5

128 19 0
                                    


Tidak berselang lama dari kepergian Arsen, merekapun merasa sudah terlalu lama untuk berkumpul dan memang hari sudah larut malam, karena tadi Ara telat dan diapun sudah berjanji untuk mentraktir teman temanya. Ara pun sebelum pulang berjalan dulu ke arah kasir.

"Mba meja no 15 berapa yah totalnya?"

"Oh yang disana udah dibayarin sama masnya mbak yang tadi pulang duluan." Ujar Kasir.

"Loh gitu yah? Makasih yah mba." Jawab Ara tersenyum, dan mulai berjalan ke arah teman temanya.

"Eh ternyata ini udah dibayarin sama Arsen kata mbanya." Info Ara kepada teman temanya.

"Tuh Ara, emang Arsen tuh masih sayang sama lo dah dari dulu. Percaya sama gue." Ujar Rafael yang langsung saja kena cubitan Tita.

"Jangan ngadi ngadi yah lu." Jawab Tita. Soalnya Tita tuh udah kaya Bunda keduanya Ara, nggak boleh ada yang nyakitin sahabat kesayangannya yg super lembut ini hatinya. 

"Darren anterin aku sama Ara ke kosan yah." Lanjut Tita langsung tanpa basa basi kepada Darren. Darren sendiri anaknya sih pasrah aja toh Jogja kan kecil, kosan mereka pun tidak terlalu jauh satu sama lainnya.

"Yaudah Chae lu sama Darren juga aja, kalo sama gue naik motor kena angin angin. Biar gue aja, lu gak akan kuat." Ujar Rafael kepada Chaerry mengingat hari sudah semakin malam, tidak baik kalo Chae harus naik motor, mana dia nggak bawa jaket pula.

"Siapa juga yang mau nebeng lo." Jawab Chaerry singkat.

"Ouchhh." Ucap Rafael sambil memegang dadanya pura pura kesakitan karena ucapan Chaerry tadi.

***

Sepulang Arsen dari acara berkumpul di Lantai Bumi, Arsen mendapat telepon dari Bunanya. Arsenpun langsung mengangkat telfon tersebut. Bisa panjang urusannya kalau telfon dari Bunanya lama diangkat oleh dirinya.

"Halo Bun, kenapa?"

"Ih masa Buna mau nelfon anak sendiri aja harus ada alasannya sih."

"Yah nggak sih."

"De kamu udah ketemu Ara?"

"Kok Buna tau?"

"Loh kamu meragukan kekuatan mata mata Buna yah?"

Yah memang seharusnya dia tidak meragukan kekuatan Buna apalagi menyangkut soal Ara dan dirinya. Sungguh dirinya curiga apa jangan jangan Buna sengaja mengikhlaskan dirinya kuliah di Jogja karena sudah tau bahwa Ara juga akan kuliah disini, karena sebelumnya Buna sampai drama pas tau Arsen keterima di Jogja dan meminta Arsen untuk tetap melanjutkan di Jakarta saja, karena Jogja terlalu jauh menurut Buna. Sampai suatu ketika Buna bilang Yah gapapa deh buat anak satu satunya Buna kalo emang kamu seneng mau kuliah disana, Buna juga seneng.

"Tadi ade abis ketemu dia, sama anak anak yang lain yang kuliah disini juga." Info Arsen kepada Bunaa.

"Gimana de, sekarang Ara?"

"Yah baik baik aja Bun."

"Yah hubungan sama kamu, maksudnya de."

"Kenapa sama aku?"

Sebenarnya Arsen sendiri bingung untuk mendeskripsikan seperti apa hubungan dia dan Ara, karena sampai sekarang mungkin Buna tidak pernah tau penyebab pisahnya hubungan mereka berdua.

"Ah ade gak asik, udah engga sayang Buna lagi yah."

"Doain aja Bun."

Entah doa yang seperti apa yang Arsen maksud, tapi katanya doa orang tua itu yang paling dijawab oleh Tuhan.

"Buna selalu doain Ade."

"Yaudah Ade mau lanjutin ngerjain tugas yah."

"Jangan tidur malem malem yah de."

"Iya Buna."

"Dah ade. Buna sayang ade."

"Iya ade juga."

"Kok gitu doang???"

"Iya ade juga sayang Bunda, dah bun."

Arsenpun mematikan saluran telpon tersebut dan mulai mengerjakan tugas yang sempat ditinggalnya ditemani dengan secangkir kopi dan rokok.

***

Sehabis berkumpul dengan teman - teman SMA nya, Ara memutuskan untuk menginap di kosan Tita karena Ara merasa sudah lama sekali tidak update kehidupannya bersama dengan Tita.

Selesai bersih - bersih dan menggunakan skin care, dua dara cantik itu duduk di atas tempat tidur sambil memainkan handphonenya masing - masing.

"Tita, aku kok ngerasa tadi Arsen pulang duluan karena ngga nyaman ada aku ya?" tanya Ara memulai sesi cerita mereka malam ini.

Mendengar pertanyaan Ara, Tita langsung menaruh handphonenya di samping tempat tidur, "Duh, Ara ngapain sih kamu capek - capek mikirin si Arsen... ngga inget apa dulu kamu tuh kayak hampir depresi pacaran sama Arsen" omel Tita kepada Ara.

"Aku paham maksud kamu sih.., cuma aku jadi nggak enak aja sama yang lain. Suasananya jadi canggung banget karena ada aku dan Arsen" ungkap Ara sambil menundukkan kepalanya dan memainkan jari tangannya.

Tita menghela nafasnya dengan pelan, "Ara, please don't be overthinking yah... kamu nggak salah kok jadi berhenti nyalahin diri kamu sendiri" ucap Tita sambil mengelus kepala sahabat kesayangannya ini.

Ara terdiam mendengarkan Tita dan tiba - tiba bersuara "apa aku tahun depan coba tes lagi di kampus kota lain yah?".

Mendengar pertanyaan Ara, Tita langsung mencubit pipi Ara sambil memarahinya "Sembarangan banget sih mulutnya". Melihat Tita marah, Ara tertawa karena ekspresi marah Tita sangat lucu mirip dengan Bundanya.

Ketika Ara dan Tita asyik bercerita mengenai teman - teman baru mereka di fakultas masing - masing, handphone Ara berbunyi, menandakan ada pesan baru masuk. Dari layar handphone terlihat ada pesan masuk dari Ezra.

Ezra Nathanio

Ara, udah tidur belum?

Ara memilih untuk tidak membalas chat dari Ezra dan mengunci handphonenya. Tita pun curiga dengan aksi yang dilakukan oleh Ara pada mantan pacarnya.

"Kok, ngga kamu bales chat Ezra?" selidik Tita. Ara hanya menggelengkan kepalanya. "Kenapa?" selidik Tita kembali.

"Gapapa, aku pengen punya quality time sama kamu. soalnya pasti Ezra cuma curhatin gebetan barunya" jawab Ara sambil membuka bungkus roti di hadapannya.

"Kamu cemburu yah sama Ezra?" tanya Tita masih penasaran. Ara menggeleng kepalanya karena mulutnya sibuk mengunyah roti. Ketika rotinya sudah tertelan, Ara pun menjawab "Aku beneran cuma sahabatan sama Ezra, Tita. there's no more love between us".

"Bohong" kata Tita sambil merebut roti dari tangan Ara. Karena sebal dengan tingkah sahabatnya yang tidak percaya dengan ucapannya, Ara menyentil dahi Tita pelan.

"Coba kamu perhatiin mata aku, bohong apa ngga?" Ara mencoba mengadu Tita.

"Hehehe iya ngga bohong" tawa Tita malu. 

"Abisan, dulu waktu kalian pacaran tuh lovey-dovey banget kayak dunia milik kalian berdua yang lain ngontrak" tambah Tita mengenang masa SMA mereka. Ara pun tersenyum teringat cerita dia dan Ezra saat masih mengenakan seragam putih abu - abu.

-tbc-

Kalian suka banget engga sih sama konsep SKZ comeback ini?
karena aku suka banget parah ngacooooo!!

Begin Again - 2HyunjinWhere stories live. Discover now