1

7.7K 223 14
                                    

"Qarra! Enggak Qarra enggak! Gue bakalan berubahhh QARRA!"

Raka tersentak dari tidurnya karena baru saja bermimpi buruk tentang Qarra.

Qarra meninggalkannya, ia telah mempunyai pendamping hidup yang baru.

"Sial! Gak!! Gak akan gue biarin!"

~~~

"Sudahlah Kak, apa kakak gak kasian liat Raka menjadi seperti itu?? Dia terlihat lemah tak bergairah menjalani hidup" Aika mulai mencoba untuk membujuk suaminya, Revan.

Revan mengedikkan bahunya merasa acuh.

"Biarkan..biarkan saja dia merasakan penderitaan itu. Aku tidak mau dia seperti ku, itu sangat menyakitkan mu Aika"

Aika menunduk. Memang rasanya sakit saat Ia mengalami seperti apa yang Qarra alami.

"Mungkin benar, kita harus menghukum Raka lebih lama lagi"

~~

Plakk.

Aeera menampar pipi bayi nya karena ia merasa kesal.

"Kamu bisa diam gak sih?! Taunya nangis terus! Aku pusing dengernyaaa!!" Bentak Aeera membuat Cristal, bayinya menangis kejer.

Aeelesha yang tak sengaja lewat di depan kamar Aeera mendengar bentakan Aeera seketika menggelengkan kepalanya merasa lelah.

Lelah karena telah menasehati Aeera agar ia tak berperilaku kasar kepada bayinya.

"Aeera! Eesha bilang apa? Jangan marahi Cristal!!" Aeelesha sedikit meninggikan suaranya.

Ia melihat kearah Cristal yang di letak di ranjang. Seketika matanya membulat sempurna, pipi Cristal memerah dan ada bekas jari-jari disana.

Aeelesha yakin Aeera baru saja menamparnya.

"AEERA?? AEERA NAMPAR CRISTAL???" Tanya Aeelesha memekik. Ia langsung berlari menuju ranjang dan langsung menggendong Cristal.

"Iya" jawab Aeera santai tanpa merasa bersalah.

Aeelesha menggelengkan kepalanya tak percaya.

Aeera itu ibunya, tapi kenapa ia begitu tega kepada anaknya sendiri?

"Aeera? Kenapa Aeera tega? Cristal anak Aeera" lirihnya.

"Anak? Anak yang gak di harapkan maksud Lo!" Desis Aeera

"Aeera, apa yang harus Aeelesha lakuin agar Aeera mau menganggap Cristal??"

"Tukaran peran. Lo jadi gue, gue jadi Lo. Gue pengen sekolah! Pengen ngerasain bangku sekolah lagi! Gara-gara dia gue putus sekolah Eesha!!" Teriaknya, air mata Aeera mengalir.

Aeelesha terdiam.

Mengalah atau membiarkan?? Aeelesha di hadapkan dengan kebimbangan.

Aeelesha memejamkan matanya seraya menghela nafas.

"Baik, Kalo itu bisa buat Aeera sayang Cristal, Eesha lakuin" putus Aeelesha.

Aeelesha berjalan menuju box bayi dan meletakkan Cristal disitu.

Sekarang, dirinya dan Aeera sudah berhadapan.

Aeelesha melepaskan pin nama yang ada di seragam bagian dada nya lalu memberikannya kepada Aeera.

"Mulai sekarang, Aeera adalah Aeelesha, dan Aeelesha adalah Aeera"

•••

"Loh? Aeera? Tumben turun cepat? Bawa Cristal lagi?" Ucap Aika.

Aeera-- yang tak lain adalah Aeelesha tersenyum manis membalas senyuman Bunda nya.

"Iya Bun, lagi pengen aja. Aeera mau bawa Cristal berjemur" ujarnya

Aika mengangguk.
"Bagus kalo gitu, yaudah sana. Keburu dingin"

Aeera (Aeelesha) mengangguk lalu pergi ke halaman belakang untuk membawa Cristal berjemur.

"Nah..ini dia, Aeelesha cepet makan. Habis itu biar Ayah yang anter" ujar Revan yang baru saja tiba di ruang makan dan melihat Aeelesha yang tak lain adalah Aeera tiba juga di ruang makan.

Aeelesha palsu tersenyum lalu ikut duduk di kursi.

"Iya ayah"

~~~

"Udahlah Rak, Lo minum minum gini gak bakalan nyelesaiin masalah tau gak? Yang ada Lo semakin jauh dari Qarra. Lo sendiri bilang mau berubah? Tapi nyatanya masihhh aja minum-minuman, Herman gue!" Daffa menggeleng tak habis fikir dengan kelakuan sahabatnya ini.

Masihhh aja minum-minuman, katanya mau tobat.

Dhasharr

"Qarra..."

Raka sudah mabuk, jadi mau gimana pun Daffa mengajak ia berbicara Raka tak akan nyambung.

"Serah Lo deh Rak, yang penting pulang sekarang! Lo rese kalo lagi mabok"

RAKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang