Lost and Found

1K 40 0
                                    


Rio menghentakan kursinya kasar melihat Alvin di ambang pintu kelasnya, teman sebangkunya melirik Rio takut tapi tak berani bertanya. Rio mengambil langkah besar besar keluar dari kelasnya. Ia tak ingin ada yang tau kalau ia merasa tak suka pada Alvin apalagi alasannya karena Ify?

Rio mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskannya kasar, otaknya harus tenang kalau tidak ia bisa gila memikirkan hal ini. Sudah tiga hari berlalu dan Rio belum bicara pada Ify soal Sion sedikitpun, Rio benci setiap kali mengingat permohonan gadis itu padanya soal Sion. Soal bagaimana Ify mempercayainya dan menghianati Rio di depan matanya sendiri.

Rio mendesah kecil, sebenarnya Ify tak sepenuhnya menghianatinya karena gadis itu tak bicara sebatas mana kepercayaannya lagipula Ify bukan miliknya, harusnya ia tidak marah pada Alvin, harusnya Rio diam saja. Ia sendiri tak tau bagaimana sikap Ify dengan laki laki lain, mungkin dia saja yang terlalu berprasangka lebih. Rio mungkin berbeda di mata Ify tapi bukan perbedaan yang berarti membuat laki laki itu terlihat spesial.



Ify menatap Rio yang keluar pintu kelas dengan langkah lebar lebar, cowok itu pasti akan bolos lagi. Sebenarnya Ify berniat mengejarr Rio sekalian bertanya bagaimana perkembangan tentang kakaknya, tapi sepertinya Rio sedang buru buru dan kesal. Ify menghela nafas, selama beberapa hari ini Rio sama sekali tak memberi kabar apa apa padanya.



"Hai Fy" Alvin berdiri di depannya tanpa Ify sadari, Ify tersenyum kecil lalu mengangguk."Lagi apa lo?" Tanya Alvin.



"Ngga kak, lagi pinjem catetannya Via, dia lagi ke kamar mandi kak" Jawab Ify.



"Oh gitu, boleh gue duduk di sebelah lo?" Tanya Alvin, fy mengangguk lalu meneruskan kembali mencatat."Lo ngga ke kantin?" Tanya Alvin.



"Ngga ah kak, nanggung nih. Lagian Via ngga ada" Jawab Ify.



"Sama gue aja" Tawar Alvin langsung, Ify mengangkat kepalanya ke arah Alvin.



"Ngga usah kak, ngga apa apa kok" Alvin menghela nafas pelan.



Sivia muncul di pintu kelas dan melihat kakaknya duduk di sebelah Ify, gadis itu tersenyum tipis sepertinya kakaknya itu sudah melancarkan aksinya."Cie berduaan"Goda Via.



"Apa sih Via, kak Alvin kan nyariin elo nih" Sivia memicingkan matanya mendengar perkataan Ify.



"Eh iya Via, gue ntar pulangnya agak siangan nih" Kata Alvin.



Sivia tersenyum lebar."Bagus dong, nanti kakak bisa pulang bareng Ify. Dia kan ntar ada ekstra jurnalistik" Jawab Sivia semangat, Ify menatap temannya itu heran. Kenapa dia jadi semangat gitu?

If I StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang