Bagian Tujuh Belas: Tomat Cherry

7 0 0
                                    

"Peluk erat dari seorang ibu adalah obat terampuh yang tidak bisa di beli."

***

Samuel letakkan tubuh Diandra yang tertidur di ranjang. Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi, Samuel baru saja bangun dengan Diandra yang tertidur di sisinya. Samuel benarkan letak tidur Diandra sebelum menyelimuti perempuan itu, lalu ia raih remot AC dan menyesuaikan suhu. Ternyata saat tangan Samuel tak sengaja bersentuhan dengan kulit Diandra, kulit perempuan itu masih hangat, sepertinya Diandra masih belum sembuh dari sakitnya. Samuel tekuk lututnya, berjongkok tepat di samping wajah Diandra. Samuel larikan tangannya mengusap pipi Diandra, matanya menatap sendu wajah tidur Diandra yang tampak tenang. Diandra melenguh, membuat Samuel menarik tangannya segera karena terkejut.

Samuel berdiri, "Gila, bau banget gue!" eluh Samuel setelah ia menyadari bahwa selain bau keringat, bau alkohol di dirinya masih tercium sangat kuat. Samuel melirik sekitar, lalu ia berjalan mendekati meja rias Diandra, mencari botol parfum perempuan itu, "Nah, gini, kan, enak." Senyum puas Samuel terbit karena bau yang sebelumnya tertutupi dengan parfum Diandra.

Samuel melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan sebelah kiri, buru-buru ia keluar dari kamar Diandra dan membuka kulkas yang berada di dapur. Samuel garuk belakang kepalanya yang tak gatal, "Ngide banget mau buat sarapan lo, Sam! Emang lo bisa? Kalau sekedar goreng yang kecil-kecil bisa kali, ya?" Samuel ambil beberapa butir telur dan sosis. Berbekal resep dan cara membuat dari ponsel, Samuel berhasil menyelesaikan acara memasaknya, walaupun kini dapur Diandra menjadi berantakan.

"Sam?" Samuel yang tengah menata masakannya di piring pun mendongak kala mendengar nama Diandra, "Udah bangun? Gue coba buat sarapan. Sini, cobain."

Diandra yang masih bingung dengan apa yang terjadi pagi ini berjalan dengan ragu mendekati Samuel, "Lo ngapain, Sam?! Dapur gue!" Diandra menganga tidak percaya bahwa Samuel berhasil membuat dapur yang sangat ia jaga kebersihannya jadi hancur seketika. "Jangan marah, habis ini gue beresin." Samuel letakkan piring yang berisi sepotong roti panggang, telur orak-arik yang dicampur dengan sosis di depan Diandra. Alis Diandra mengerut, dari penampilannya bisa dikatakan cukup baik, namun Diandra ragu tentang rasanya.

Diandra raih alat makan yang berada di atas piring. Alisnya terangkat sebagai tanda puas setelah masakan itu menyapa indra pengecapnya. Walaupun sedikit asin, ini masih dibilang enak dan bisa dimakan. Samuel tersenyum puas kala merasa bahwa masakannya baik-baik saja, pun ia ikut menyusul Diandra. Tiba-tiba saja piring berdenting dengan keras diikuti Diandra yang buru-buru berdiri dan langsung memuntahkan isi perut perempuan itu di tempat cucian piring.

"Kenapa? Nggak enak, ya? Atau kenapa?" Samuel pijat tengkuk Diandra, membantu perempuan itu. Diandra buka kran air, lalu ia mencuci mulutnya. Setelah mematikan kran, Diandra menegakkan dirinya dan tanpa berbalik, Diandra sandarkan dirinya ke Samuel. "Masakan lo enak, perut gue aja yang nggak mau diajak kerja sama, mual." Samuel menunduk, melirik Diandra yang sedang pasrah bersandar padanya.

"Sini," Samuel gendong Diandra dan membawa perempuan itu kembali ke dalam kamar. Didudukkanya Diandra di sisi kasur, lalu Samuel menekuk lututnya tepat di depan Diandra, "Masih mual? Ayo ke rumah sakit, gue temenin lo." Diandra menggeleng, "Nggak perlu, gue mau tidur. Mending sekarang lo pergi buat sekolah," Diandra mundur, bersiap untuk tidur.

"Lo yakin? Gue bisa nganterin lo." Tanya Samuel lagi. "Nggak, Sam. Jangan lupa beresin dapur gue. Awas aja nggak lo beresin!" ancam Diandra. Samuel berdiri, membantu menyelimuti Diandra. Diusapnya puncak kepala Diandra, lalu setelah itu, Samuel berlalu dari sana.

***

Sejak tadi mata Samuel terus tertuju pada tempat duduk Diandra yang kosong. Tentunya Samuel amat sangat tahu tentang alasan kenapa tempat duduk itu kosong. Pagi tadi sebelum Samuel pergi dari apartemen Diandra, laki-laki itu sempat mengecek keadaan Diandra dan ternyata perempuan itu tengah tidur. Jadilah sekarang pikiran Samuel terus tertuju ke Diandra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang