Part 9 (NSFW): Men In Love (21+)

3.5K 223 95
                                    

Aku terbangun dan mendapati Bright sudah hilang dari tempat tidurku. Pagi ini aku merasa lebih baik. Selain karena beberapa obat yang ku konsumsi, aku juga mendapatkan istirahat yang sangat cukup dan pikiran yang lebih tenang. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain bangun di pagi hari dengan pikiran yang jernih.

Setelah semalaman Bright mencoba meyakinkanku untuk memulai hubungan dengannya, aku justru merasa lebih—lega? Entahlah. Aku menerimanya.

Tidak, tidak, jangan salah paham. Aku hanya menyetujui untuk membuka hatiku. Untuk melihat sejauh mana perasaan ini akan membawaku menemukan setiap hal yang ku cari. Satu persatu aku mulai menemukannya. Pertama Bright, lalu sesuatu yang ku sebut dengan jatuh cinta.

Jika setelah ini aku menemukan sesuatu bernama patah hati, aku harus mulai mempersiapkan diriku dari sekarang. Dibuat patah hati oleh Bright sepertinya bukan hal yang mengenakkan untuk dibayangkan. Apalagi jika aku masih harus berurusan dengannya soal pekerjaan. Semua pasti tidak akan sama. Jadi aku harus mempersiapkan diriku untuk semua kemungkinan terburuk.

"Jangan suka melamun, Win." Dia belum pulang ternyata.

"Aku sedang meditasi. Kalau datang hanya untuk menggangguku lebih baik pulang saja sana. Kau belum pulang dari kemarin, kan? Break satu minggu bukannya istirahat malah mengacau di sini."

"So mean, ini susumu." Bright menyodorkan segelas susu hangat kepadaku. Aku memuji kejeliannya terhadap rutinitas pagiku dan tentu saja komposisi susu yang luar biasa enak. Bravo!

"Thanks."

"Jika itu membuatmu terkena serangan, harusnya kau mulai berpikir untuk berhenti menekan dirimu sendiri, Win."

Aku meletakkan gelasku lalu menatap Bright yang duduk di kasur. Aku melihat tatapan mata yang prihatin. Seolah sedang mengasihaniku. Aku tidak suka. Aku bertahan hidup sejauh ini agar orang-orang berhenti mengasihaniku. Justru seseorang yang baru saja menciumku kemarin melakukannya sekarang.

"Stop pitying me. You are annoying."

Bright menyadari ketersinggunganku. Aku mungkin menyukainya, tapi bukan berarti aku bisa bersikap acuh pada sesuatu yang membuatku merasa tidak nyaman.

"Sorry."

"You better go home now."

Bright tak merespon. Ia memandangiku cukup lama lalu bangkit dan berjalan ke arahku. Jika ia datang hanya untuk mengasihani, lebih baik mati saja sana.

Ia menarikku. Sepasang lengannya kembali melingkariku. Aku merasa canggung kali ini jadi ku biarkan saja dia.

"Aku akan selalu ada bahkan sebelum serangan itu datang. Aku tidak sedang mengasihanimu. Jangan salah paham tentangku. Aku ingin kau berhenti berpikir keras dan berhenti membebani dirimu sendiri. Kau pernah bilang bahwa kau benci orang yang menyakiti dirinya sendiri. Aku anggap kau sedang melakukannya sekarang. Jadi aku harus menghentikanmu. Na?"

Aku masih tak mengeluarkan sepatah katapun. Aku tidak ingin membantah ataupun menyetujui kata-katanya. Aku hanya ingin meresapi sesuatu yang baru saja ku dengar. Bahwa aku sedang menyakiti diriku sendiri. Sesuatu yang paling ku benci.

Tanpa sadar aku membalas pelukan Bright pagi itu.

"I'm sorry. I'm kind of used to this pain. I won't do that again. I'm sorry."

Tell me how to stop. Tell me how to stop falling in love. I'm afraid that I have to lose you one day.

.....

"Jadi, bagaimana caranya?"

"Apa?"

"Bagaimana membuat kita terlihat saling menyukai tapi tidak punya hubungan apa-apa, padahal fans mengharapkan kita memiliki hubungan tapi sebetulnya tidak padahal sebenarnya kita punya hubungan dan kita harus berbohong bahwa kita tidak berhubungan tapi terlihat punya hubungan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOST AND FOUND [BRIGHTxWIN] [NSFW part 9]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang