Hold on 'til the Night

1.5K 42 2
                                    

Rio menghentikan langkahnya di belakang orang orang yang tengah berkumpul, ia berjinjit untuk melihat apa yang tengah diperhatikan orang orang di depannya, Rio tersenyum singkat begitu melihat seorang pemandu tengah menjelaskan tentang sejarah stasiun tua itu.

"Catet  tuh" Ujar Rio, Ify tidak segera menuruti perintah Rio ia masih terpaku memandang tangannya yang belum di lepas oleh laki laki itu. Rio yang sadar pikiran Ify langsung menghentakan tangan gadis itu dan berdiri menjauh.

Ify mendengarkan tentang sejarah bangunan stasiun itu dan mencatatnya dengan rapi, ia rasa semua informasi untuk menyusun laporan itu telah ia dapatkan. Ify melirik kesamping dan mendapati Rio sudah menghilang entah kemana. Ify mencoba untuk tenang , ia menarik nafas dalam dalam mencoba mensugesti dirinya bahwa Rio tidak akan meninggalkannya sendirian di sini.

Ify duduk di salah satu bangku sambil memeriksa ponselnya, pesan dari Ayah dan Bunda yang belum sempat di balasnya segera ia balas. Ify menekan tombol panggil begitu melihat Sivia sudah berulang kali menelfonnya tapi tak di jawab Ify.

"Halo Via.." Ujar Ify ketika telfon sudah diangan Sivia.

"Ify? Lo kemana aja? Lo ngga apa apa kan? Kok ngga jawab telfon gue sih?" Ify menggigit bibir bawahnya.

"Sorry Via, gue capek banget kemarin habis sampe, ini gue habis penelitian" Jelas Ify.

"Elo ngga apa apa kan Fy? Rio ngga jahat sama lo kan?" Tembak Sivia.

"Ngga kok Via, Dia baik baik aja sama gue. Lo jangan parno gitu ya.." Sivia berdecak mendengar kata kata Ify.

"Gimana gue ngga parno negliat lo pergi sama orang kaya Rio, nginep segala lagi. Lo rencana mau ke Jakarta kapan?" Tanya Sivia.

"Habis ini gue langsung balik deh kayanya, nanti gue kabarin deh" Janji Ify.

"Iya, awas ya lo ngga ngasi info ke gue" Ancam Sivia. Ify menghela nafas menghadapi sahabatnya yang super parno itu.

"Oke Via, gue bakal kabarin deh" Ujar Ify keras keras agar sahabatnya itu yakin.

Ify menutup telfonnya, tiba tiba segelas soft drink sudah ada di depan matanya. Ify mendongak dan melihat Rio menjulurkan minuman itu padanya, tanpa pikir panjang Ify langsung mengambilnya.

"Makasih ya" Ujar Ify tapi Rio tidak membalas. Rio duduk di sebelah Ify sambil memakan sebungkus Roti dan menegak segelas kopi hangat.

"Lo udah makan?" Tanya Rio datar.

"Eh.." Gumam Ify, Ify bingung harus menjawab apa.

Rio membuka bungkus rotinya dan membaginya menjadi dua bagian, Rio menyodorkan satu bagian ke arah Ify  dan sisanya kembali ia makan. Ify mengambil roti yang disodorkan Rio dan memakannya. Ify menatap Rio yang tengah melihat lurus lurus ke depan.

"Lo orangnya baik ya, Rio"Gumam Ify sambil melihat Rio.

Rio tersenyum miring menanggapi kata kata Ify, "Tau apa sih lo" Balas Rio.

"Gue emang ngga tau banyak tentang lo—"

"Yang lo tau gue cuma berandalan? Lo ngga salah, gue emang berandalan"Potong Rio dingin.

"Gue emang tau itu, tapi disamping elo gue ngga ngerasa terancam kok"Jawab Ify. Rio menghadap Ify dan menatap gadis itu tajam.

"Kenapa?" Tanya Rio tegas, Ify jadi sedikit grogi di tatap seperti itu.

Ify membasahi bibirnya lalu berusaha membuka suaranya,"Karena gue percaya sama lo" Rio membeku mendengar jawaban Ify, ia menatap gadis itu lekat lekat.

Setelah sekian lama, baru ada orang yang mau mempercayi Rio. Seorang Ify? Rio rasanya ingin mengakhiri saja perang yang selama ini di bangun dengan dirinya sendiri. Rio ingin berdamai saja dengan masa lalunya dan menjalankan kehidupannya tanpa ada bayang bayang masa lalu. Apalagi sekarang ada Ify yang mulai mempercayainya, rasanya Rio menemukan sesuatu yang telah lama hilang. Tapi Rio sadar, di setiap pertemuan pasti ada kehilangan, Rio mungkin menemukan sesuatu yang lama di rindukannya, tapi apa ia tidak akan mengalami kehilangan lagi? Apa Rio akan baik baik saja jika harus kehilangan lagi?

If I StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang