Sekalipun kita dikatakan seperti kotoran, jangan berkecil hati kawan! Taukan kotoran walau di bawah tapi gak ada yang berani menginjak.
Ayo tekan bintangnya dulu!
~Tulus~
Kedai Terserah tampak lebih ramai di malam minggu. Beberapa pelanggan yang datang dengan pasangannya terlihat asik bersuap-suapan menikmati bola-bola daging dengan mie. Pemandangan itu membuat cewek si pencinta bakso yang duduk di pojok kedai menghembuskan napas berat. Ia menunggu pesanannya sesekali menatap handphone dengan wajah muram.
Chat yang ia kirimkan pada pacarnya dua jam lalu bahkan tak ada satupun yang dibalas. Malam ini kan waktu yang tepat bagi orang yang pacaran untuk kencan, kenapa cowoknya malah tak ada kabar?
Caca berusaha menepis segala pikiran negatif yang terus menyerang. Hingga seseorang membuyarkan pikirannya.
"Aldo, lo kerja di sini?" tanya Caca saat menyadari lelaki itu menghampirinya. Ia memakai apron berwarna merah.
"Hm," balas Aldo. Ia bekerja paruh waktu di kedai ini dengan jam kerja setelah pulang sekolah hingga malam sampai pada waktunya kedai ditutup.
"Cuek banget sih, njir. Lidah lo keseleo apa gimana ngomong aja pelit banget," dengus Caca
"Nih, makan dulu, biar lo kuat ngadepin keadaan," celetuk Aldo menyuguhkan semangkok bakso dan segelas lemon tea. Caca mendongak, detik berikutnya ia ternganga.
"Waw, baru kali ini gue denger lo ngomong lebih dari lima kata," ucap Caca takjub seakan-akan itu suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Aldo yang melihat reaksi tak terduga itu mendengus.
Serba salah gue, batin Aldo
"Ca!" seru Aldo
"Apa?" balas Caca menghentikan sendok yang tinggal beberapa sentimeter lagi memasuki mulutnya.
"Lo, beneran sayang sama Radit?" tanya Aldo serius, matanya menatap tajam Caca.
"Kalo gue gak sayang, ngapain gue terima," jawab Caca sambil terkekeh lalu melanjutkan suapan baksonya.
"Kalo Raditnya gak sayang sama lo?" Pertanyaan ini seakan-akan langsung menohok bagian dada Caca. Membuatnya berhenti mengunyah, tapi detik berikutnya ia menelan bakso itu dengan kasar lalu tertawa hambar.
"Hahaha, lo gimana sih, Do. Kalo Radit gak sayang sama gue, ngapain dia nembak gue, hah?" tanya Caca balik, matanya seperti menyembunyikan sesuatu. Entah perasaan apa itu, Aldo belum bisa melihatnya dengan jelas.
"Seyakin itu lo sama dia?" tanya Aldo mencoba menguak rasa penasarannya.
"Hm, ngapain lo nanya-nanya gue? Gak usah ngurusin hubungan gue sama Radit, ya!" pekik Caca, ia mulai dongkol dengan Aldo. Mengapa lelaki itu terus memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan perasaannya.
Merasa emosi Caca mulai tidak stabil, Aldo memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya, meninggalkan Caca yang matanya berkaca-kaca.
Kenapa? Kenapa semua orang gak suka gue pacaran sama Radit?, batin Caca
Dan baru kali ini Caca merasa bakso yang biasa dinikmatinya dengan penuh semangat jiwa dan raga, kini terasa hambar. Namun tetap dimakannya bakso itu hingga habis. Kan sayang, udah dibayar tapi gak makan, gak boleh mubazir teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS
Novela JuvenilSeseorang yang menginginkan ketulusan dalam hubungannya karena ia tahu diri bahwa dia hanyalah orang biasa. TUKANG PLAGIAT MENJAUHLAH!!!