5. Gue Suka

26 2 0
                                    






Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca.

Taburi banyak bintang, ya.

Luv❤️.

***



Sehabis jogging pagi diakhir pekan, Keandra bergegas menuju ke rumahnya. Cowok dengan balutan t-shirt berwarna putih itu, memasuki gerbang dengan terburu-buru. Sepuluh menit kemudian, ia keluar dengan mengemudikan mobil BMW putih miliknya-bergegas menuju ke minimarket.

Mendengarkan lantunan musik jazz, Keandra memilih melajukan mobilnya dengan santai, tak berniat untuk terburu-buru. Weekend memanglah waktu yang tepat untuk bersenang-senang, mengingat kesibukannya selama seminggu terakhir, cukup menguras tenaga.

Dua puluh menit, waktu yang cukup Keandra tempuh untuk sampai di minimarket. Cowok itu memarkirkan mobilnya dengan segera, bergegas turun dari sana.

Merapihkan rambutnya yang terlihat cukup berantakan, cowok yang rupanya belum berganti pakaian ini, sukses menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, t-shirt yang ia kenakan benar-benar mencetak jelas tubuh proposionalnya. Uh, menyegarkan mata.

"Pagi, Mas ganteng," sapa pelayanan minimarket itu, genit. Keandra tersenyum simpul, memilih tak membalas sapaan pelayanan tersebut. Bisa-bisa seisi minimarket heboh jika ia membalas.

Keandra melangkah, menuju ke arah rak cemilan. Cowok itu terlihat memilih beberapa bungkus snack yang ia sukai. 3 bungkus keripik kentang, 3 bungkus kacang atom, 2 bungkus wafer coklat, serta 2 bungkus kuaci. Tak lupa pula ia meraih 6 batang coklat dari rak tersebut—khusus untuk adik perempuannya—Kezia.

Sembari mendorong trolley berisi snack-snack kesukaannya, Keandra kini berada tepat didepan lemari es, guna mencari minuman kesukaannya.

Meraih beberapa botol cola, susuk kotak rasa strawberry-khusus untuk Naja yang bisa saja datang ke rumahnya kapanpun, serta dua kotak ice cream rasa coklat, Keandra memutuskan untuk menyudahi kegiatannya pagi ini.

Keandra mendorong trolley yang penuh dengan barang belanjaannya itu, gesit. Seolah merasa ada yang tak beres, Keandra reflek menoleh ke rak yang berada tepat di samping kanan ia berdiri. Jauh di seberang sana, berdiri dua orang gadis yang tengah berdebat kecil.

"Kak Bianca, ayo pulang," rengek gadis dengan surai hitam legam yang ia cepol asal. Dilihat dari postur tubuhnya, rentan usia gadis itu sekitar 13 tahun-seumuran anak SMP.

Gadis yang ia panggil dengan sebutan 'Kak Bianca' itu, mendelik kesal. "Lo apa-apaan, sih? Gue nggak kenal sama lo! Jauh-jauh sana!"

Keandra mengerutkan dahinya heran. Kedua bola mata cowok itu masih berfungsi dengan baik. Tidak ada riwayat keturunan rabun jauh atau apapun yang dideritanya. 'Itu ... Bianca?'

Gadis kecil itu meringis. "Kak, please. Pulang, ya? Ibu udah kangen banget sama Kakak."

Bianca tersenyum kecut. "Pulang? Gue nggak bakalan pulang ke tempat sialan kayak gitu! Asal lo tahu, ya, Fe, wanita yang lo sebut ibu itu, bukan ibu gue! Gue nggak sudih punya ibu kayak dia! Lagian gue siapa, sih, disana? Gue cuman bisa bikin wanita tua itu kewalahan sama ulah gue! Gue nggak dianggep disana! Gue ini cuman biang masalah! Gue ini kotor, Fe!"

"Kak, jangan gitu!" Gadis kecil itu meraih tangan Bianca lembut. "Ibu udah rindu banget sama Kak Bianca. Aku selama ini selalu buntutin Kakak kemana-mana. Lihat, Kakak sekarang jadi makin kacau semenjak jauh dari kita-kita. Kakak hobi banget ke tempat sialan kayak gitu. Kaka tinggal dimana, sih, sebenarnya?"

Nice To Meet You Too!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang