

Beberapa menit kemudian Joo berhenti menangis dan menatap Ara dengan tatapan polos. Ia memainkan jari telunjuk Ara dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Eo, pangeran eomma ingin minum susu?" Ara segera mengambil botol susu Joo yang sudah kosong di tempat tidur dan turun ke bawah untuk membuat susu.

"Kajja, kita minum susu." ajaknya. Begitu ia melewati kamarnya, Ara mendengar ponselnya berbunyi. Ia menghela napas, lalu masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan yang entah dari siapa itu.

'Tiffany's Eomma'

"Eo, Tiff-Astaga!" Ara yang fokus kepada layar ponselnya itu tak sengaja hampir terpeleset dari tangga, untung saja ia langsung memegang pegangan tangga dan Jongin yang kebetulan melihatnya langsung memegang lengan Ara.

"Eomma, hati-hati!" Jongin menatap Ara dan Joo dengan tatapan khawatir, tapi istrinya itu hanya menyengir kecil. Ia pun mengangkat panggilannya itu setelah menaruh Joo di kursi khusus bayi.

"Ne, eomma?" Jongin mengambil jas yang ia sampirkan di kursi makan dan mencium pipi lalu kening Joo.

"Jangan lupa memberi Joo makan, Ara-ya." ucap Jongin. Ara mengangguk dan masih mengobrol dengan ibu tirinya itu sambil membuat susu untuk Joo.

"Eomma, jika kau melakukannya sekaligus seperti itu nanti-"

"Aw!"

"Baru juga ingin mengatakannya." Jongin buru-buru mengancingkan jas yang ia pakai lalu menghampiri Ara, wanita itu tak sengaja menumpahkan air panas ke tangannya.

KAIARA | SWEETEST NIGHT (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang