🌻 pacar baru

866 88 13
                                    

Irene baru aja selesai mandi saat denger suara berisik di bawah. Pas Irene turun, ternyata adik-adiknya lagi heboh ketawa liat TV bareng cowok yang.... hmm....

"Mbak Irene! Ayo sarapan dong, aku udah laper."

"Udah bangun, sayang?"

Jennie sama Lia langsung nengok ke arah cowok yang daritadi ketawa bareng mereka.

"Sayang? Apa maksudnya?"

"APA-APAAN INI? MBAK IRENE KOK DIPANGGIL SAYANG?"

"Mba? Kita butuh penjelasan!" putus Jennie sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Iya! kita butuh penjelasan!" sambil melakukan hal yang sama kaya Jennie.

Mereka masih heboh nanya-nanya sampai Irene pusing jawabnya.

"Udah ayo sarapan dulu nanti mbak jelasin. Kamu juga sekalian sarapan dulu," ucap Irene sambil nengok ke cowok tadi.

Sesampainya di meja makan, semuanya masih ngeliatin Irene dan cowok tadi. Jadi siapakah cowok tadi? Perkenalkan, namanya Daris. Dia ini kakak tingkatnya Irene semasa kuliah yang sering banget main ke rumah, makanya dua adiknya pada kenal banget lah sama Daris.

Kok bisa kakak tingkat beda jurusan fakultas tapi kenal deket? Ya bisa... Selain karena mereka satu organisasi, orangtua mereka juga saling kenal, makanya nurun ke anaknya. Biasa lah pergaulan pengusaha kan gitu.

Tapi ga dijodoh-jodohin kok, cuma emang Daris sering main aja karena gatau deh, nyaman kali.

Tapi.... mana ada yang nyangka kalau ternyata mereka pacaran sekarang? Soalnya Daris ini udah kaya sodara banget. Jennie sama Lia mah seneng aja, tapi tetep butu penjelasan lah.

"Jadi, kapan kalian mau nikah?" Jennie langsung nanya saat bokong Irene baru aja nyentuh kursi.

"Hahaha itumah tergantung mbak kalian maunya kapan."

Jawaban Daris tadi otomatis langsung bikin Jennie dan Lia heboh sambil mukul-mukul manja satu sama lain. Di sisi lain, ada Irene yang tersipu dan lagi berusaha nahan senyumnya.

"Gausah dengerin omongan adek-adek aku deh, Ris. Tau sendiri mereka gimana tingkahnya."

"Padahal mbak Irene lagi salting kan??? Bilang aja!!" kemudian heboh lagi.

Sepanjang sarapan yang kesiangan itu, mereka ngobrolin banyak banget hal, mulai dari sekolahnya Lia, kuliahnya Jennie, sampai kerjaannya Irene.

"Kalau mas Daris sama mbak Irene mau nikah besok juga aku setuju banget sih," celetuk Lia out of nowhere.

"Asal banget ngomongnya. Nikah kan butuh persiapan, sayang," kata Irene lembut sambil ngelus rambut Lia penuh sayang.

"Lagian emang kalian yakin kalau mas bisa jaga mbak Irene?" kini giliran Daris yang nanya ke adek-adeknya Irene.

"Gimana ya mas, kita udah kenal lama banget sama mas Daris, jadi udah tau kelakuannya mas Daris yang baik apalagi yang jelek. Menurut kita sih mas Daris udah lolos kriteria," perkataan Jennie ini langsung disetujui Lia.

"Duhhh kalian nih malah bahas nikah-nikah. Mbak Irene tuh baru pacaran sebulan sama mas Daris. Masih butuh penyesuaian dulu," Irene salting rupanya.

Meja makan langsung heboh banget ngeledek Irene. Kayaknya meja makan keluarga Maharani ga pernah seheboh ini. Perasaan hangat saat ngobrol dengan sosok laki-laki yang selama lima tahun ini tidak pernah ada mengisi meja makan mereka, akhirnya kembali terulang.

Baik Jennie maupun Lia seneng banget karena akhirnya mbak Irene menemukan sosok laki-laki yang bisa bikin dia bahagia. Mereka juga merasa seneng banget karena mungkin setelah menikah, Daris bakal jadi figur seorang ayah yang selama ini hilang di keluarga mereka. Ya, karena mereka juga udah menganggap Irene sebagai sosok kakak sekaligus ibu.

🌻 our family (keluarga maharani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang