6. Pacar masa gitu

61 21 7
                                    

Seringkali kita tidak menyadari,
kalau di sekitar kita ada orang yang benar-benar mau berjuang buat kita, tetapi kita malah mengejar orang yang tidak menginginkan kita :')

~Tulus~

Sebenarnya Caca menolak untuk mengenalkan Radit pada abangnya, tapi lelaki bertubuh bongsor itu terus-terusan mendesak Caca untuk mengenalkannya, 'itukan pacar pertama lo, jadi lo harus ngenalin ke gue' titahnya begitu. Dan sekarang abangnya itu sudah bertengger manis di atas motor di depan parkiran sekolah.

"Ca, yang mana cowok, lo?" tanya Keno celingak-celinguk.

"Belom dateng kayaknya, Bang," balas Caca, karena ini masih sangat pagi kemungkinan Radit belum ada di sekolah lantaran pacarnya itu selalu datang terlambat.

3 menit kemudian Keno bertanya lagi, "Mana sih cowok, lo?" Lelaki itu sangat tidak sabaran.

"Bang Ken gimana sih, nanya mulu deh, balik aja sono, besok-besok aja gue kenalin," balas Caca sedikit kesal lantaran abangnya itu bertanya tiap 3 menit.

"Nanti pulang lo ajak main ke rumah aja, Ca."

"Hmm, iya kalo dianya mau."

"Gak ada alasan kan dia nolak main ke rumah ceweknya?" tanya Keno.

"Entahlah, nanti gue coba ajak, deh," balas Caca.

"Ya udah gue pulang aja. Lo, yang bener sekolahnya, jangan bolos-bolos kaya gue dulu," perintah  Keno.

"Iya, pulang sono hus hus," usir Caca kesal

Di depan gerbang sekolah Keno bertemu dengan Aldo yang menyeret sepedanya.

"Do!" seru Keno memberhentikan Aldo. Mereka berdua sudah mulai akrab karena sejak awal Aldo jadi tetangga Keno, ia selalu mengantarkan kue dari Ibunya ke rumah Keno, dari situlah mereka sering berbincang, maklum lelaki lebih cepat akrab.

"Apa?" tanya Aldo

"Lo, tau gak siapa pacar Caca?" tanya Keno serius,  Aldo tampak berpikir.

"Tau kok," sahut Aldo

"Gue minta tolong boleh, gak?" tanya  Keno mengecilkan suaranya.

"Hm, apa?" balas Aldo

"Lo, tolong awasin Caca ya, gue khawatir aja gitu sama dia, masalahnya dia baru kali ini pacaran, Do!" pinta Keno.

"Maksudnya gue ngikutin Caca, gitu?" tanya Aldo menaikkan sebelah alisnya.

"Gak mesti ngikutin sih, pokoknya lo awasi aja gerak-geriknya kalo lagi sama  cowoknya, gue takut adek gue yang polos akan cinta-cintaan itu di bodohin sama cowoknya, kan si Caca rada oon" jelas Keno khawatir.

"Hm, oke," 

"Ya udah. Minta nomor lo, nih!" pinta Keno sembari menyodorkan handphonenya yang kemudian disambut Aldo.

"Nih, Bang," ucap Aldo mengembalikan handphone Keno setelah menekan beberapa digit angka.

"Oke, thanks, Do. Cuma lo yang bisa gue andelin," ucap Keno lalu menyalakan motornya dan beranjak pergi. Aldo menghembuskan napas panjang merasa punya tanggung jawab baru.

TULUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang