Happy reading ♥️
_________________________________Nayna nyaris terlambat tatkala Arjuna mengirimi pesan batal menjemput, karena motornya di bengkel dan mobil papahnya sedang dipakai.
Alhasil Arjuna menyuruhnya untuk berangkat duluan.
Tetangganya, Alva, juga menghadiri acara tersebut sayangnya sudah berangkat dari tadi, membuat Nayna terpaksa diantar Oji, itu juga harus memohon-mohon, karena Oji sempat ngambek karena masalah tadi.
Nayna yang sedari tadi mendumel nyuruh untuk mengebut, membuat Oji sebal juga. Ingin rasanya ia sumpal mulut kakaknya dengan kado besar ditangan Nayna.
Sialnya lagi belum lama jarum kilo meter di angka 70km/jam, tiba-tiba motor Oji yang diberi nama si Justin itu melambat lalu mesinnya seketika mati.
"Kenapa nih Ji?" Tanya Nayna menepuk pundak Oji, saat menyadari laju Justin melambat dan suara mesin tak terdengar.
Oji menoleh, "Abis bensin kayaknya,"
Mata Nayna membulat, mulutnya terbuka "Kok bisa si, gue telat nih Ji."
"Gue lupa isi, Lo pesen ojol aja. Ribet amat si." Setengah sewot ia menepikan Justin agar tidak menghalangi pengendara lain.
Nayna merenggut kesal, masih setia bertengger di atas motor, ia langsung membuka aplikasi ojek online.
Setelah berhasil memesan, ia turun dari motor.
"ji, jalan sampe depan yuk! Kayaknya ada minimarket, beli minum dulu,"
"Kali aja ada tukang bensin."
Oji menerawang ke depan, tidak jauh juga menurutnya. Ia pun turun dari motornya, menuntunnya perlahan, namun dorongan kuat dari belakang membuatnya terbawa-bawa berjalan lebih cepat.
"Santai kek Nay, Justin berat nih." Oji menahan gerakan motor dengan menarik rem belakang, takut-takut kewalahan.
Nayna memandang nyalang, tak ada ke-santuy-an di wajahnya, "Santai, santai. Udah tau gue telat, bisa-bisanya ngomong santai lo. Ini semua kan gara-gara lo!" Dengan sekuat tenaga dia mendorong lagi bagian belakang motor.
Gue lagi, batin Oji. Mau tak mau dia juga yang mengalah, ia lepaskan tarikan rem itu. Lalu menuntun motornya berlari kecil, agar cepat sampai depan minimarket.
Ia parkir kan motornya dipekarangan luas depan minimarket itu. Ada sebuah kursi dan meja yang disediakan diluar, merasa lelah Oji langsung mendaratkan pantatnya dikursi berwarna hitam itu.
Nayna yang masih berdiri menyerahkan ponselnya pada Oji.
"Takut si tukang ojol nyari," ia lalu berjalan masuk ke minimarket.
Matanya langsung menangkap lemari es besar yang terletak diujung, setelah mengambil dua minuman, ia kembali membuka pintu lemari es tersebut, mengambil susu kotak rasa strawberry dan langsung berjalan menuju kasir.
Satu persatu makanan di pindai barcode lalu dimasukkan kedalam kantong plastik, "Semuanya jadi 16.500 mbak." Nayna menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Behind
Ficțiune adolescențiKepindahannya tiga tahun yang lalu telah mengubah telak hidupnya. Ia benar-benar sudah meninggalkan masa lalu kelam setelah seseorang datang ke dalam hidupnya. Dia juga tidak ingin masa lalunya diketahui orang lain. Sialnya, ada orang yang mengetahu...