Scene 9

13 2 0
                                    




Niatan untuk mengejar arjuna ia urungkan, kini gadis itu kembali berada di hamparan luas tanpa atap berbaring santai diatas deretan kursi dengan menjadikan kedua tangannya sebagai bantal.

Pandangannya mulai sayu menatap langit yang menyembunyikan mentari dibalik awan. Nayna masih termenung memikirkan perkataan yang mengusik pikirannya.

Setelah mengatakan hal seperti tadi Naomi pergi begitu saja, entah sekarang cewek itu kemana lagi. Sangat bingung tentunya memikirkan perihal ini. Baginya tak masalah jika semua orang tahu masa lalunya, ia memang tak peduli untuk mendengarkan apa yang orang lain pikirkan.

Hanya satu yang membuatnya gelisah, keluarganya. Terutama mamahnya yang cukup trauma dengan semua rentetan masalah tiga tahun silam, itu cukup menjadi beban pikirannya.

Jika berita itu tersebar sampai ke telinga ibunya, dia tidak tahu apa yang akan terjadi. Semenjak kejadian itu Tiara selalu menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang Nayna alami. Seolah karena dirinya lah Nayna sampai dipenjara saat umurnya yang bahkan masih belia.

"Bolos lagi?" Suara berat seseorang dari belakang sukses membuatnya terperanjat, ia bangkit dari posisi tidurnya.

Gadis itu mendengus, "Bukannya bolos, gue gak denger bel masuk." Nayna menyenderkan punggungnya.

Abi terkekeh "Segitunya? Mikirin apaan?" Ia merogoh kantong kresek hitam yang ia bawa menyodorkan sekaleng isotonik pada Nayna.

"Thanks. Gak mikirin apa-apa, Lo sendiri lagi ngapain disini? Di keluarin lagi?" Cowok itu duduk disebelah Nayna sembari sesekali meneguk minumannya.

"Free class, Gue males aja dikelas."

"Lo sering kesini?" Tanya Nayna membuka kunci tutup kaleng dan langsung menenggaknya.

"Istirahat, free class, dikeluarin dari
kelas, dan pas gue pengen kesini."

Karena saking terkejutnya Nayna menyemburkan air yang ia minum tadi, sebenarnya ia tak ingin ikut campur dalam urusan orang lain namun laki-laki didepannya ini cukup membuatnya penasaran.

Dari awal pertemuan yang tidak direncanakan itu membuatnya berpikir sebenarnya seperti apa laki-laki yang ada dihadapannya ini? Bahkan benar juga jika ia tak pernah melihat Abi bersama teman-temannya.

Nayna selalu melihatnya sendiri, bahkan tiga kali pertemuannya selalu di rooftop ini. Satu kali saat itu karena memang sengaja ia menyuruhnya untuk datang ke sini, selebihnya itu tidak disengaja.

"Berarti itu hampir seharian dong Lo disini." Cowok itu menoleh tanpa ekspresi menatap sekilas wajah terkejut Nayna.

Cukup menarik melihat ada orang yang akhirnya tertarik berbicara mengenai dirinya, seseorang yang menurutnya berbeda, ia pun sama penasarannya orang seperti apa gadis didepannya ini?

"Ya gitu, gue nyaman aja kalo disini, sepi dan tenang. Makanya gue kaget pas pertama kali liat Lo disini, gue kira Lo emang bener mau bunuh diri, jarang banget orang yang datang ke sini soalnya." Ungkapnya kembali meneguk minuman itu.

"Yakali." Nayna terkekeh kecil.

"Lo kok gak takut disini sendirian?"

Nayna melengkungkan bibir mengedarkan pandangan ke sekitar, "Gak nyeremin kok tempatnya, bener apa kata Lo. Nyaman."

"Bukan soal tempatnya aja... Soal orangnya, Lo gak takut sama gue?"

Nayna memandang Abi lekat. Menimang perkataan cowok itu, namun memang ia tidak merasa takut. Ia tersenyum cerah, lalu menggeleng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang