keket

43 8 0
                                    

Sejak datang tadi sanji tidak bicara sama sekali, nara geram, apa sanji sebenarnya pendiam?.

"Lo kenapa?" Tanya Nara.

"Hm?"

"Lo kenapa?"

"Gue lagi badmood"

Nara mendecih.
"Cielahh, emang cowo kaya lo bisa badmood?"

Sanji tidak menjawab, dia malah balik bertanya.
"Lo kenal Yuda?"

"Hah? Tau tau, kenapa?"

"Tanya aja, kenal deket?"

"Nggak sih, gue cuma tau aja tapi gue gak kenal dia"

"Oke" Finalnya. Mereka berdua sama sama terdiam lagi hingga bel istirahat berbunyi.

Segerombolan siswa memasuki kantin, sanji bangun dari duduknya, tatapannya sangat tidak enak dilihat. Dia menghampiri segerombolan siswa yang baru masuk itu.

Dihampirinya pria yang sedang merangkul gadis itu, dia mengelilingi pria itu dengan tatapan tajam, wajahnya sangat datar, sanji emosi. Dia menarik gadis yang ada di rangkulan pria itu.

"Sana ke arsen sa" Titahnya.

"Lo mau ngapain?" Jawabnya gemetaran.

"Arsen!" Arsen menghampiri sanji, dia menangkap gadis yang didorong ke arahnya.

"Sen, sanjii..."

"Kita udah tau sa, lo gak bisa selamanya nutupin ini"

"Maksud lo sanji mau berantem? Sen! Sanji mau berantem?" Gadis itu memukul mukul lengan arsen.

"Liat aja nanti, lo duduk"

"Gak bisa! Gue-"

Bugh!

Suara bogeman itu sangat renyah terdengar.

"Kurang ajar lo!" Teriak Yuda.

Sanji terus memukuli Yuda tanpa henti, Yuda yang dikenal pembuat onar itu pun sampai tidak berkesempatan membalas. Dia tersungkur di lantai, tatapan seisi kantin ke arah mereka berdua, tak terkecuali nara. Dia tak percaya, jadi ini alasan sanji menanyakan soal Yuda?.

Yuda berdiri, tubuhnya sangat sakit, ia mengusap darah dari hidungnya.
"Maksud lo apa anjing!"

"Diem lo!"

Dengan sekuat tenaga, ia memukul balik sanji, mereka mulai saling balas, kekuatan mereka hampir sama, tapi dibanding Yuda, sanji jauh lebih berpengalaman. Penjaga kantin disana mulai memanggil guru.

Tak lama, guru datang, mereka memisahkan sanji dan yuda secara paksa. Mikasa, gadis itu mendorong arsen hingga jatuh dan langsung berlari ke arah gerombolan, dia menangis dan juga bingung, siapa yang harus dia bela. Sebelum mikasa menghampiri Yuda, tangannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh sanji.

"Putusin dia sekarang" Ujar sanji, nafasnya masih terengah engah. Mikasa menggeleng, dia menangis dan gemetaran.

"Kenapa? Mikasa dengerin gue, putusin dia ya" Sanji menangkup pipi Mikasa, Mikasa tetap menggeleng, mereka terdiam hingga salah satu guru menarik sanji menuju bk.

Arsen memeluk mikasa, dia tau mikasa pasti bimbang.

Di ruang bk, sanji dimarahi habis habisan, Yuda mendapat banyak pembelaan karena memang sanji yang memukulnya terlebih dahulu, dia hampir di skors, namun urung karena alasan tertentu. Sekolah memutuskan untuk tidak memperpanjang ini karena ini masalah pribadi mereka, namun untuk sanji, dia tetap diminta untuk bertanggung jawab kepada Yuda.

SATURNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang