[3]. PART 2

39 12 8
                                        

S E N A N D I K A
.
.

Lelaki berhak memilih, dan wanita juga di beri keistimewaan untuk menetapkan keputusan, antara menolak atau menerima.

Flashback

"Aku akan antar kamu pulang" Haikal bersikukuh.

Gadis itu tidak akan sudi menerima tawaran dari lelaki yang baru ia temui.

"HEI JANGAN PERGI!" teriak Haikal melihat kepergian wanita yang dimaksud.

"DINDA!  APAKAH KAU TAK INGAT AKU? APAKAH KAU LUPA? ATAU PURA-PURA LUPA? "

Kenapa dia bersikap dingin? Apa dia bukan Dinda? Tapi wajahnya sangat persis. Aaah dia berbeda. Bagaimana pun caranya aku akan terus mengejar perempuan itu. Terus sampai aku mendapatkan Dinda kembali.

Haikal membuntuti kepergian Hameeza.

🌷🌷🌷

Suatu kenikmatan dan kemudahan dari Sang Pencipta, Hameeza mendapati beasiswa bidik misi. Dari 1500 peserta yang mengajukan. Dengan izin Allah, Hameeza termasuk orang yang beruntung memperoleh beasiswa tersebut. Maka dari itu Hameeza selalu mengingat  dan bersyukur setiap waktu. Memang sepatutnya seorang muslim memperlibatkan Allah dalam setiap perkara.

Hameeza menatap lurus seorang perempuan tinggi mengenakan baju gamis warna biru dongker sedang sibuk dengan ponselnya, ia sepertinya ingin menyebrang jalan. Tapi dia tak memerhatikan sekitar? Lalu lalang kendaraan sedang ramai. Namun perempuan itu tidak berhenti berjalan, melangkahkan kaki terus hingga sebuah sepeda motor melaju cepat dari arah utara.

Keberadaannya lurus dengan Hameeza, ia berlari dan menarik lengan perempuan itu mundur. Tepat sekali, hampir sepeda motor itu menyerempetnya.

Astagfirullah ucap perempuan itu kaget. Ketika dua pasang mata saling bertemu. Hameeza sepertinya mengenal dekat perempuan cantik ini.  Iya tentu saja.

"Karima?" Tutur Hameeza dengan bahasa isyarat.

Perempuan itu tersadar, "Hameeza? Icaaa?" Mata wanita itu berbinar. "Ya Allah..." Karima langsung memeluk erat Hameeza.

"Aduh ca, makasih banyak, untung ada kamu, bisa-bisa nanti aku tertabrak motor."

"hmmm sama-sama"

Tak sangka ia bisa bertemu disini. Sudah lama sekali sejak kelulusan SMA dulu di pondok pesantren Ishlahul Ummah Tasikmalaya. Dia ini salah satu teman dekatnya Hameeza.

"Aku kangen banget ca, udah lama kita enggak ketemu" Karima tersenyum tulus dalam dekapan seketika. Hameeza membalasnya dan mengangguk. Setelah itu melepas pelukannya, karena mereka sadar ini jalanan umum.

Hameeza masih tak menyangka, bumi terlalu sempit rupanya.

Setelah menemukan tempat aman, yaitu di pelataran masjid kampus. Karima membuka pembicaraan.

"Ca, kamu kuliah dimana?" Rupanya ia  belum mengetahui.

"Aku disini" jawab Hameeza singkat.

"MasyaAllah, aku enggak pernah liat kamu sebelumnya."  Tutur Karima tak pernah menyangka. "Kamu  jadi masuk jurusan sastra Indonesia?"

"aku masuk pendidikan Matematika"  lihai tangan Hameeza menggerakan bahasa isyarat.

Seolah Karima tahu. Memang kebiasaan dulu Hameeza sering sekali menulis puisi ataupun cerita, keinginannya menjadi seorang penulis buku Best seller.

SENANDIKA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang