[PART 3] What Happens in Vegas, Stays in Vegas

330 20 4
                                    

Over the hills and far away
A million miles from L.A
Just anywhere away with you..

   Lagu Anywhere dari Rita Ora mengisi kesunyian dikamar Carissa. Ia sedang bersiap-siap untuk makan malam bersama Mateen, walaupun sudah pukul 9 malam, dan itu semua terjadi atas paksaan Carissa.

   "Ca, kita pasti bakal minum-minum. Kalau makan lagi nanti malah muntah kamu", kata Mateen menceramahi kekasihnya yang keras kepala ini.
   Tetap saja tak mau kalah, Carissa kembali dengan jutaan alasan-alasannya dari yang masuk akal sampai tak habis pikir.
   "Ya, kan aku tau takaran aku. Gak mungkin muntah, Matt. Kalau aku gak makan dulu nanti Maag aku jadi kambuh", jawabnya lagi lancar. Sebagian fakta, namun sebagian lagi.. Entahlah.
"Alright, fine. What do you want for dinner?"

   Seperti itulah kurang lebih percakapan mereka yang diakhiri dengan Mateen yang kalah telak. Carissa memang selalu punya banyak tak-tik dan Mateen hanya bisa pasrah apabila kekasihnya sudah memaksa sesuatu lebih dari tiga kali.
Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam, inilah hasil dari penantian panjang itu.

   Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam, inilah hasil dari penantian panjang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara bel berbunyi tanda ada seseorang yang mendatangi kamarnya. Carissa membuka pintu setelah melihat siapa yang berkunjung dari lubang kecil di pintunya. Tentu saja, pangerannya. Mateen.
"Hey"
Satu kata sapaan sederhana dari Mateen membuat sekujur tubuh Carissa merinding. Suara beratnya yang terdengar sangat manis berhasil membangunkan seluruh bulu kuduknya.
"Aduh, sayang. Kalau begini kan jadi pusing aku", kata Carissa dengan senyumnya yang ditutup-tutupi. Sebelah tangannya memegang kepala. Mateen dibuat kebingunan oleh perkataan kekasihnya, ia pun hanya bisa cengegesan.

 Mateen dibuat kebingunan oleh perkataan kekasihnya, ia pun hanya bisa cengegesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mateen datang dengan setelan hitam. Ia mengenakan sweatshirt dan celana bahan bergaya casual. Kombinasi warna hitam di badannya membuat ia terlihat sangat seksi. Tak lupa dengan jam tangan Patek Philipe-nya yang harganya fantastis. Rambutnya dibuat sedikit klimis dibagian depannya.
"Cantik banget, Ca. Mau kemana emangnya?", goda Mateen. Ia tahu betul kekasihnya itu mudah sekali dipancing dengan ledekan kecil.
Sunyi. Tak ada sahutan dari bilik kamar mandi tempat Carissa berada. Mateen mengerutkan dahinya. Ia memutuskan untuk menghampiri Carissa.
"Ca? What are you doing inside?", tanya Mateen. Suaranya sedikit khawatir.
Ketukan pintu ketiga dan Carissa masih tidak menyahut dari dalam. Baru saja Mateen yang sedang panik saat ini berencana untuk menghubungi Danial, terdengan suara gagang pintu terbuka.
   "This is my first time using pink lipstick on daily occasion. Do i look pretty?"
Mateen berbalik dan melihat Carissa yang sudah sangat cantik dan seksi tanpa pakaian terbuka. Ia mengenakan outfit dengan warna yang senada dengan kekasihnya, padahal mereka tidak berencana untuk itu.
"Kamu lagi tidur aja cantik, Ca. Masa kayak gini gak cantik?", puji Mateen membuat Carissa tersipu malu. Mateen langsung memeluk Carissa tanpa aba-aba, membuat kekasihnya terkesiap sesaat.
"Sayang banget aku sama kamu, Ca. Sayaaang banget", kata Mateen. Ia memeluk erat Carissa.
Perlahan, Carissa melonggarkan pelukannya. "Iya, aku juga kok. Yaudah, kita jalan sekarang yuk? Dan sama Jane gimana?", tanya Carissa. Sebenarnya, saat ini jantungnya berdegup sangat kencang. Hanya saja, ia tidak mau Mateen menyadarinya. Begitulah Carissa, tak ada yang bisa mengalahkan gengsinya.
"Mereka di lobby. Ada Anisha juga, Ca", jawab Mateen. Nada bicaranya mengecil ketika menyebutkan nama mantan kekasihnya itu.
Carissa refleks menaikkan kedua alisnya, ia hampir lupa dengan kehadiran Anisha.
   "Cool. Let's go, sayang. Laper banget aku", ajaknya sambil meraih jemari Mateen yang diikuti dengan senyum kegirangan.

Nothing In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang