27

1.1K 114 7
                                    

Happy Reading!
Tolong dimaafkan jika ada typo
✼ •• ┈┈┈┈๑⋅⋯ ୨˚୧ ⋯⋅๑┈┈┈┈ •• ✼

Taeyong membawa Jennie menaiki anak tangga "apa yang terjadi dengan wanita bersemangat yang aku nikahi?" Jennie kim yang aku tahu tidak akan meminta izin untuk melakukan apapun."

Mereka mencapai anak tangga teratas dan Taeyong meraih tangan Jennie, membawanya menyusuri lorong. "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan dan membuatmu gugup"

"Tidak ada?" ujar Jennie menatap Taeyong beralih pada lengannya yang digenggam oleh pria sekaligus suaminya itu.

"Yah, sangat sedikit" ujar Taeyong

"Hanya sedikit?" ujar Jennie dengan suara pelan.

Taeyong menyunggingkan senyuman jail. "Baiklah, memang ada banyak hal yang membuatmu gugup. Aku akan menunjukan beberapa hal kepadamu"– Taeyong membawa Jennie ke sebuah kamar bernuansa brown dengan kesan yang mewah, yang pintunya sedikit terbuka saat mereka memasukinya kemudian menutup pintu dengan rapat dibelakang mereka–"yang sangat baru untukmu–mungkin" ujar nya tak berhenti menyunggingkan senyuman jahil tersebut.

Jennie berdegup. Karena kekacauan hari ini, ibunya lupa untuk melakukan percakapan ibu dan anak dengannya. Ia adalah seorang gadis biasa, dan meskipun ia tahu sedikit tentang apa yang terjadi antara pria dan wanita, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan saat suaminya berdiri didepannya dan melahap nya dengan tatapan mata yang dipenuhi oleh gairah.

"Berapa kali kau pernah dicium?" tanya Taeyong sembari melepaskan mantel yang dipakainya.

Jennie menerjapkan mata terkejut saat mendengarkan pertanyaan tidak terduga itu. "Sekali," jawabnya.

"Olehku?" tanya Taeyong dengan lembut.

Jennie mengangguk.

"Bagus," ujar Taeyong, dan pada saat itulah Jennie menyadari bahwa Taeyong sudah membuka manset kemeja.

Jennie mengamati saat tangan Taeyong beranjak kekancing pria itu, dan mulut nya berubah kering saat bertanya, "berapa kali kau pernah mencium?"

Bibir Taeyong menyunggingkan senyum. "Sekali."

Mata Jennie beralih ke wajah Taeyong.

"Aku baru sekali menciummu," Ujar Taeyong dengan suara yang terdengar parau, "aku menyadari bahwa semua ciumanku sebelumnya tidak pantas disebut sebagai ciuman." lanjutnya.

Rasanya seperti ada petir yang menyambar kamar itu. Udara menjadi dipenuhi aliran listrik, dan Jennie tidak lagi yakin dengan kemampuannya untuk tetap berdiri.

"Tapi aku percaya," gumam Taeyong, menutup jarak diantara mereka dan membawa punggung tangan Jennie ke bibir pria itu, "bahwa aku tidak akan mengakhiri hari ini hanya dengan satu ciuman."

Jennie berhasil menggelengkan kepalanya sedikit. "Bagaimana ini bisa terjadi?"

Taeyong mengangkat kepalanya dengan penasaran. "Apa yang ter–jadi?"

"Ini," ujar Jennie, seolah satu kata itu bisa menjelaskan segalanya. "Kau. Aku. Kau sudah menjadi suamiku."

Taeyong tersenyum. "Aku tahu."

𝖫𝗎𝖼𝗄𝗒 𝖹𝗈𝗇𝖾 [𝖫𝗍𝗒 𝗑 𝖪𝗃𝗇]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang