Cerita Singkat Musim Panas.

3 0 0
                                    



Yeoksi, yeoreume subak-ga jjang! (Semangka di musim panas memang yang terbaik!)” ucap Yiekyung.

Aigoo, niga jwi-ya? Ck. (Aduh, apa kau tikus? Ck.)”

Song Yiekyung mengangkat kedua pundaknya kepada Su Hyeon. “Tikus tidak makan semangka, Kim Su Hyeon-ssi,” ucapnya masih dengan memasukkan sebuah potongan semangka ke dalam mulut.

“Kapan kau berangkat ke New York?” tanya Yikeyung.

“Mungkin pertengahan musim ini,” jawab Su Hyeon yang juga ikut memasukkan sepotong semangka ke dalam mulut.

Song Yiekyung mengangguk mengerti, tidak ada lagi percakapan yang dilakukan mereka, hanya ada suara kecapan mulut Song Yiekyung yang tengah menikmati semangka membuat Su Hyeon berdecak melihat cara makan Yiekyung yang lebih terlihat seperti seekor tikus.

“Ah, kapan kau akan mengadakan pesta?”

Song Yiekyung mengerutkan dahi. “Pesta apa?”

“Promosimu,” ucap Su Hyeon mencoba membantu Song Yiekyung dalam hal mengingat.

“Ah, akan kuusahakan sebelum kau pergi. Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk.”

“Kau selalu melakukannya, itulah kenapa aku tidak heran atas promosimu yang dirasa terlalu cepat.”

Song Yiekyung kembali mengangkat kedua pundaknya. “Setidaknya aku melakukan hal yang berguna! Tidak seperti mereka,” ucap Yiekyung menunjuk dua gadis yang berjalan mendekati mereka.

“Hyerim Seonbae, Yoon Sena!” sapa Su Hyeon dengan mata berbinar. “Lama tidak bertemu.” Su Hyeon menghambur ke dalam pelukan Hyerim dan Sena.

“Aku merindukanmu, Eonni.” Sena mengeratkan pelukannya dan sedikit mengguncang tubuh Su Hyeon.

“Seperti bocah saja,” cibir Yiekyung melihat interaksi antara ketiga gadis di hadapannya.

“Apa yang sedang kalian bicarakan?” tanya Hyerim setelah mereka kembali mengambil posisi duduk mengelilingi meja bundar berukuran sedang yang terbuat dari kayu.

“Hanya ini dan itu,” jawab Yiekyung ditimpali anggukan oleh Su Hyeon.

“Eonni, apa kau tidak terlalu kejam pada kami? Kita baru bertemu setelah tiga tahun, tetapi kau akan kembali meninggalkan Korea?”

Kim Su Hyeon terkekeh ringan karena sikap kesal yang sedang ditunjukkan Sena, kemudian ia mengacak pelan rambut hitam Sena karena menurutnya sangat menggemaskan. “Kali ini aku tidak akan lama, mungkin hanya dua tahun.”

“Dua tahun itu sangat lama Kim Su Hyeon-ssi,” ucap Hyerim kesal.
Hyerim tidak menyetujui pemikiran Su Hyeon tentang kalimat dua tahun. Bagi mereka—Cha Hyerim dan Yoon Sena—dua tahun adalah waktu yang cukup lama.

“Akan cepat jika kau menggunakan waktu itu untuk hal yang lebih berguna,” ucap Yiekyung seakan setuju dengan yang Su Hyeon katakan.

Yoon Sena dan Cha Hyerim melemparkan tatapan geram kepada Song Yiekyung yang masih sibuk dengan buah semangkanya. Jika saja di samping mereka ada selotip, mungkin benda itu akan sangat berguna untuk menutup mulut Song Yiekyung.

“Dua tahun memang akan terasa lama jika hanya kau gunakan untuk menunggu dokter yang sama sekali tidak ingin kau menjadi pasiennya, Yoon Sena-ssi!” Kembali Song Yiekyung melemparkan kalimat yang membuat mereka menatap geram pada gadis itu.

Ya, neo chugulle! (Kau ingin mati!)” Sena mendengkus mendengar perkataan Yiekyung.

“Jika kau bisa mendapatkan cinta Dokter Kim, saat itu aku akan dengan senang hati menerima surat pengunduran dirimu, walaupun aku tidak yakin itu akan terjadi.” Yiekyung menantang dengan penuh percaya diri.

“Tetapi, kenapa Sena harus mengundurkan diri?” tanya Su Hyeon.

“Karena saat Sena berhasil mendapatkan cinta Dokter Kim, bukankah dia akan meminta Dokter Kim menikahinya? Lalu, untuk apa dia bekerja jika dia adalah seorang istri dokter tampan dan kaya,” ucap Yiekyung memberikan penjelasan.

“Ide bagus, Song! Jadi, apa dalam otakmu juga memiliki cara agar Dokter Kim tertarik padaku?” tanya Sena dengan mata berbinar penuh harap yang hanya dibalas tatapan malas oleh Yiekyung.

“Aigo, dasar gadis tidak berguna! Ck,” hardik Hyerim mulai tidak tahan dengan interaksi kedua sahabatnya.

“Kau juga termasuk tidak berguna, Cha Hyerim! Bagaimana kau bisa berpikir untuk mendapatkan cinta dari idol itu jika kalian saja tidak saling mengenal? Ck.”

Cha Hyerim hanya mengangkat kedua pundaknya seakan tidak berminat untuk melayani perdebatan yang ingin dilakukan Song Yiekyung, tangannya bergerak mengambil alih potongan semangka yang masih tersisa.


***


“Hwijangnim,” ucap Jaesun.

Chatsasso? (Kau menemukannya?)” tanya Hyun.

Chukhahamnida. (Selamat.)”

Cho Hyun menaikkan sebelah alisnya ketika Jaesun memberikan sebuah map berwarna kuning. “Apa ini?” tanya Hyun mengerutkan dahi.

“Kurasa, kita. Ah, maksudku, kau memang berjodoh dengan gadis itu,” ucap Jaesun saat mendapati ekspresi terkejut Hyun setelah membaca isi dalam map yang diberikannya. “Apa aku perlu mencari tahu lebih dalam?”

Bibir Hyun terangkat sebelah membentuk senyum tak simetris. Apa Korea terlalu kecil untuk mereka? Song Yiekyung dan Cho Hyun bagai cerita sebuah drama di mana mereka adalah pemeran utama, terlalu banyak kebetulan yang terjadi. Berawal dari Song Yiekyung yang menunjukkan sikap aneh saat pertemuan pertama mereka di Busan tahun lalu dan saat gadis berbola mata cokelat itu memberikan ide aneh, tetapi sangat brilian, membuat Hyun semakin tertarik untuk mengetahui siapa Song Yiekyung sebenarnya. Entah itu hanya rasa penasaran belaka atau Hyun memang benar-benar tertarik pada Song Yiekyung?



Awal Musim Panas 2018

“Song Timjang, apa kau sudah menyelesaikan proposal yang diajukan Cho Corp?” tanya sang atasan kepada Yiekyung yang tiba di ruangan gadis itu.

“Ya, Bunbujangnim, ada beberapa poin yang perlu kita tambahkan, selebihnya tidak ada masalah.”

“Baiklah, aku mengandalkanmu.” Sang atasan mengangguk kemudian meninggalkan ruangan Yiekyung.

Song Yiekyung tersenyum simpul membungkukkan sedikit badan sebagai tanda hormat pada sang atasan, ia kemudian mendudukkan bokongnya dengan kasar diikuti helaan napas. “Apa kau yakin tidak ingin mengurungkan niatmu, Yoon Daerinim?” tanya Yiekyung dengan ekspresi datar.

Yoon Sena yang duduk di depannya menggeleng penuh yakin. “Bukankah Anda yang mengatakannya, jika Anda akan dengan senang hati menerima surat pengunduran diri saya saat saya berhasil mendapatkan cinta Dokter Kim, Song Yiekyung Timjangnim?” ucap Sena kembali mengingatkan kalimat tantangan yang pernah dilontarkan Song Yiekyung tahun lalu.

Song Yikeyung mendengkus, merutuki kebodohannya karena sudah meremehkan tekad Sena untuk meraih cinta Dokter Kim. Jika saja otaknya bisa bekerja lebih cepat dalam membaca pikiran Sena, mungkin dia tidak akan mengatakan kalimat omong kosong tahun lalu.

“Ah, tetapi dari yang kudengar, Cho Corp. sendiri yang memintamu untuk bekerja sama.”

Song Yiekyung hanya menganggukkan pelan kepalanya sebagai balasan atas ucapan Sena. Ia menghela napas sebelum memfokuskan matanya pada beberapa lembar kertas putih di hadapannya.


***


“Song Yiekyung, lahir di Busan 25 tahun lalu, tinggi 160 dengan berat 47, gol─”

“Apa yang sedang kau lakukan?” Cho Hyun melemparkan tatapan tajam pada Jaesun yang mulai mematung. “Aku rasa, aku tidak pernah memintamu untuk menyelidiki gadis itu lebih dalam, Hwang Siljangnim.”

“Saya hanya berinisiatif saja. Saya pikir Anda sangat tertarik dengan gadis itu, Cho Hyun Hwijangnim,” ucap Jaesun diiringi senyum simpul.

“Bisa kau gunakan keinisiatifanmu itu untuk hal yang lebih berguna lagi?”

“Menurut saya ini sangat berguna! Bagaimanapun Song Yiekyung adalah orang yang sudah berhasil membuat atasan tercinta saya memiliki rasa penasaran terhadap lawan jenis.”

“Cih, Aku ti—“

“Lalu, apa Anda bisa menjelaskan keterlibatan diri Anda secara langsung dalam proyek kali ini, Cho Hyun Hwijangnim?”

Cho Hyun berdeham pelan, mengalihkan pandangannya dari tatapan Jaesun yang terkesan tengah mengintimidasi. “Aku—”

“Saya mengerti,” ucap Jaesun kembali memotong kalimat Hyun.
Hwang Jaesun sedikit terkekeh melihat sikap salah tingkah Hyun. “Ah, untuk riwayat medisnya, Anda tidak perlu khawatir. Dia sehat dan baik-baik saja. Lagi pula, jika dia memiliki penyakit mematikan sekalipun, bukankah Anda akan segera mengatasinya, Cho Hyun Hwijangnim?”

Neo Jeongmal Chugusipnya? (Kau benar-benar ingin mati?)”

Geurom iman. (Kalau begitu, permisi.)”

Cho Hyun kembali melemparkan tatapan tajam pada Jaesun yang sudah menghilang di balik pintu ruang kerjanya. Penjelasan singkat dan kalimat sindiran yang dilontarkan Jaesun membuat Hyun menarik sudut bibirnya membentuk garis lurus.


Hot SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang