Celotehan siswi siswi di sepanjang jalan membuat mikasa terkekeh geli, ia berjalan menghampiri tersangka yg membuat ribut sekolah.
"Kenapa sih si paling cakep selalu telat masuk sekolah? Caper dek?" Ujarnya sambil melempar botol minuman kearah si tersangka itu, sanji.
Sanji mengangkat minumannya tanda Terima kasih.
"Telat mulu sih ji"
"Kesiangan"
"Padahal abang lo selalu dateng pagi, kenapa lo gak bareng dia aja minta bangunin sekalian"
"Males, jangan samain gue sama dia"
"Iya iya"
Seakan tidak bernafas, laki laki bernama Sanji itu langsung meneguk habis minumannya.
"Buset, ambekan banh. Capek ya?"
"Menurut lo? Dua jam gue lari keliling lapangan gak capek?"
"Ya santai aja kali, gue kan cuma nanya"
"DOR!" Teriak orang asing yang tiba tiba muncul di belakang mereka dan merangkul mereka berdua.
"Duh kasian banget sih temen gue ini dihukum lagi" Ujar orang asing itu.
"Kaya ada yang ngomong ya ji, siapa ya gak keliatan" Mikasa berpura-pura melihat sekeliling, sanji hanya manggut manggut mengikuti mikasa.
Senyum orang asing itu menghilang, dia melompati mereka dan berjongkok di depan sanji dan mikasa, gayanya seperti orang suram, dia menggerutu sendiri.
"Ternyata memang lebih baik orang sepertiku, tidak berhubungan dengan orang lain, hati ku sangat sakit kalian tau"
Cekrek.
Bunyi kamera mikasa menyadarkan arsen dari kesuramannya, dia menjitak kepala mikasa dan sanji karena malah berfoto dengannya, lihatlah di dalam foto itu arsen terlihat seperti sedang dibully walaupun memang iya.
"Hapus mikaa" Rengek arsen.
"Gak mau, lo bullyable, yakan ji?"
Lagi lagi sanji hanya mengangguk, dia membiarkan kedua temannya itu ribut sendiri, dia mengedarkan pandangannya ke seluruh lapangan, ia melihat nara sedang mengobrol dengan salah satu anggota OSIS, dilihat dari barang bawaannya, itu pasti urusan kelas.
"Gue duluan ya" Ujar sanji, mikasa dan arsen berhenti sejenak.
"Mau kemana?"
"Ada" Setelahnya sanji langsung pergi, mereka iya iya aja dan melanjutkan ribut foto tadi.
Sanji mengikuti nara dari belakang.
"Pagi ketua kelas"Nara terkejut, barang yang di bawanya terjatuh. Sanji? Dia hanya melihat saja tak berniat membantu nara memunguti barangnya.
"Gak jelas lo" Ketus nara.
"Berat? Mau dibantuin gak?"
"Gak, gue bisa sendiri"
"Oke" Sanji langsung mengambil beberapa map yang dipegang nara, nara melongo, sanji tidak paham arti kata tidak atau gimana.
"Yuk, mau dibawa kemana?" Tanya sanji.
"Apanya?"
"Hubungan kita, ya ininya lah"
"Dih apaan sih jamet alay! Ke ruang osis!" Pipi nara memerah malu, ia berjalan mendahului sanji agar wajahnya tidak terlihat.
Dalam perjalanan, sebetulnya sanji sedikit malas karena di ruang osis dia pasti akan bertemu orang yang lebih menyebalkan dari arsen.
"Permisi kak, kak alingga nya ada?" Tanya nara sesampainya di ruang osis.