Kecelakaan yang baru saja terjadi sukses membuat Jun terdiam. Kucing nya adalah penyebab dari hilang nya satu nyawa yang tidak bersalah. Tidak, mungkin saja jika dirinya lebih fokus dengan jalanan, ia tidak akan tersandung dan melepaskan kucing itu dari gendongan nya.
Suara tangis milik perempuan yang tidak lain adalah Minghao kini mulai tersamarkan dengan suara ambulans. Pejalan kaki disekitar lah yang memanggil ambulans tersebut. Lebih tepatnya seorang perempuan yang berdiri di pinggir jalan, "Anak yang malang." ucap nya sebelum akhirnya dia meninggalkan tempat itu.
Kini, tubuh YanAn dimasukkan kedalam ambulans untuk dibawa kerumah sakit. Setidaknya sebelum pemakaman, tubuh itu sudah harus bersih tanpa bekas darah.
Sepeninggal ambulans tersebut, Minghao masih duduk di aspal. Tangan nya mengepal di bawah.
Jun yang merasa ini adalah salahnya langsung menghampiri nya, "H-hei.... Ayo berdiri, setidaknya baju mu harus ganti."
"Siapa kamu?"
"A-aku Jun, aku minta maaf atas apa yang terjadi tadi. Kalau saja aku bisa menjaga kucing ku dengan benar. Ini semua tidak akan terjadi."
Jun membantu Minghao untuk berdiri, dia membawa Minghao ke pinggir jalan agar tidak duduk di genangan darah tersebut.
Diamnya perempuan didepan nya ini membuat Jun makin takut jika dia benar benar marah kepadanya.
"Aku tau... Kamu pasti ma--"
"Tidak. Ini udah jadi takdir dia. Aku gabisa nyalahin siapapun disini. Bukan salahmu, bukan salah kucing mu, bukan salah siapapun."
Minghao pun mengangkat kepalanya yang tadinya tertunduk, "Aku Minghao. Adik dari YanAn, korban tabrakan tadi."
"Sungguh aku minta maaf Minghao, harusnya ak--"
"Kubilang tidak apa, aku pun tidak akan melaporkan mu ke kepolisian ataupun menuntut mu nantinya. Aku hanya ingin hidup tenang setelah kepergian YanAn gege."
Hening, keduanya sama sama terdiam.
"Minghao.... Ada yang ingin aku katakan."
~~
Dua bulan kemudian
Sekarang Jun dan Minghao kini berada disebuah apartemen. Jadi, sebagai permintaan maaf Jun akan mengurus segala keperluan Minghao, menggantikan posisi YanAn di kehidupan nya. Jun dan Minghao akan tinggal bersama dan itu sudah menjadi keputusan mereka berdua dua bulan lalu.
"Jadi... Rumah mu, mau kamu kosongin aja gitu?" Jun berucap sambil menaruh barang barang bawaan Minghao di pojok ruangan
"Hm, palingan sesekali aku main kesana buat bersihin rumah. Gitu gitu masih ada kenangan aku sama gege."
Minghao berjalan mengelilingi ruang tamu tersebut, memang tidak begitu banyak barang. Hanya satu set meja dan kursi serta beberapa foto Jun dimana mana. Terkadang Minghao sampai berfikir seberapa suka nya makhluk yang sekarang mengajaknya tinggal bersama ini suka berfoto.
Sementara Jun, dia sibuk menata barang barang Minghao agak terlihat rapi. Mau gimana pun, sekarang dia harus menanggung hidup adik dari korban yang secara tidak langsung ia bunuh tersebut.
"Hei.... A-aku harus memanggil mu apa?" Minghao baru ingat, dia kan gatau umur Jun. Mau dipanggil nama takut lebih tua, mau dipanggil gege, takut lebih muda. Serba salah lu ya
"Heum.... Aku berumur 20 tahun, tentuin sendiri mau manggil aku apa." jawab Jun seadanya.
Minghao menoleh, "Seusia dengan gege ku. Baik aku berumur 19 tahun. Ku panggil gege ya." ucapnya diakhiri dengan seulas senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓞𝓷𝓬𝓮 𝓐𝓰𝓪𝓲𝓷 ✅
RandomMembunuh secara langsung? Tidak. Tetapi berkat kecerobohan nya, nyawa seorang kakak melayang. Dan dia harus bertanggung jawab atas sang adik yang kini sebatang kara. "Kumohon..... Tolong aku satu kali lagi." "Mode tempur aktif, serangan dilancark...