Bipolar Sunshine

456 34 6
                                    

Sudah enam bulan lamanya Mateen dan Carissa resmi menjadi sepasang kekasih yang selalu membuat banyak pasang mata iri, terutama para perempuan yang menyukai Mateen. Banyak hal yang telah mereka lewati selama enam bulan terakhir ini sejak mereka mengungkapkan isi hati satu sama lain di malam itu, malam romantis di apartemen Mateen.
Sejak saat itu, keduanya semakin berani menunjukkan keromantisan mereka di depan banyak orang. Mateen pun mulai menjadi teman yang sangat menyenangkan bagi teman-teman Carissa, begitupun sebaliknya.
Pastinya, di balik kebahagiaan yang bertubi-tubi, ada saja hal-hal tidak mengenakkan yang berdatangan tanpa di undang. Berita-berita dari media cetak maupun daring membuat banyak artikel tentang Mateen dan Carissa. Foto mereka berdua terpampang dimana-mana, membuat Carissa sempat mengalami stres berat. Belum lagi, para awak media yang tanpa ragu-ragu mengulik kehidupan Carissa bahkan sampai ke seluk-beluk keluarganya. Semua orang yang mengenalnya, tahu betul, bahwa Carissa adalah pribadi yang sangat tertutup. Baginya, privasi adalah hal yang paling penting.
Namun, dibalik segala kesedihan itu, banyak pelajaran yang Carissa dapatkan. Ia mengaku salah pada dirinya sendiri karena lupa dengan siapa ia berpasangan, juga berani menunjukkan kemesraan didepan umum. Walaupun dengan pembelaan bahwasanya kemesraan itu hanya sekedar bergandengan tangan dan sebagainya, kenyataan bahwa kekasihnya adalah seorang pangeran bukanlah hal yang sepele.
Carissa pun berterima kasih pada para awak media yang telah mempublikasikan segalanya dan membuatnya merasa agak depresi pada saat itu sehingga Chief-nya menyetujui pengajuan cuti yang sejak lama telah diajukannya. Carissa mendapat cuti kerja selama dua bulan penuh, hasil dedikasi dan kerja kerasnya yang tidak pernah meliburkan diri selama bekerja di perusahaan.
Dan inilah penerbangan terakhirnya sebelum cuti yang akan dilakukannya lusa. Penerbangan yang akan menempuh waktu 14 jam dan 40 menit. Long-haul flight yang akan sangat menyenangkan karena ia ditemani oleh kekasihnya, Mateen.

***

"Kok kamu cuma bawa cabin luggage? Kita kan bakal lama disana", ujar Carissa sambil mengecek ulang isi koper Mateen.
Kurang lebih sudah dua bulan mereka tinggal di atap yang sama. Bukan tinggal sepenuhnya, tapi secara tidak langsung, Carissa memang tinggal di apartemen Mateen. Hampir setiap hari mereka selalu bersama di apartemen itu, namun tenang saja. Mereka tidak melakukan hal-hal yang aneh.
"Ya, masa aku mau bawa TV, meja, sama kasur", jawab Mateen menyeleneh.
Secuil rasa kesal terlihat di mata Carissa. "Bajumu cuma segini aja? Seriusan?", tanyanya lagi sambil berkacak pinggang.
Mateen hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala dan senyum bodoh.
"Nanti kan disana bisa beli lagi, sayang", ujarnya santai.
Boros. Itulah kata yang paling tepat untuk Mateen. Carissa selalu berusaha mengajarkannya cara mengatur keuangan, tapi siapalah ia, mau diatur sebagaimapun, Mateen tak akan pernah kehabisan uang.
"Kamu udah beli tiket kan?", tanya Carissa. Ia sangat teliti terhadap apapun.
Mateen menghampirinya dan mengajaknya duduk di sofa sambil menunjukkan layar ponselnya yang memperlihatkan rincian pesanannya dari e-mail.

   Mateen menghampirinya dan mengajaknya duduk di sofa sambil menunjukkan layar ponselnya yang memperlihatkan rincian pesanannya dari e-mail

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sayang, kamu salah pesen tiket deh kayaknya", ujar Carissa sambil mengecek ulang tiket Mateen. Ia langsung mengecek Roster-nya.
   Carissa mendengus pelan, "kan aku udah bilang.. Aku rutenya hanya sampai Chicago, dari Chicago ke Vegas udah beda maskapai. Ini yang punya kamu malah transit ke Texas", katanya dengan ekspresi yang terlihat kecewa. Mateen mengambil ponselnya dan ikut mengecek detail penerbangan kekasihnya.

Nothing In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang