______________________________________
Note: Btw, kek nya banyak yang belum baca chapter setelah 'Pak Tua Idiot'. Mangga di cek dulu:')
______________________________________Author POV
Sejak hari dimana Jihyo bertemu Jeongyeon dan Mina, wanita paruh baya itu selalu berkunjung ke apartemen Jeongyeon. Tentu, ketiganya serempak akan mengungkap kasus pembunuhan 5 tahun yang lalu.
Keputusan Jihyo yang secara sepihak mencabut laporan penembakan satpam rumah dan hilangnya Mina membuat Daniel bingung. Padahal Jihyo adalah yang paling panik kala mengetahui semua tadi.
Wajar jika Daniel menaruh curiga pada Sang Istri, lantaran sikapnya aneh akhir-akhir ini.
Sekarang Jihyo tengah bersiap-siap untuk pergi ke apartemen Jeongyeon, ditangannya sudah ada kotak makan berisi kimbap buatannya. Setelah mengecek semua dan dirasa beres, ia mengambil tasnya.
"Bibi Kim, apakah Daniel sudah berangkat ke kantor?" Wanita berumur setengah abad itu terlihat tengah menyapu lantai.
"Oh, sudah nyonya. Sekitar 10 menit yang lalu."
"Baiklah, terimakasih."
Jihyo menenteng tas berisi kotak makan itu dan beranjak keluar. Ia masuk ke mobil dan keluar dari rumah itu.
Namun, di samping rumahnya—nampak sebuah mobil sedan hitam terparkir dengan deru mesin menyala.
"Sebenarnya kau mau kemana, Yoo Jihyo?"
.
.
.
.
.
Jeongyeon tengah menatap ke luar jendela kamar. Mina benar—cuaca hari ini sangat cerah. Juga sedang mengingat-ingat kejadian masa lampau yang sejujurnya tak perlu lagi di ingat.Pikirannya menerawang jauh, ia beruntung hatinya sudah menentukan pilihan yang tepat untuk berlabuh.
"Jeongie, apa yang kau lakukan?" Mina naik ke ranjang dan mengalungkan tangannya pada leher Jeongyeon. Berusaha membawa gadis jangkung itu menatapnya.
"Tidak, aku hanya melihat-lihat." Jeongyeon tersenyum hangat kemudian mengecup singkat bibir Mina.
Mina hanya terkikik pelan dan kembali menatap Jeongyeon yang sialnya lebih tinggi darinya, "Aku sudah mandi sekarang."
"Jadi?"
"Aku meminta bagian ku."
"Kau benar-benar gadis nakal."
Jeongyeon menyentuh gemas hidung Mina dan beralih menatap gadis itu dalam.
Keduanya memejam perlahan dan kembali mempertemukan bibir yang memang butuh asupan.
.
.
.
.
.
Jihyo berjalan memasuki lobby dan masuk ke dalam lift. Tangannya semakin mencengkram erat tas bekalnya, "Sepertinya seseorang mengikuti ku." Monolog nya terdengar waspada.Sedetik kemudian ia menggeleng cepat.
"Tidak-tidak! Mungkin aku hanya sedikit kelelahan." Beberapa saat setelahnya, lift berdenting dan kemudian terbuka.
Cepat-cepat Jihyo berjalan meninggalkan lift dan berjalan ke unit apartemen Jeongyeon. Namun, selang beberapa detik seorang pria muncul dari tangga darurat di samping lift.
"Benar dugaan ku. Ada sesuatu yang Jihyo sembunyikan." Suaranya terdengar lirih.
Jihyo menekan bel tersebut beberapa kali, namun sama sekali tidak ada respon. "Apa Jeongyeon dan Mina sedang per-"
Tiba-tiba pintu terbuka dan menampakkan Mina dengan kemeja yang dikancingkan asal dan bibir yang nampak lebih merah dari biasanya. Mina tersenyum kaku, "Oh, ibu."
Jihyo mengamati Sang Putri dari atas hingga bawah kemudian bertanya, "Apa yang terjadi—oh! Baiklah, aku tau." Seakan paham dengan apa yang baru saja terjadi, Jihyo tersenyum aneh pada Mina yang tengah malu setengah mati.
Manusia bodoh mana yang tidak mengerti makna bercak merah di balik leher yang berusaha ditutupi.
"S-sebaiknya ibu masuk." Mina yang merasa tertangkap basah memilih mundur selangkah guna memberi jalan Jihyo yang masih sedikit terperangah.
"Mina ku sudah dewasa." Wanita itu terkikik geli sembari berjalan masuk.
"Aish, ibu! Berhentilah!" Mina menutup pintu sembari menggerutu.
Sedangkan tanpa keduanya sadari, Daniel tengah diam membisu. Pemandangan di depannya barusan membuatnya kian membatu.
.
.
.
.
.
"Mina, berhenti mencuri kimbab nya! Aku membuatnya hanya untuk Jeongyeon!" Jihyo mencegah pergelangan tangan Mina yang hendak meraih potongan kimbab di kotak bekal ibunya."Ibu, kau jahat sekali..." Mina mempoutkan bibirnya kesal.
"Kau bisa membuatnya sendiri." Mendengar itu, Mina hanya memutar matanya malas kemudian meraih remote TV di depannya. Menekan-nekan tombol nya asal demi menghibur dirinya yang sedikit kesal.
"Aigoo.. Ini, buka mulutmu." Jeongyeon menyodorkan suapan kimbap miliknya. Tentu membuat Mina berjingkrak gembira.
"Dasar!" Jihyo tersenyum kecil melihat interaksi keduanya.
.
.
.
.
.
Jeongyeon sudah selesai dengan makanan nya dan hendak bangkit. Namun suara bel pintu menyita perhatian nya, "Biar aku yang membukanya." Jeongyeon berjalan menuju pintu sembari menerka-nerka siapa yang datang bertamu.'Chaeyoung? Tzuyu? Tapi, bukankah mereka belum tahu alamat apartemen ku?'
Menghilangkan sejenak pertanyaan di benaknya dan segera membukakan pintu sebelum orang di depan menunggu lebih lama lagi.
Deg!
Keduanya tercekat di tempat masing-masing, "K-kau?"
.
.
.
.
.
To be continuedHehehe maap lama kga update:v
Sibuk ngurusin yg baru
Awokawokawokawok
KAMU SEDANG MEMBACA
Stockholm Syndrome [JeongMi]
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅✓] ',--JeongMi story' Mina, ia pemilik sindrom aneh dimana ia jatuh cinta pada seseorang yang jelas jelas menjadikannya sandra. [GxG!]