28

1.3K 114 7
                                    

Happy Reading!
Tolong dimaafkan jika ada typo
✼ •• ┈┈┈┈๑⋅⋯ ୨˚୧ ⋯⋅๑┈┈┈┈ •• ✼

Warn mature 21+
Diharapkan pembaca bijak dalam membaca!

"Bahkan," guman Taeyong, jari-jari pria itu mulai melepaskan satu per satu kancing dibagian belakang gaun Jennie, "aku mungkin harus meyakinkanmu sekarang,"

Jennie menarik napas tercekat saat ia merasakan embusan angin di kulit punggungnya. Sebentar lagi gaunnya pasti akan terlepas, dan ia akan berdiri di depan Taeyong layaknya seorang istri yang berdiri di depan suaminya.

Taeyong berada begitu dekat dengannya, hingga ia bisa merasakan panas yang menguap dari kulit pria itu, mendengar suara tarikan napas pria itu. "Jangan gugup," ucap Taeyong, kata-kata pria itu menyentuh telinga nya seperti belaian. "Aku berjanji aku akan meyakinkanmu,"

"Aku tahu," ujar Jennie, suaranya bergetar. Kemudian Jennie tersenyum. "Tapi aku masih bisa merasakan gugup."

Taeyong memeluknya, tawa pria itu membuat tubuh mereka berdua bergetar. "Kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan," ujar Taeyong, "selama kau menjadi milikku."

"Selalu," janji Jennie. "Selalu."

Taeyong melangkah mundur untuk melepaskan kemejanya sendiri, meninggalkan Jennie berdiri di sana, memegangi bagian depan gaunnya, dan merasakan kesejukan angin di punggungnya.

"Apa kau mau aku pergi?" Tanya Taeyong dengan suara pelan.

Mata Jennie tiba-tiba saja membelalak. Ia tidak menyangka jika Taeyong akan bertanya seperti itu padanya.

"Dengan begitu, kau akan mendapatkan privasi saat naik ke atas tempat tidur," ujar Taeyong.

"Oh," Jennie menerjapkan mata sebentar "apakah seperti itu caranya?" Lanjutnya.

"Biasanya memang seperti itu," ujar Taeyong "meskipun tidak harus selalu seperti itu," jelasnya.

"Kau ingin melakukannya seperti apa?" Bisik Jennie

Mata Taeyong semakin membara oleh gairah. "Aku ingin menanggalkan setiap helai pakaianmu dengan tanganku sendiri."

Jennie bergetar.

"Kemudian, aku ingin membaringkanmu diatas tempat tidur, agar aku bisa memandangimu."

Jantung Jennie mulai berdetak cepat.

"Setelahnya," sambung Taeyong, kemeja pria itu jatuh kelantai, saat Taeyong berjalan ke arahnya, "aku rasa aku mungkin akan mencium setiap inci tubuhmu."

Jennie berhenti bernapas.

"Jika kau tidak keberatan," tambah Taeyong sambil tersenyum jail.

"Aku tidak keberatan," jawab Jennie dengan cepat dan tanpa sadar, tapi kemudian wajahnya langsung merah padam, saat ia menyadari apa yang baru saja dikatakannya.

"Kau sangat cantik," cetus Taeyong, suara pria itu terdengar kagum dan bangga.
Tapi ketika Taeyong menatapnya lagi, ada sesuatu di wajah pria itu yang tidak pernah di lihat Jennie sebelumnya.

Itu lebih dari sekedar gairah, lebih dari kebutuhan.

Taeyong menarik turun gaun Jennie dari tubuhnya, kemudian mengangkatnya dan membaringkannya ke atas tempat tidur, berhenti sebentar untuk melepas stoking dan sandal nya. Kemudian, dengan kecepatan yang mengagumkan, Taeyong menanggalkan sisa pakaian yang masih melekat di tubuhnya sendiri dan melingkupi tubuh wanita itu.

"Apakah kau tahu betapa aku menginginkanmu?" Ucap Taeyong
"Bisakah kau memahaminya?"

Bibir Jennie terbuka, kemudian ia meraih rahang tegas pria itu.

𝖫𝗎𝖼𝗄𝗒 𝖹𝗈𝗇𝖾 [𝖫𝗍𝗒 𝗑 𝖪𝗃𝗇]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang