18. tidak karuan

269 66 5
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"Kakk, yuk makan" ketuk seseorang dari luar kamar nya yerina.

Merasa tidak ada balasan dari yang punya kamar, revana menunduk pasrah, bukan sekali dua kali ia memanggil yerina, sudah terhitung sepuluh kali lebih. Ia menghembuskan nafas kasar, lalu berjalan ke arah meja makan yang terdapat Revano, Arkana pun pulang karena khawatir dengan keadaan adik nya, bunda nya dan ayah nya yang meliburkan diri.

"Mana Yerin?" Tanya bunda iren.

Revana menunjuk kamar nya yerina yang masih tertutup dengan rapat.

"Kamu udah bujuk?" Tanya sang ayah.

Revana pun mengangguk, sedih akan keadaan Kaka nya.

Arkana lalu bangkit dari kursi nya dan berjalan menuju kamar nya yerina.

Karena biasanya yerina akan luluh pada Arkana.

"Yer, ayok buka. Makan dulu, kamu belum makan kan? Ayok" suara lembut Arkana membuat yerina mendekati pintu nya dan menyandarkan tubuhnya pada pintu.

"Bang, sakitt" lirih yerina dari dalam pintu.

"Iya makanya ayok buka dulu, Lo boleh cerita sepuas lu, nangis sepuas lu. Yuk buka"

Cklek

Pintu terbuka menampilkan yerina dengan rambut acak-acakan, mata panda yang sangat hitam, dan pipi yang sangat kurus.

Arkana terkejut melihat sang adik dengan keadaan seperti ini.

Arkana memasuki kamar adik nya dan langsung memeluk adik nya, yerina yang di peluk hanya diam dan menatap lurus ke depan.

"Lu kenapa? Cerita ke gue" ucap Arkana.

"A-alvaro" lirih yerina.

"Kenapa dia?" Tanya Arkana.

Yerina menggelengkan kepalanya.

"Kenapa yer?" Tanya Arkana melembutkan nada nya.

"Hahh, Alvaro gak masuk sekolah udah lebih dari 2 Minggu, dan kayak nya udah satu bulan" ucap yerina datar.

"Dia gak pernah ngirim kabar ke gue. Dan gue yakin temen-temen gue tahu kemana Alvaro pergi, tapi mereka nutupin itu semua dari gue" ucap yerina lagi.

"Lo udah coba ke rumah nya?" Tanya Arkana.

Yerina mengangguk "setiap pulang sekolah gue kesana, nungguin dia sampai malam. Mungkin dia lupa rumah dia dimana haha" ucap yerina lagi dengan diiringi tertawaan miris.

CANDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang