CHAPTER 12

18 3 0
                                    

Setelah membersihkan tubuhnya, Irez membanting tubuhnya dengan kasar di atas kasur empuknya.

Entahlah, hari ini moodnya sungguh berantakan.

Sudah dihukum ditambah lagi ia harus membersihkan ruangan guru menyebalkan itu. Padahal awalnya Irez sangat mengagumi sosok Ilyas.

Tapi entah mengapa sejak mengetahui tingkah menyebalkan sang guru idola, Irez merasa begitu kesal.

"Nyebelin banget tuh guru, nggaj ada akhlak sama sekali," dumel Irez.

"Kenapa juga dulu gue suka banget sama tuh guru yang nyebelinnya setengah mati," lanjutnya.

Irez tak henti-hentinya menggerutu mengingat kejadian seharian ini yang membuat dirinya sangat kesal.

"Lo kenapa sih dari tadi sore ngedumel mulu," celetuk Kevin yang membuat Irez terlonjak kaget.

"Lo dari kapan disini?" tanya Irez.

"Nggak usah ngalihin pembicaraan, lo belum jawab pertanyaan gue," ucap Kevin.

"Pertanyaan yang mana?" tanya Irez dengan memasang tampang polosnya.

"Nggak usah sok polos lo," kesal Kevin sembari menatap Irez tajam.

"Gue kesel tahu bang," ucap Irez lesu.

"Lah bukannya tiap hari kerjaan lo kesel mulu ya," cibir Kevin.

"Lo sebenernya mau dengerin gue cerita atau malah mau ngledekin gue heh," sentak Irez.

"Ya maaf, abisnya udah hobi sih bikin lo kesel," ucap Kevin sembari terkekeh.

"Ishh nyebelin," rajuk Irez.

"Sorry-sorry, lo kesel kenapa? sini cerita sama abang," ucap Kevin lembut.

"Gue kan punya guru bahasa Inggris baru, nah tuh guru masih muda, ganteng, pinter, pokoknya perfect deh," ucap Irez menggebu-gebu.

"Ck sebenarnya lo mau curhat atau mau muji guru lo itu," kesal Kevin yang dibalas cengiran oleh Irez.

"Nih ya gue lanjut cerita, nah tuh guru itu nyebelinnnnn banget. Kayak punya dendam kesumat sama gue, tadi pagi gue dihukum disuruh ngoreksi tugas kelas X, nah yang paling ngeselin lagi gue disuruh beresin ruangannya. Kan ngeselinnnn bangettt," curhat Irez greget.

"Ditambah lagi, tadi pas pulang sekolah seragam gue kecipratan air kobangan bangggg. Gimana nggak kesel coba," sungut Irez.

"Sabar ya dek, ini ujian," ucap Kevin, setelahnya ia tergelak keras yang membuat Irez semakin merengut.

"Sialan banget sih lo jadi abangggg," teriak Irez keras.

🐥🐥🐥

"Masih marah?" tanya Kevin yang sama sekali tak dihiraukan oleh Irez.

"Udah dong dek jangan marah lagi, lo mau apa abang turutin. Mau jalan? makan? nonton? atau apa bilang sama abang," bujuk Kevin.

Beginilah Kevin ketika menghadapi Irez yang tengah marah. Karena marahnya Irez adalah mendiamkan orang yang membuatnya marah dan Kevin tahu itu.

Meskipun setiap hari Irez dan Kevin nggak pernah absen ribut, tapi Kevin begitu menyayangi adiknya, adik kecilnya.

"Dek ngomong dong, maafin abang yang udah bikin adek marah. Adek mau apa?" ucap Kevin lembut.

"Makan," cuek Irez, namun mampu membuat Kevin tersenyum.

"Yaudah adek siap-siap dulu, abang tungguin," ucap Kevin sumringah sembari mengacak puncak kepala Irez gemas.

Ilyas POV

Nggak tahu lagi deh sama murid satu itu, kerjaannya bikin kesel mulu.

Karena tingkah menyebalkannya yang udah nggak bisa ditoleran, gue sengaja ngasih dia hukuman biar dia kapok.

Gue suruh dia ngoreksi tugas kelas X, karena emang si Irez nilai bahasa inggrisnya selalu tinggi, setelah itu gue juga nyuruh Irez buat beresin ruangan gue.

Dan yang terjadi adalah, si Irez keluar dari ruangan gue dengan muka keselnya dia.

Dan gue merasa bahagia bisa buat Irez kesel, salah siapa hobi banget bikin gurunya kesel.

Ilyas POV end

Setelah berganti pakaian, Irez langsung menghampiri Kevin yang tengah sibuk bermain ponsel.

"Yuk bang," ajak Irez.

Dan tanpa banyak protes, Kevin beranjak dari duduknya dan merangkul bahu Irez.

"Kamu masih marah sama abang?" tanya Kevin.

"Taukk," ketus Irez.

"Ihh masak masih marah sih kan udah abang ajak makan, jangan marah lagi ya," ucap Kevin.

🐥🐥🐥

"Adek mau makan apa?" tanya Kevin lembut.

"Dih manggilnya sok-sokan adek, manisnya cuma kalau lagi butuh doang," gerutu Irez.

"Mau makan sate nggak?" tawar Kevin.

"Nggak, gue mau makan nasi goreng babat, bakso, seblak, kerang, kebab, pokoknya gue yang pilih makanannya. Dan lo nggak boleh protes," ucap Irez yang dibalas anggukan oleh Kevin.

Tak lama kemudian, Kevin menghentikan laju mobilnya didepan sebuah tenda yang menjual nasi goreng babat-sesuai keinginan Irez.

"Dah, yuk turun," ajak Kevin dan melepas seatbealtnya dan diikuti oleh Irez.

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju tenda penjual nasi goreng babat.

"Mang nasi goreng spesialnya 2, es tehnya 2," teriak Kevin dan meundukkan dirinya diatas karpet.

"Gue mau yang pedes," ucap Irez.

"Iya," balas Kevin dan kembali sibuk memainkan ponselnya.

Irez pun mengedarkan pandangannya ke sekitar, dan untuk sesaat pandangan Irez terpaku melihat objek yang membuatnya merasa kesal.

"Dasar titisan lucifer,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 My Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang