Annoying Girl

1.7K 56 0
                                    

Rio mengamati plester yang ada di mejanya sambil tersenyum miring, gadis itu tidak tau apa apa tentang dirinya dan ia tidak suka orang yang baru mengenalnya sudah ikut campur akan urusan pribadi Rio. Rio tau keinginan gadis itu untuk mengenal dirinya merupakan sesuatu yang baru di hidupnya, karena selama ini belum ada yang benar benar mengenal Rio mereka hanya takut pada kuasa Rio atau mereka hanya memanfaatkan Rio, kalau ada yang mengenalnya secara baik orang itu sudah lama pergi dari hidupnya.

Rio mendesis pelan, kehadiran gadis itu seperti mengingatkannya akan kisah lama dan Rio benci itu. Rio menggenggam erat plester di tangannya lalu berjalan menghampiri Ify yang sedang duduk di bangkunya.

“Lo, ambil plester ini lagi. Gue ngga butuh, gue ngga luka” Rio memandang Ify tidak suka, gadis itu hanya menatap Rio santai.

“Jelas jelas muka lo pada bonyok gitu”  Sahut  Ify.

“Kalo gue bilang ngga luka ya ngga luka!” Bentak Rio, Ify menjauh sedikit dari hadapan Rio. “Nih ambil plester lo!” Geram Rio.

“Lo..” Lirih Ify sambil menetralkan perasaanya.

“Jangan sok baik sama gue, gue muak sama lo!” Rio memukul meja Ify kasar sambil meletakan plester di depan Ify.

Rio keluar dari kelas dengan perasaan kesal sementara Ify meringkuk di bangkunya kerena ketakutan di bentak Rio, padahal Ify hanya berniat baik tapi kenapa Rio jadi marah padanya. Apa Rio tidak bisa di halusi?

“Sial”Dengus Ify.

Tak lama kemudian Tio ketua kelas Ify datang lalu disusul beberapa siswa lainnya. Ify melirik jam tangannya, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi dan temannya Sivia belum datang juga.

Tiba tiba Kak Alvin muncul di depan pintu kelas Ify, Ify mengernyitkan dahi kebingungan karena Kak Alvin memanggil dirinya. Ify segera menghampiri Kak Alvin dengan rasa penasaran yang begitu besar.

“Ada apa kak?” Tanya Ify

“Fy, Sivia ngga bisa sekolah hari ini. Dia kesiangan parah ternyata, terus dia ngga mau di hukum” Ujar Kak Alvin, aku hanya mengangguk dan tersenyum simpul.

“Oh yaudah Kak, aku buatin Sivia surat aja ya bilang dia izin” Usul Ify yang disetujui Kak Alvin dengan acungan jempol.

“Oke makasi ya, Ify!”Seru Kak Alvin sambil berlalu dari kelas Ify.

Kelas tanpa Sivia benar benar sepi, Ify jadi tidak punya teman mengobrol kalau sedang suntuk. Ify menghela nafas panjang lalu mencuri pandang ke bangku Rio yang kosong, sebenarnya alasannya tak betah di kelas selain tidak ada Sivia juga karena Rio tiba tiba menghilang.

Ketika bel istirahat berbunyi Ify langsung berjalan keluar kelas, Ia berniat mencari Rio dan meminta maaf. Ify yakin Rio tidak bolos keluar sekolah karena Rio meninggalkan tasnya di kelas. Ify mencari ke seluruh penjuru sekolah tapi

Ify tidak menemukannya.

Akhirnya Ify menelusuri bagian selatan sekolahnya dan memasuki gedung basket Indoor, Suara decitan sepatu dan

If I StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang