Part 7 : WHAT THE FUCK?!

1.7K 172 36
                                    

Belakangan semua orang semakin sering membicarakan kami berdua. Hidupku tak pernah sama lagi. Semuanya berubah. Aku jadi semakin terburu-buru karena jadwal yang padat melebihi macetnya kota Bangkok. Perubahan ini terlalu signifikan. Aku mulai berpikir menjadi artis lebih melelahkan daripada menggantikan papa.

Banyak sekali jadwal yang harus ku hadiri. Mulai dari shooting, pemotretan majalah, interview eksklusif dan sialnya semua selalu ku lakukan bersama Bright. Jika bukan karena aku sudah menandatangani kontrak dan memutuskan menyelamatkan hidup P'Aed, aku sudah lari sejauh mungkin. Aku akan membeli pulau seisinya dan sebuah supermarket. Zombie belum ada apa-apanya, alien bernama Bright ini lebih mengerikan.

Pagi hariku semakin suram karena nyaris setiap hari Bright akan mendatangiku. Sekedar bermain gitar atau makan bola babi sampai bosan. Serius, aku mulai bosan makan bola babi setiap pagi dan tidak gemuk-gemuk juga.

Untungnya, orang aneh itu tidak banyak tingkah. Dia tidak pernah menyentuh apapun di rumahku kecuali ku suruh atau dia minta izin terlebih dulu. Aku memuji tata kramanya. Selain itu, aku hanya ingin mengutuknya saja. Keberadaannya sangat tidak bagus untuk jantungku. Selain karena matanya yang mengganggu, entah sejak kapan aku mulai merasa sering mengalami debar-debar tidak jelas. Ini sangat tidak baik untuk tubuh manusia yang lemah sepertiku.

Bright selalu berkata bahwa kapanpun aku bisa mengunjungi apartemennya. Ia bahkan memberikan passwordnya padaku. Aku tidak mengerti, siapa pula yang sudi bertamu ke rumahnya. Dia datang ke sini setiap pagi saja sudah sangat mengganggu, ditambah aku sengaja mendatanginya? Aku pasti sudah gila.

Lalu kenapa sekarang aku berdiri di depan pintu apartmennya? Apa pula ini biola di tanganku?

Jangan salah paham, aku hanya khawatir dia mati karena sejak kemarin setelah P'Wee memutuskan break satu minggu, alien ini tidak datang lagi. Kenapa selalu datang setiap kali ada jadwal dan hilang ketika libur?

Aku mencoba mengetuk pintunya beberapa kali tapi tak kunjung mendapat jawaban. Kurasa Bright benar-benar mati di dalam. Jadi persetan, aku memutuskan menekan tombol-tombol di sana. Aku tidak bermaksud menerobos. Sekali lagi aku khawatir dia mati di dalam sana.

Aku tidak membawa sarung biolaku. Aku hanya membawanya di tanganku. Ku pikir akan menyenangkan jika aku bisa bermain di suasana ruangan yang baru.

Pintu itu terbuka dan semuanya gelap. Aku meraba dinding mencari saklar lampu. Kemana perginya orang ini sampai lampu tidak dinyalakan?

Aku terkejut saat menemukan bahwa apartemen Bright begitu bersih dan rapi. Tidak seperti kepribadian orangnya yang cenderung menyebalkan. Aku mencoba mencari dimana keberadaan orang itu dan langkahku berakhir pada sebuah pintu yang tidak tertutup sepenuhnya. Di dalam sana terdengar suara televisi yang masih menyala. Jadi aku berasumsi bahwa Bright di sana, tertidur saat menonton tv mungkin.

Tanganku mendorong pintu itu perlahan. Sesuatu membekukan langkahku. Aku tertegun. Mataku menemukannya lagi. Kali ini orang itu tidak dalam celana boxer dan singlet putihnya. Orang itu meringkuk di lantai dan tangannya berlumuran darah. Aku melihat kaca di dinding itu retak. Dan ada darah di sana.

Aku tidak bisa mengumpulkan isi kepalaku. Aku mual. Aku ingin membalik badanku dan berlari sejauhnya. Pemandangan di hadapanku terlalu mengerikan untuk ku lihat saat ini. Apakah dia mati? Dia tidak bergerak bahkan ketika aku membuka pintu ini.

Aku harus mengalihkan konsentrasiku atau aku akan pingsan sekarang.

Tanganku menegang. Sesuatu terdengar putus. Aku merasakan nyeri hebat di jari-jari tanganku. Aku tidak peduli lagi. Di hadapanku seseorang sedang meringkuk. Seseorang yang selama ini terlihat kuat—sedang runtuh.

LOST AND FOUND [BRIGHTxWIN] [NSFW part 9]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang