Semester 4
Konoha University
May, spring"Apakah benar ini Sakura-san?," Pria tampan dengan kacamata yang bertengger di kedua iris jelaga miliknya sedang memposisikan dirinya duduk di bangku depan yang berhadapan dengan Sakura, sembari memberikan senyum manis kepada gadis di depannya.
Sebenaranya siapa pria tersebut? Sakura tidak mengenalnya, setiap hari selalu duduk di meja seberang kantin yang Sakura duduki dan memandanginya dirinya jika sempat. Pagi tadi menyambut dirinya datang di koridor fakultas kedokteran yang selalu di lewati oleh dirinya. Seperti stalker bagi gadis Haruno.
Sakura menyendok nasi dari piringnya, menatap pria aneh di depan dirinya dan berkata, "gomen, tetapi aku tidak mengenalmu," dan menyuapkan sesendok nasi tersebut ke dalam mulutnya.
Pria di depan Sakura menyodorkan tangan kanannya, "Kabuto, fakultas hukum semester 7," dengan sangat terpaksa gadia Haruno meletakkan sendoknya di atas piring dan menyambut salaman tersebut dengan malas.
Kemudian, kembali melanjutkan kegiatan makan siang tetapi di sore hari yang sempat terganggu. Masih terganggu sampai sekarang sebenarnya. Sebab pria tersebut belum juga berpindah dari kursi di depan Sakura.
"Apa kau punya handphone?," Kabuto kembali bertanya, dan pertanyaan tersebut secara cepat menarik atensi Sakura.
Belum juga menjawabnya, Kabuto dengan cepat mengambil ponsel milik gadis Haruno yang terletak di atas meja, tepatnya di sisi kanan Sakura.
Karena ponsel tersebut tidak terkunci, jadi dengan cepat pria tersebut dapat menjelajahi isi ponsel Sakura. Tetapi bukan itu tujuannya. Jari telunjuknya dengan lincah membuka whatsaap milik Sakura dan menyimpan nomornya sendiri ke ponsel gadis tersebut. Kemudian megirim satu pesan dari ponsel gadis Haruno ke nomornya, sehingga dirinya dapat menyimpan nomor gadis pujaannya nanti.
Setelah selesai, Kabuto mengembalikan ponsel Sakura ke depan gadis tersebut, bukan ke tempatnya semula. Jangan tanyakan bagaimana raut wajah gadis Haruno tersebut, sudut bibirnya telah tertarik ke bawah beberapa senti dan selera makannnya merasa ingin menguap begitu saja karena pria tersebut.
"Tidak sopan," ungkap Sakura dengan kekesalan yang tertahan di dalam hati juga di dalam kepalanya.
Sementara Kabuto hanya memberikan mimik muka tanpa rasa bersalah dan menopang dagunya dengan tangan kananya. Kemudian, tangan kirimya tergerak ke depan mendekati piring Sakura. Mengambil satu keripik kentang yang ada di piring gadis tersebut, setelahnya mengunyahnya dengan senyuman cool dan tatapan mengarah kepada gadis Haruno, kemudian berucap, "Tetapi kau menyukainya."
'Dasar gila' ungkapan tersebut secara spontan ada di dalam benak Sakura ketika melihat apa yang dilakukan Kabuto di depan dirinya. Benar- benar mengganggu.
"Ada sesuatu yang penting, Kabuto- san," Kabuto meletakkan tangan kanannya di atas meja dan menegakkan tubuhnya. Masih dengan menatap presensi gadis cantik di depan dirinya, kemudian memberikan satu senyuman lagi kepadanya, "mari berkencan," ucapnya kemudian.
Sakura melongo dibuatnya. Terbuat dari apa pria tersebut, "berkencan?," Sakura bertanya untuk mengkonfirmasikan apa yang didengar oleh indera pendengarannya dan dengan spontan Kabuto menganggukkan kepala sebanyak dua kali untuk jawaban atas pertanyaan yang diberikan Sakura kepadanya.
Makanan Sakura telah tandas begitu juga minumannya, ia hanya berdiri dari tempat duduknya, membawa rice box yang telah tandas isinya dan cup yang kosong menuju tempat sampah untuk dibuang. Niat lainnya adalah menghindari pria aneh di depannya.
Tetapi baru saja Sakura berdiri, Kabuto lebih dahulu menghadang Sakura lewat sisi kiri dan ketika gadis Haruno tersebut berbalik untuk melewati jalan dari sisi kanannya, Kabuto dengan segera berpindah tempat untuk kembali menghadang gadis Haruno.
"Apa yang anda inginkan?," Sakura masih berusaha untuk tenang dan sopan, sebab dirinya juga menyadari bahwa pria tersebut masihlah Kakak tingkatnya yang harus dihormati.
Mendapatkan respon dari Sakura, Kabuto dengan segera melepas satu gendongan tas di kanan bahunya, kemudian menyampingkan tas tersebut ke sisi kiri dan membukanya. Tangan kanannya merogoh isi di dalam tas tersebut dan ketika mendapatkannya dengan segera dirinya menarik benda tersebut keluar.
Sebuah kotak berbentuk persegi dengan warna light blue berhiaskan mutiara palsu yang berbentuk bunga, lalu Kabuto memegangnya dengan kedua tangan dan menyodorkannya kepada Sakura.
"Yang kuinginkan, berkencan denganmu," Kabuto menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Sakura beberapa detik yang lalu.
Mendengar jawabannya, Sakura menghela nafas pasrah. Kemudian mengangkat tangan kananya yang memegang rice box kosong dan tangan kirinya yang memegang cup , "tanganku penuh," dalih Sakura.
"Aku bisa membawanya untukmu," Kabuto masih berusaha untuk menarik minat Sakura supaya ia mau berkencan dengan dirinya.
Sekarang, gadis Haruno semakin kesal dibuatnya. Apakah batu telah menempel pada hati dan logika pria tersebut. Sakura bermaksud untuk menolaknya, tetapi Kabuto terus-menerus mencari alasan untuk bisa mengajak Sakura berkencan.
"Banyak tugas," Sakura masih berusaha untuk menolaknya lagi.
"Bisa kukerjakan," Kabuto masih berusaha untuk meyakinkan Sakura.
Sepertinya memang ini jalan satu-satunya yang harus gadis Haruno katakan. Walaupun sebenarnya pria tersebut tidak begitu memperbolehkan Sakura untuk mengatakannya kepada orang lain. Terlebih ketika orang-orang tau bahwa pria tersebut masuk ke dalam donatur Konoha University dan ikut andil dalam mengajar satu mata kuliah di fakultas hukum. Walaupun, sesudah musim panas nanti ia akan berhenti dan lebih memilih untuk meneruskan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan miliknya.
Jadi, alasan mengajar tersebut dapat dijadikan alasan mengapa Sakura harus menyembunyikannya. Tetapi mungkin tidak masalah jika pria aneh bernama Kabuto di depannya mengerti.
"Gomen, tetapi aku akan menikah dengan Sasuke- sensei."