Sanji kini berada di depan rumah seseorang, dia terlihat boyfriend able dengan kaos hitam dan kemeja merahnya, tak lupa rambutnya yang selalu lucu dan tuing tuing itu.
Sanji memencet bel itu beberapa kali.
"Sebentaar" suara dari dalam itu membuat sanji terdiam, sudah lama sekali ia tidak mendengar suara ini secara langsung.
Gadis cantik muncul dari balik pintu den dress coklat se lutut nya.
"Haii" Sapa gadis itu, ia memeluk Sanji, dia membalas pelukannya dan tersenyum samar.
"Aku kangen kak Aji, banget"
"Iya" Sanji tertawa pelan, dia menatap gadis itu dan mengussap kepalanya. "Ayo berangkat"
Mereka menaiki motor sanji dan mulai melaju ke tempat acara, rumah mikasa tepatnya.
Sanji memarkirkan motornya di halaman rumah mikasa."Yuk" Ajaknya pada gadis itu, namun gadis itu malah menggoyangkan badannya ke kanan dan kiri sambil tersipu.
"H-holding hand?" Gadis itu malu malu mengulurkan tangannya.
"Ya" Sanji menggandeng tangan gadis itu, senyumnya membuat Sanji juga tersenyum.
"Yoo eilyy! " Sapa si sok asik arsen itu, dia merangkul Sanji, gadis yang di sebelahnya kini berpelukan dengan mikasa.
"Mana mbah?" Tanya sanji.
"Di dalem, masuk aja" Jawab mikasa.
"Eh nanti sekalian ajak mbah mami keluar ya, gue mau nyiapin ini dulu"
Sanji mengangguk dan berjalan memasuki rumah. Sebelum masuk rumah dia memanggil gadis yang tadi bersamanya.
"Ayo masuk dulu, vio"
Gadis bernama vio itu berlari kecil dan mengikuti sanji masuk.
"Assalamu'alaikum mbah" Ujar sanji lembut.
"Waalaikumsalam, waduh ini siapa" Mbah mami meraba sekitarnya, penglihatan nya buruk karena kecelakaan besar yang terjadi beberapa tahun lalu.
Sanji meraih tangan mbah dan menyalaminya.
"Ini Aji mbah""Oh Aji toh, ya Allah lama sekali gak ketemu kamu" Mbah meraba wajah Sanji, dia tertawa.
"Mbah ini viona" Ujar vio memegang lengan mbah mami.
"Mana viona, dimana" Dia meraba raba kembali. Vio menarik tangan mbah ke wajahnya, mbah mami menyipitkan matanya yang sudah sipit itu agar wajah viona terlihat meskipun sangat samar.
"Vio kelas berapa sekarang nak? Kamu sudah besar saja"
"Vio kelas 9 mbah"
"Kalo Aji?"
"Aji kelas 11, sama kaya mika dan arsen" Sahut sanji, mbah hanya manggut manggut saja.
"Mbah, kita keluar yuk, kak mika sama kak arsen udah nungguin" Mbah mami mengangguk, sanji membantunya menaiki kursi roda dan mendorongnya perlahan menuju halaman.