Sebelumnya author ngucapin selamat hari raya idul Fitri bagi yang merayakan^^ Btw, masih ada yang nyimpen cerita ini di perpus nya? :"V
______________________________________Author POV
"DIAM-!"
PLAK-!
Mina meringis, memegangi pipinya yang terasa panas. Tamparan Jeongyeon terasa menyakitkan. Sedangkan Jeongyeon hanya melihatnya sekilas dan menarik nafas kasar lalu berjalan menuju dapur, entah apa yang gadis itu perbuat.
Beberapa menit setelahnya, ia kembali dengan baskom berisi air es dan saputangan di dalamnya. Segera ia meletakkannya di atas meja lalu pergi meninggalkan Mina begitu saja.
Mina hanya menatap kepergian Jeongyeon lalu beralih pada alat kompres yang Jeongyeon berikan padanya. Di dalam benaknya ia bertanya-tanya apa maksud dari semua ini.
'Ia menyakiti ku, lalu memberikan obatnya?'
Mina hanya terdiam, segera ia peras air es dalam baskom dan menempelkan kain tersebut pada bekas tamparan Jeongyeon yang menyebabkan kulitnya sedikit perih. Namun, rasanya menjadi lebih baik saat Mina mengompresnya.
.
.
.
.
.
"Apa yang ada dipikiran mu?" Monolog Jeongyeon yang tengah berdiri di balkon apartemen, menatap pemandangan malam dari situ. "Dia telah ku sekap, jadi aku bisa melakukan apa saja yang aku mau. Tapi, apa-apaan aku malah memberinya kompres setelah menamparnya!? Bodoh!" Ia merutuki kebodohannya, bisa saja ia terlihat aneh di depan Mina. Sial, ia malu sendiri.Kruukkk~
Perut ratanya mendengkur pelan, lantas ia menghela nafas dan kembali masuk. Segera Jeongyeon beranjak menuju dapur, namun atensinya tertuju pada Mina yang kini tengah mencuci piring.
'Perasaan aku tak menyuruhnya melakukan apapun.'
Mendengar ketukan langkah di belakangnya, Mina segera merampungkan kegiatannya. Gadis itu mengeringkan tangannya dan berbalik. Matanya menangkap Jeongyeon sedang duduk di atas meja makan sembari memperhatikannya.
"Siapa yang menyuruhmu?" Jeongyeon berkata dengan dahi berkerut samar. Mina segera menunduk, ia takut dengan sorot tajam Jeongyeon. "Harus ku ulangi pertanyaan ku?" Jeongyeon mengangkat sebelah alisnya.
Mina tersentak dan langsung menggeleng kecil, "T-tidak ada." Lirihnya, suaranya terdengar bergetar. Dan benar saja, beberapa saat terdengar isak-an kecil dari Mina. Ia senantiasa menunduk, ia takut Jeongyeon akan menamparnya lagi.
"Aku tidak akan menampar mu, jadi berhentilah menangis." Seakan tahu jalan pikirannya, lantas Mina mendongak. Menatap Jeongyeon yang sudah turun dari meja dan berlalu membuka kulkas tepat di samping Mina.
Mina segera menyeka air matanya, lalu ia melihat Jeongyeon yang masih diam di depan kulkas. Menggaruk kepalanya pelan, itu yang Jeongyeon lakukan sekarang.
"Huft..." Helaan nafas terdengar pasrah, Jeongyeon kembali menutup kulkasnya dan mengedarkan pandangannya. Menelisik ke setiap penjuru guna mencari makanan yang ia makan.
Kruukk~
Jeongyeon berhenti, mengulum bibirnya dan berlalu menatap Mina yang tengah berdiri tiga langkah di depan nya. Sumpah demi apapun ia malu sekarang.
Ah, kadar ke 'sangar' an di depan Mina turun satu tingkat.
Sedangkan Mina tengah mati-matian menahan senyumnya. Ia lupa kalau Jeongyeon juga manusia, tentu Jeongyeon bisa lapar.
"Jangan menatapku seperti itu. Sebaiknya, jika kau juga lapar setidaknya masak lah sesuatu." Jeongyeon membuang muka nya kesamping. Buru-buru ia berlalu begitu saja, meninggalkan Mina yang tengah menatapnya.
"Jadi dia lapar." Gumamnya menyimpulkan kejadian barusan. Lalu ia membuka kulkas, matanya melebar melihat banyak bahan masakan yang tertata rapi.
Hm, hampir mendekati kata lengkap, "Satu lagi, dia tidak bisa memasak."
Sejenak Mina berfikir tentang apa yang harus ia masak malam ini.
"Kimbap? Iya, itu sederhana." Tangan lentik nya mulai memungut satu persatu bahan yang akan dilibatkan gadis itu. Setelah dirasa cukup, ia pun memulai sesi membuat kimbap nya.
Hanya memakan waktu sesaat, kini Mina sudah siap dengan beberapa potong kimbap di piringnya. Ia termasuk lihai, dilihat dari kerapiannya menggulung kimbab tadi.
Sejenak tangannya tiba-tiba berkeringat, diambilnya piring tadi dengan kedua tangan. Berjalan dengan ragu ke arah Jeongyeon yang tengah duduk di kursi meja makan, tentu gadis itu tengah menunggu.
"I-ini." Mulut Mina seakan kaku, ia terlalu gugup. Diletakkannya piring tadi dengan hati-hati. Jeongyeon hanya meliriknya sekilas kemudian memandang potongan kimbap di depannya itu.
"Kau hanya membuat satu?" Mina menggigit bibir bawahnya sembari mengangguk takut. Dapat Jeongyeon liat ketakutan berkelebat di netra hazel nya, "Bodoh, aku menyuruh mu membuat dua. Untukku dan untukmu juga!" Mina kembali menunduk, nada bicara Jeongyeon sangat kental akan kekesalan. Alhasil, ia hanya berdiri mematung di samping Jeongyeon.
"Sekarang duduk, temani aku makan."
"H-ha?"
"Duduk atau aku akan menamparmu."
.
.
.
.
.
To be continuedTyzyxsdibacatizix noh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stockholm Syndrome [JeongMi]
Fanfic[𝑬𝒏𝒅✓] ',--JeongMi story' Mina, ia pemilik sindrom aneh dimana ia jatuh cinta pada seseorang yang jelas jelas menjadikannya sandra. [GxG!]