[7]. PART 5

30 9 10
                                    

S E N A N D I K A
.

.
.


Haikal termenung memikirkan seseorang. Ragu antara harus melupakan atau melanjutkan perjalanan kisah asmara baru yang sempat kandas.

"Lu serius Kal, mau pacaran sama dia?"
"Iya. tapi... gua enggak yakin."
"Kenapa?"
"Dia BISU"
"Ha? Bisu? Jadi cewe itu bisu?"

Haikal mengangguk.

"Dia aja enggak bisa jawab omongan lu, apalagi jawab perasaan lu"

"Kalau gua sih ok ok aja, tapi gua juga enggak setuju kalau dia beda. Maksudnya beda agama. Gimana mau jalanin hubungan kalau beda pemahaman." Celetuk salah satu temannya yang lain.

"Hmm gitu ya?" Haikal meragukan.

"Gini deh, lu ngejar-ngejar cewe itu cuma gara-gara mirip sama Dinda?"
"Bukan berarti dia bisa sama nerima lu, kan?"
"Udah deh mending lupain aja. Jangan mainin perasaan cewe! Kasian anak orang!"

"Gua enggak pernah main-main gua serius."

"Yah terserah lah, kita mah dukung keptusan akhir nanti"
"Yaudah kita cabut dulu," tutur teman-temannya sambil menepuk-nepuk bahu Haikal dan berlalu pergi.

Gua sadar dia bukan Dinda, tapi kenapa ya kalau lagi deket sama dia, hati gua berasa adem. - Haikal

🌷🌷🌷

Ruang rapat LDK

Khaleed terlihat sibuk dengan laptop nya. Begitupun yang lain fokus dengan kegiatan masing-masing.

Salah satu proker (program kerja) dari lembaga dakwah kampus saat ini, mengadakan kegiatan sosial yang terus berlanjut dari angkatan sebelumnya.
Membuka madrasah gratis khusus bagi anak-anak penyandang disabilitas.

Sang Ketua 'Khaleed' memang pandai mengukir sejarah. Dari semenjak SMP nya dulu sampai saat ini, ia selalu berkecimpung dalam kegiatan positif. Sederet jabatan ketua ia pernah akui.

Pemimpin yang penuh karismatik untuk dijadikan pendamping hidup. Imam yang baik bagi keluarganya kelak. Entah siapa perempuan yang beruntung mendapatkan lelaki se-pamor Khaleed. *author auto daftar ya;)

"Oh iya, gimana perkembangan temen kamu itu, dia setuju masuk LDK?" Khaleed mengawali pembicaraan.

" 'Afwan kak, aku baru sempat  tawarin tentang mengajar di madrasah." Karima terus terang.

"Terus jawabannya?"
"Masih dipikirkan"

Menghela nafas sejenak, Khaleed tiba-tiba memikirkan Zahra yang akhir-akhir ini dekat dengan seseorang. Teman Perempuan. Ia merasa pernah melihatnya dulu. Tapi dia tak ingat dimana.

Khaleed penasaran. Ingin mengulik asal-usul perempuan itu. Kenapa ia begitu dekat dengan Zahra? Ia Memberanikan diri bertanya pada Karima.

"Euu kalau boleh tahu, kapan kamu..  Kenal dekat dengan teman kamu itu?"

"Teman yang mana kak?"

"Euuu itu yang kamu ajak untuk.. -

"Ooh Ica?  Hameeza maksudnya." Karima memotong pembicaraan seakan tahu pemikiran Khaleed.

"Dia temen deket aku pas SMP. Dia juga salah satu anggota tetap IPMT dulu kak, makanya aku ajak dia."

IPMT (Ikatan Pelajar Muslim Tasikmalaya)

"Oh ya? angkatan siapa?"
"Angkatannya Rifki"
"Oh, Rifki Mahardika?"
"Iya." Karima mengangguk.
"oooh"

Pikiran Khaleed kembali membuka sejarah, mengingat masa akhir jabatannya sebagai ketua IPMT.

SENANDIKA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang