Prolog

38 2 0
                                    


Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca!

Taburi banyak bintang.

Luv❤️


***


"Kenapa gue suka warna hitam?" Cewek itu menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan cepat. "Karena ... warna hitam itu lebih mendominasi kepribadian gue. Gue yang nakal, keras kepala, hobi buat masalah." Kembali cewek itu mengusap surai hijau tosca-nya, kasar.

"Dan, gue ...." Cowok itu tersenyum tipis. "Gue suka warna putih. Warna putih itu melambangkan kedamaian." Dengan lembut, ia menarik cewek berwajah pucat itu kedalam dekapannya. "Gue pengen lo jadi kayak warna putih, Bi. Maaf kalau gue berlebihan. Tapi, gue rasa, lo pantas dipandang sebagai pembawa kedamaian, bukan sebagai pembawa kekacauan, seperti yang dibilang sama orang-orang."

***

Keandra menempelkan telinganya pada dinding bersekat itu, mencoba menguping pembicaraan kedua insan di dalam sana. Hening, mungkin keduanya masih berusaha mengatur emosi, mengingat pertengkaran hebat mereka di kantin tadi.

"Regan, gue—"

"Diam!"

Dari luar, Keandra mengepalkan tangannya kuat, merasa kesal sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana? Satu yang ia pinta, cowok dengan julukan bad boy-nya IPS itu—di dalam sana, tak berniat jahat—melukai atau bahkan merusak cewek yang sedang ia kunci dengan kedua tangannya.

"Lo udah berapa kali gue ingetin? Hampir 1000 kali? Ah, gue rasa lebih dari itu!" bentak cowok yang berada di dalam ruang bersekat itu, kasar. "Apa perlu gue jelasin ke semua orang, kalo lo itu cuman milik gue?"

Keandra mengerutkan dahinya kesal, tak paham akan maksud cowok tersebut. 'Milik gue? Maksudnya apa, sih?'

"Regan, gue nggak suka sama lo! Berhenti maksa gue!" Cewek itu terlihat berontak, berusaha agar terbebas dari kuncian cowok kasar tersebut.

Cowok itu terkekeh pelan. "Lo ... cuman milik gue, Bi. Dan akan selalu jadi milik gue. Atau lo lupa, bisa hidup sampai detik ini karena siapa? Karena gue, 'kan?

Cewek itu menangis dalam diam. Emosi Keandra semakin tersulut. Ingin rasanya ia menghunuskan pedang ke dada cowok itu. Benar-benar tak punya perasaan.

Cup!

Cewek itu membulatkan kedua matanya tak percaya. Cowok itu—menciumnya? Ah, yang benar saja!

"Itu tanda kecil, kalo lo cuman milik gue."

Dengan penuh emosi, Keandra meninju dinding bersekat itu dengan kasar. "Bajingan!"




TBC



Hei ...

Sejenak saya ingin mencoba nulis yang keras-keras dulu, pengen nyoba rasanya gimana nulis cerita bertema bad girl sama cool boy.

Selalu bahagia, tersenyum dan ramah,

Syei.

Nice To Meet You Too!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang