Hadiah Terindah Musim Panas Pada Kesan Pertama Yang Tidak Diharapkan.

6 1 1
                                    


Hujan yang sempat diperkirakan tidak akan datang pada puncak musim panas ternyata hanyalah sebuah ekspektasi belaka. Saat ini wilayah Seoul sedang bertamukan butiran bening yang berasal dari awan hitam, aroma khas tanah mencuat menembus indra penciuman. Sebagian orang beranggapan jika hujan kali ini adalah hadiah musim panas yang diberikan langit.

Bibir merah Song Yiekyung terangkat membentuk senyum simpul. Ia mengulurkan telapak tangan untuk menyapa sang air mata langit yang menjadi kesukaannya.

“Mau bermain?”

Song Yiekyung tersentak, suara berat Hyun terdengar begitu dekat. Bola matanya terbelalak saat Hyun menarik tangannya menjauh dari teras gedung yang merupakan lokasi pembangunan proyek.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Yiekyung berusaha melindungi kepalanya dari terpaan hujan dengan kedua telapak tangan.

Nolja! (Bermain!)”

Cho Hyun kembali menarik pelan tangan Song Yiekyung. Bak bocah yang baru saja diizinkan sang ibu untuk bermain hujan, keduanya terlihat begitu menikmati air mata langit yang meluncur cukup deras. Dengan senyum dan tawa riang, Song Yiekyung secara sengaja meloncatkan kakinya pada genangan air untuk menciprati Hyun.

“Ya, Hajima! (Hei, jangan lakukan itu!)” seru Hyun. “Gemanhae! (Hentikan!)"

Tubuh Song Yiekyung membeku, tawa penuh kemenangan memudar seketika dari wajah cantiknya. Dengan deru napas yang tak beraturan, otak Yiekyung serasa kosong saat merasakan dekapan hangat yang diberikan Hyun. Detak jantung Yiekyung terasa berpacu sepuluh kali lebih cepat saat merasakan dengan samar dada bidang Hyun bergerak naik turun di balik punggungnya.

Song Yiekyung memutar pelan tubuhnya dengan bantuan tangan Hyun. Pandangannya seakan terkunci pada wajah tampan Hyun yang semakin memesona karena air hujan. Rambut basah berwarna hitam kecokelatan dan ditambah tubuh berotot Hyun yang sedikit terekspos karena bajunya basah kuyup, membuat Hyun terlihat seksi dalam pandangan matanya.

Cho Hyun melemparkan tatapan tajam, tetapi terkesan lembut sebelum mendaratkan sebuah ciuman pada bibir merah Song Yiekyung yang semakin menggoda karena basah, bibir merah yang selalu membuat Hyun hilang kendali. Hyun terus melanjutkan ciumannya saat tidak mendapati aksi penolakan dari Song Yiekyung, dia—Song Yiekyung─bahkan dengan alaminya mengalungkan kedua lengan pada leher jenjang Hyun dan mengikuti irama yang diberikan Hyun. Ciuman panas di bawah guyuran hujan musim panas adalah hadiah terindah—mungkin itu yang Hyun pikirkan saat ini.


***


“Terima kasih,” ucap Yiekyung setelah menerima gelas berisi susu cokelat panas yang baru saja diberikan Hyun.

Saat ini Song Yiekyung berada di apartemen milik Hyun, terletak tidak jauh dari lokasi proyek yang tengah mereka kerjakan. Tentu Hyun yang menarik Song Yiekyung ke sana karena pakaian mereka sudah basah kuyup.

“Mau makan sesuatu?” tanya Hyun untuk mengurangi kecanggungan di antara mereka.

Song Yiekyung menggeleng pelan, kembali menyeruput susu cokelatnya. Gadis itu benar-benar tidak tahu apa yang sedang dilakukannya untuk menghilangkan kecanggungan yang terjadi. Otaknya sejenak berpikir sebelum mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia tidak bisa menolak ajakan Hyun untuk membawanya ke apartemen pria itu dengan dalih berteduh, terlebih kemeja kebesaran Hyun yang terlihat seperti piama di tubuhnya membuat Yiekyung merasa tidak nyaman dengan situasi mereka saat ini.

“Mau aku antar pulang sekarang?” tawar Hyun yang kembali dibalas anggukan kecil oleh Yiekyung.

“Tidak ingin menginap?” tanya Hyun lagi.

“Apa!”

Cho Hyun terkekeh ringan mendapati ekspresi terkejut Song Yiekyung. “Aku harus pergi ke New York karena ada sedikit masalah di cabang sana, tidak perlu khawatir jika aku akan menyerangmu tiba-tiba. Menginaplah! Lagi pula, tidak akan memakan waktu lama untuk mengunjungi proyek,” ucap Hyun memberikan penjelasan atas tawarannya.

“Ke New York, di cuaca seperti ini?”

“Mengkhawatirkanku?” tanya Hyun dengan nada menggoda yang hanya dibalas tatapan malas oleh Yiekyung.


-=-


Matahari nampaknya enggan untuk lebih lama bersembunyi di balik awan hitam, terlihat dari cerahnya cuaca pagi ini. Song Yiekyung menggeliatkan tubuhnya, mengerjapkan matanya sebelum memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi. Entah kenapa hatinya merasa senang saat ia terbangun di atas ranjang yang bukan miliknya.

Song Yiekyung mengibaskan selimut tebal berwarna putih sambil kembali tersenyum simpul, tetapi terkesan malu saat kakinya sudah menyentuh lantai. Bola mata cokelatnya tertuju pada kemeja kebesaran berwarna putih yang digunakannya sebagai piama. “Neo jeongmal micheosso, Song Yiekyung (Kau benar-benar gila, Song Yiekyung),” gumamnya masih dengan wajah merona sebelum melanjutkan langkah menuju kamar mandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hot SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang