sepulang sekolah kamu menebeng dengan renjun untuk mengantarkan mu ke rumah yoshi.
sebenarnya dulu kamu ke sekolah berangkat dengan motor sendiri, namun setelah jadian sama yoshi kamu selalu diantar jemput sama dia.
hari ini sekitar jam istirahat pertama kamu baru dapat kabar kalau yoshi ga sekolah dan membuat mu panik.
"makasih ya, jun. kapan-kapan lu gue traktir." ucap mu lalu berlari menuju rumah yoshi.
setelah pintu terbuka, kamu mendapati mami nya yoshi yang tengah memegang nampan berisi bubur dan obat.
kamu langsung menghampiri dan mengambil alih nampan itu.
"biar aku aja, mi."
"astaga pas banget ada kamu, jagain yoshi sebentar ya mami ada urusan mendadak nih di butik."
kamu mengangguk, "iya, mami hati-hati ya."
tangan mu mengetuk pintu kamar yoshi, ga ada sahutan sehingga kamu memutuskan untuk membukanya.
"yoshi?"
"hmm..."
yoshi terlihat meringkuk di atas kasurnya, tubuhnya terbalut dengan selimut tebal.
ia menyembulkan kepalanya. wajahnya terlihat pucat dan kamu dapat melihat jelas keringat dingin nya.
"makan yuk?" ajak mu.
kamu menghampiri yoshi dan membantunya bangun.
"mama udah berangkat?"
kamu mengangguk sembari mengaduk bubur lalu menyuapinya.
"kamu tadi ke kelas aku ya?" tanya yoshi setelah selesai makan dan minum obat.
kamu berdehem.
"ck, kenapa sih ga ngabarin aku dulu kalau lagi sakit? puas bikin aku khawatir seharian di sekolah?"
kamu berucap tanpa memandang yoshi namun yoshi sudah bisa menebak kamu sedang marah padanya.
"jangan mara-"
"aku ga marah!" potong mu cepat.
helaan nafas yoshi terdengar.
"sayang, maaf. aku bukannya ga mau ngabarin kamu, cuman aku bener-bener ga sanggup buat sekedar buka hp. itupun kalau ga mama yang ngasih kabar ke walikelas, aku bisa-bisa alfa." jelas nya.
kamu melongos pelan.
"rebahan dulu sana, aku mau nanya."
perkataan mu itu membuat yoshi langsung sigap menururi perintah mu.
"sakit kenapa?"
"lupa makan." cicit yoshi.
"karena?"
yoshi menatap mu, ia ragu ingin menjawab jujur.
"jujur. main game apa bela-"
"belajar." potong yoshi yang membuat mu menghela nafas panjang.
kamu mengangkat kaki mu ke atas ranjang lalu bersila menghadap yoshi.
"yoshi, lihat aku."
yoshi mengangguk lalu menatap mu.
"- kamu kenapa sih maksain diri gini, kamu udah pinter yoshi. tolong, jangan bikin diri kamu tersiksa gini. aku tau kamu pengen banget masuk itb, kamu seambis itu tapi ck! ga gini juga, ngerti ga?"
kamu menarik nafasmu sebelum melanjutkan ocehan mu.
"kalau pun kamu ga keterima di itb, aku yakin ada banyak ptn yang bakal nerima kamu yang sejujurnya aku ga yakin kalau kamu ga bakal keterima di itb. mami juga ga maksa kamu segitu kerasnya sampe sakit gini. jangan maksain diri lagi ya, sayang?"
kamu menggapai tangan yoshi dan megelus jari jemarinya.
"iya, maaf. aku bandel."
kamu terkekeh, "tuh tau! entar kalau mau belajar, harus aku temenin biar bisa ngingetin makan!"
"iya, sayang."
"aAA YOSHI ASTAGA! SESEK YOSHI ADUH LEPAS IH!"
yoshi menarik mu ke dalam pelukannya.
sekarang posisi kamu berhadapan dengan yoshi yang tadi sukses menarik tubuhmu hingga berbaring dan mendekap mu erat.
mata kalian bertemu, kamu membeku.
"yosh -"
ucapan mu terpotong karena yoshi mencium puncak hidung mu.
"temenin aku tidur ya?"
"ih entar diliat mami." tolak mu.
yoshi menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya, menyembunyikan kepalanya di ceruk leher mu lalu mengecupnya singkat.
"mami pulangnya malam."
Hii! sorry ya baru muncul lagi :(
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] space✅
Short Storyft. kanemoto yoshinori 1O part of you and your boyfriend. ©gradienz, 2020