A Day with You

2.5K 45 0
                                    

Sivia mengamati lekat lekat wajah Ify yang sebam gadis ini tak habis pikir apa yang habis dilakukan Ify, Sivia sudah curiga pada Rio karena laki laki itu juga ikut bolos bersama Ify. Berulang kali Sivia menatap Rio yang duduk kaku di bangkunya dengan sinis.

“Via, gue ngga apa apa kok” Ujar Ify mencoba meyakinkan temannya itu.

Sivia menggeleng, ia menunjuk warna biru di pipi Ify dengan sengit. Baginya lebam di wajah Ify tidak bisa berkata semua baik baik saja tapi kenala Ify tidak jujur saja dengan dirinya.

“Gue ngga percaya, sebelum lo bilang sama gue lo kenapa!” Seru Sivia, Ify mendesah pelan dan menggeleng.

“Bukannya gue ngga mau Via, tapi kali ini gue bener bener ngga bisa. Tapi lo jangan khawatir lagi ya” Bujuk Ify.

“Apa karena cowok itu?” Sivia melirik Rio sekilas.

“Bukan Via, bukan soal dia” Bela Ify, Sivia memicingkan matanya.”Beneran deh!” Ujar  Ify meyakinkan.

“Tapi kenapa muka lo lebam gini Fy” Desak Sivia.

“Gue ngga bisa cerita sama lo Via, tapi beneran deh ini bukan karena Rio” Ify meletakan tangannya di depan dada, Sivia mendesah berat.

“Terserah lo deh Fy, tapi jangan sampe Rio keterlaluan sama lo” Ify mengangguk mendengar kata kata Sivia.

“Makasih ya Via” Ujar Ify tulus. Sivia menghadap lurus lurus ke papan tulis, dalam hati ia tau luka di wajah Ify bukannya tidak berarti apa apa, tapi apapun itu Rio pasti ikut terlibat di dalamnya.

Sivia mengamati orang orang yang tengah bermain basket di lapangan, ia sedang menunggu kakaknya Alvin yang kelasnya terletak di lantai dua. Tanpa ia tahu, Alvin mengendap ngendap di belakang Sivia lalu menutup mata adiknya itu.

“Ayo tebak siapa?” Ujar Alvin, Sivia memukul tangan kakaknya itu alu melepaskan tangan yang menghalangi matanya itu.

“Apaan sih Kak, lagi badmood nih” Kesal Sivia, Alvin mengangkat sebelas alisnya kebingungan.

“Kenapa sih lo?” Tanya Alvin heran.

“Kakak kenal Rio?” Tanya Sivia, Alvin menggangguk mengiyakan.

“Kenapa sama Rio? Lo ngga nyari masalah sama dia kan?” tanya Alvin khawatir.

“Ngga lah, emang gue sebodoh itu?” Decak Sivia

“Terus kenapa?” Tanya Alvin.

“Ini soal Ify kak, Ify berubah semenjak kita sekelas sama Rio. Dia jadi sering bolos, terus sering banget ngelamun” Curhat Sivia.

“Ify deket sama Rio?”Bisik Alvin pelan, Sivia menggidikan bahu. “Apa mungkin Ify suka sama Rio?” Tanya Alvin pelan.

“Ngga tau juga Kak, tapi kalo dia suka…”Lirih Sivia, Alvin menepuk bahu Sivia pelan.

“Ngga apa apa kok Via” Ujar Alvin, Sivia memandang kakaknya itu dalam dalam.

“Kak Alvin, mau ngga kakak jagain Ify dari Rio. Kalo kaya gitu Kak Alvin bisa nolong Ify kalo terjadi apa apa.”Pinta Sivia. Alvin mengangguk sambil mengelus rambut adik satu satunya itu.

“As your wish” Ucap Alvin menenangkan.

Ify memegangi pipinya yang masih terasa nyeri, sesekali ia mendesis pelan tak terdengar. Ify memejamkan matanya menahan sakit lalu ia merasakan pundaknya di tepuk seseorang. Ify menoleh dan mengerjapkan matanya seolah tidak percaya.

“Rio?” Tanya Ify heran, karena cowok itu menyapanya duluan.

“Eh tugas sejarah kita, lo bisa ngerjain minggu ini ngga?” Tanya Rio. Ify mengangguk antusias.

If I StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang