S E N A N D I K A
.
.
.
Apa aku yang terlalu berharap? Sampai Allah menyadarkan aku untuk menghapus perasaan yang selama ini aku pendam.Flashback Haikal
Sosok yang dulu pernah menghiasi setiap sudut bibirnya, membuat ia selalu tersenyum. Mengenalnya satu anugerah terindah dari Tuhan. Parasnya senantiasa memikat hati Haikal, kemudian seakan-akan Tuhan menyatukan mereka kembali. Lewat ketidaksengajaan itu.🌷🌷🌷
Terparkir mobil merah sport di depan pekarangan rumah Hameeza. Bunyi klakson dua kali mengisyaratkan penghuni rumah.
"Teh, itu sepertinya teman teh ica" seru Bi Ida pembantu rumah.
Hameeza sedang sibuk mengenakan hijab, terpaksa berhenti dan menemui bi Ida di depan pintu kamar. Hari ini ia sangat cantik dengan balutan hijab warna peach yang senada dengan gamis berwarna pink tua kecoklatan.
"Siapa bi?"
"Enggak tahu atuh, dari tadi bibi denger suara klakson berkali-kali. mungkin itu temen teteh"
"Oh iya bi, nanti saya turun"
"Iya teh, permisi dulu atuh" tutur bi Ida kembali ke dapur.Tumben sekali, siapa ya? gumamnya dalam hati.
Entah sudah berapa kali suara klakson berbunyi. Seseorang rupanya mulai gusar menunggu.
Hameeza melangkahkan kaki menuju mobil sedan, setengah memicingkan mata, terlihat sosok lelaki keluar dari mobil mengenakan jaket warna hijau tai kuda, penampilannya cukup rapi.
Lelaki itu memandangnya dari bawah hingga ke atas kepala, "Cantik" cukup satu kata itu yang ia simpul kan.
Deg.
"Silakan masuk" tutur lelaki itu mempersilakannya masuk mobil.
Tatapan Hameeza berubah nanap. Dia, lelaki yang menemuinya kemarin di kafe?
Bagaimana bisa dia tahu rumahku? Siapa yang telah memberitahunya? Apa dia membuntutiku pulang kemarin?
Astagfirullah Segera Hameeza mengalihkan pandangan dan pergi melewati Haikal. Pikirannya selalu saja berprasangka buruk.
Haikal mengedipkan mata berkali-kali, "hei! hei! aku menyuruhmu masuk mobil! Apa ada yang salah dengan penampilan ku?" ucapnya sambil mengusap muka.
"Kenapa dia bisa-bisanya menolak tawaran orang tampan?"
Segera Haikal mengendarai mobil, mengejarnya dan berhasil membersamai langkah kaki wanita itu.
"Hei aku menawarkan hal baik padamu, kamu mau kan aku antar ke kampus?"
Seperti berbicara dengan patung berjalan, Hameeza tak akan menjawab pertanyaan itu. Sekalipun ia menjawab, pasti jawabannya 'tidak'.
Haikal bersikukuh, "Apa kamu yakin tidak mau berangkat bersama ku? Cuaca saat ini sangat panas. Lagian kau tidak akan sampai-sampai menuju kampus dengan berjalan."
Hameeza tolong bersabarlah.
"Kau terlihat sangat cantik hari ini. Kau memang selalu begitu" - Haikal.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA [HIATUS]
Espiritual⚠WARNING!⚠ Usahakan membaca di tempat yg nyaman, relung kan, hayati setiap kalimat. Based on true story, tapi kebanyakan alur fiksi. Selamat menikmati~ S I N O P S I S Sekenario Allah yang mutlak termaktub dalam kitab lauh mahfudz. Mengukir perjalan...