S E N A N D I K A
.
.
.Hameeza mengalami tekanan batin yang cukup serius, banyak pikiran, ditambah aktivitas yang padat, waktu istirahat pun kurang, semua ini memicu pada risiko kesehatannya.
"Mungkin untuk selanjutnya, Hameeza bisa lebih memanage waktu. Lebih terbuka soal masalah, jangan membebani diri sendiri, jika memang itu perlu didiskusikan, mengapa tidak? ini semua demi kesehatan Hameeza."
Kurang lebih begitu penuturan dari dokter sebelum akhirnya Hameeza memutuskan untuk pulang hari ini.Disini sudah ada Idah, dan Khaleed. Dari awal pertemuan waktu itu, sampai saat ini semua biaya ditanggung oleh Khaleed, tanpa ada persetujuan terlebih dahulu. Hameeza merasa dirinya telah banyak direpotkan.
Ia menatap beberapa detik saja. Ketika terciduk oleh tatapan Khaleed, sejurus ia memalingkan pandangan. Sungguh ia bingung harus membalas budi seperti apa.
***"Terimakasih," jawab asisten apoteker itu menerima uang di atas lemari etalase. Hameeza cukup mengangguk dan tersenyum etis.
Entah kenapa, wanita itu terlihat kaku melihat Khaleed. Tersimpul jelas oleh tingkah lakunya, "Ma-mas nya ini, suami mbak-nya?" tanyanya sok tahu.
Kerap kali pertanyaan itu selalu muncul, entah terdengar seperti singgungan atau pujian. Khaleed mulai jengkel menghadapi pertanyaan itu kembali.
"Maaf, bukan."
Asisten apoteker itu menanggapi dengan antusias, "Oh iya mas? maaf saya pikir begitu hehe."
"Kenapa mba bisa berpikir seperti itu?" Khaleed bertanya balik.
"Katanya jodoh itu cerminan diri sendiri, wajah mas sama mba-nya ini mirip ketika disandingkan."
"Hhh." Khaleed menggurat senyuman getir. Diam-diam Hameeza pun ikut tersenyum, atas penuturan wanita itu yang perlu sedikit di evaluasi.
🌷🌷🌷
"Iya mas, ada yang bisa saya bantu?"
Haikal bingung harus menjawab seperti apa pertanyaan dari resepsionis tersebut. Yang jelas ia sekarang sedang mencari wanita yang dimaksud."Atas nama siapa?"
Pertanyaan ini yang ia khawatirkan. Terdiam seketika, dengan resah berusaha mengingat gadis itu.
"Yang saya tahu, dia pake baju rok panjang warna coklat tua."
Terlalu rumit bagi resepsionis itu untuk mengingat. Pasalnya di dalam buku riwayat pasien, tidak ada istilah penjabaran ciri-ciri pasien rumah sakit.
Ini benar-benar membingungkan."Kalau tak salah dia juga pake-" Haikal berusaha menjelaskan wanita itu yang memakai sesuatu di atas kepalanya.
"Wig?" Resepsionis itu berusaha menjawab.
"No!" kembali Haikal menjelaskan dengan gestur, "Yang dipake diatas kepala, kain yang panjang."
"Selendang?" jawabannya masih salah. Mendadak menjadi ajang cerdas cermat baginya.
"Jilbab?"
"Y-ya bisa jadi."
Percuma saja Itu semua tidak membantu sama sekali. Ini sudah 2 rumah sakit yang ia kunjungi. Sebelumnya dia tak sempat menanyakan pada Zahra, keberadaan wanita yang dimaksud---Hameeza. Mengharuskan ia mencari ke setiap rumah sakit di daerah Bandung barat.
![](https://img.wattpad.com/cover/228963987-288-k912160.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA [HIATUS]
Spiritual⚠WARNING!⚠ Usahakan membaca di tempat yg nyaman, relung kan, hayati setiap kalimat. Based on true story, tapi kebanyakan alur fiksi. Selamat menikmati~ S I N O P S I S Sekenario Allah yang mutlak termaktub dalam kitab lauh mahfudz. Mengukir perjalan...