2. Dikasari (1)

33 2 0
                                    



Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca.

Taburi banyak bintang, ya.

Luv❤️.





***




Mencari Masalah.

Bagi Bianca Emerlie, hal diatas termasuk lumrah bagi dirinya. Menurut cewek itu, hidup akan semakin tertantang jika kita mencari atau mendapatkan masalah.

Dan, Bianca menyukainya. Sangat menyukainya.

Siang itu, tepat saat bel istirahat kedua berbunyi, Bianca bersama kedua sahabatnya—Ceysa dan Hailey, bergegas menuju ke kantin, guna melancarkan aksinya.

Apa lagi kalau bukan membully adik kelas mereka yang dianggap cupu dan lemah.

"Nggak usah sok kecantikan, deh, lo." Bianca menatap adik kelasnya itu, tajam.

Cewek ber-badge name Saphira Alicia itu menunduk takut, enggan menatap wajah Bianca yang terkesan menyeramkan dimatanya. Seisi kantin menatapnya prihatin, berusaha menunjukkan rasa ibah mereka. Tak ada yang berani menolongnya. Mereka semua takut kepada Bianca.

Bagaimana tidak takut? Cewek bertubuh mungil seperti Bianca mungkin akan dicap manja dan penakut jika kalian bertemu dengannya untuk pertama kali. Namun, ketika kalian mulai mengenal seluk beluk kepribadian Bianca, maka first impression yang kalian berikan untuknya akan berubah menjadi; nakal, keras kepala, dan pembuat masalah.

"Heh? Malah diem aja! Lo bisu?" bentak Hailey kasar. Cewek dengan liptint pink itu menatap kesal kearahnya.

"Maaf, Kak. Tapi ... salah saya apa?" Saphira bertanya tak tahu-menahu.

Bianca tersenyum licik. "Nggak, sih. Kita cuman mau main-main sama lo. Boleh, 'kan?"

Saphira menunduk takut, tak berani menatap wajah ketiga seniornya itu secara langsung. Jujur saja, ia merasa tak nyaman.

Dengan santai Bianca menarik kursi besi dihadapan Saphira. Mendudukinya, lalu tersenyum remeh ke arah cewek itu.

"Guys, enaknya kita apain, nih?" tanya Bianca membuat Ceysa tersenyum licik.

"Kemeja lo bagus, dek," puji Ceysa dengan nada dilebih-lebihkan. Cewek itu menatap seragam batik milik Saphira dengan tatapan nakal. "Tapi lebih bagus lagi kalau gue sirem pakai air."

Kaget, Saphira dengan cepat mendongakkan kepalanya. "Jangan, Kak."

Terlambat.

"Byur!"

Sebotol air mineral yang berada tepat diatas meja itu, mengalir, membasahi sekujur tubuh Saphira dengan cepat.

"Eh, sorry, ya, gue nggak sengaja." Ceysa tertawa kecil. "Nggak usah sedih gitu, deh. Nih, duit buat lo. Beli aja kemeja yang baru. Punya lo yang ini udah kumal." Ceysa menyodorkan lima lembar mata uang berwarna merah kepada Saphira.

Bianca dan Hailey terbahak. Ketiganya bertos ria, tak memperdulikan juniornya yang kini menangis dalam diam.

Beberapa siswi menatap ketiganya geram. Namun, tak ada satupun dari mereka yang berani melawan. Takut, itulah yang menjadi alasan utama kebungkaman mereka. Jika saja ada yang berani melawan Bianca, mungkin hidup orang itu sudah pasti akan dilanda kemalangan selama ia bersekolah di SMA Dasawarsa.

Saphira menghapus air matanya dengan kasar. Harga dirinya tergores. Cewek itu cukup tahu diri jika ia hanyalah anak beasiswa di sekolah itu. Namun, bukan berarti ia layak diperlakukan semena-mena seperti ini. Sangatlah tak adil!


Nice To Meet You Too!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang