Minimarket
11.00 p.mSiang telah silih berganti dengan kegelapan malam, menghembuskan angin malam yang meminta orang-orang untuk bersembunyi di balik kehangatan selimut. Tetapi, hal tersebut tidak dilakukan oleh dua kunoichi yang tengah duduk di sebuah bangku depan minimarket dengan dua mie cup dan dua kaleng soda di meja.
"Ada apa, Sakura?," gadis bersuarai indigo bertanya dengan tatapan amethyst mengarah ke Sakura, yang terlihat gusar sedari tadi.
Klik
Sakura membuka kaleng soda nya, menegaknya hingga tandas setengahnya. Kemudian, balik menatap Hinata dengan pasrah.
"Gomen, Hinata," lirihnya. Merasa bersalah karena meminta Hinata untuk menemuinya di malam dingin seperti ini.
Tatapan Hinata meneduh. Satu senyuman sabit ia torehkan di wajah ayunya dengan tulus,"Tidak ada yang salah, Sakura-chan. Ada apa?."
Sakura tidak langsung menjawab, butuh waktu dua menit untuk dirinya dapat mengeluarkan suaranya dan mengatakan apa yang sedang dirinya rasakan.
"Sasuke-kun," Sakura menundukkan kepalanya, memainkan jari-jari nya dengan saling bertautan di atas paha nya dan berkata dengan skeptis, "berselingkuh."
Kemudian, kembali menatap amethyts indah milik Hinata.Mendengar apa yang dikatakan oleh Sakura. Hinata hanya memasang mimik muka yang sama tanpa ada reaksi terkejut sama sekali, seakan dirinya mengerti apa yang dimaksud Sakura.
Dengan nada suara pelan Hinata mempertanyakan apa yang didengan olehnya, "Sasuke-kun, berselingkuh?."
Sakura mengangguk pasrah, berucap dengan nanar dan pasrah, "Aku mencintainya, Hinata-chan. Aku tak ingin Sasuke-kun pergi."
Ada tawa kecil di sana ketika Sakura menyelesaikan kalimatnya. Tawa kecil dari bibir mungil Hinata untuk Sakura.
Klik
Giliran Hinata yang membuka kaleng sodanya. Meneguknya sedikit dan meletakkan kembali ke atas meja. Kemudian, menatap Sakura dengan tatapan jenaka sembari berkata, "kau yakin? Beberapa tahun yang lalu kau berharap Sasuke-kun tidak berada di dekatmu."
Sakura berdecak tidak suka. Dirinya benci jika seseorang mengingatkannya tentang masa lalu nya yang bodoh. Meninggalkan Sasuke begitu saja, dan berharap pria tersebut datang kepadanya usai Sakura campakkan dan buang dengan alasan 'Sakura tidak mencintainya'.
"Hinata-chan, jangan mengingatkanku," protes Sakura.
Hinata menghela nafas lelah, "apa kau ingat ketika kau bertemu Sasuke, setelah dia meninggalkanmu?." Tanya Hinata.
Tak butuh waktu lama, dengan cepat Sakura menjawab, "tentu saja, Sasuke-kun bersama dengan Karin-san."
"Kemudian, apa yang terjadi?," tanya Hinata lagi.
Kerutan dahi Sakura muncul pertanda dirinya tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Hinata. Emerlad nya bergerak ke kanan dan kiri berusaha mengingatnya dan menggali apa maksud Hinata mempertanyakan hal yang lalu kepada Sakura.
"Apa maksudmu Hi—,"
"Jawab saja, Sakura-chan." Potong Hinata.
Sakura memasang wajah kesal dengan perlakuan Hinata kepadanya saat ini. Dirinya sedang kesal karena Sasuke dan perlakuan Hinata hanya membuat mood nya menjadi down.
"Hm, Sasuke berkata 'lebih baik tidak datang' 'sudahi saja'," Sakura tersenyum pahit. Emerlad nya dengan tiba-tiba seakan mengembun dan menahan sesuatu di pelupuk mata, "itu menyakitkan," lanjut nya lirih.
Di depannya Hinata, masih menatapnya dengan teduh dan tulus.
"Sakura-chan," panggilnya lembut.
Spontan saja sang pemilik nama menfokuskan atensinya kepada Hinata, yang balik menatapnya.
Hinata menyempatkan diri untuk menghela nafas dan menegak sedikit soda nya. Lantas, memulai apa yang ingin diucapkan oleh dirinya, "apa kau pikir Sasuke sungguh melakukannya kala itu?."
Sakura menggelengkan kepalanya sebanyak dua kali. Menundukkan kepala, dan meremas ujung sweater warna peach yang dikenakannya.
Sementara Hinata, menatap datar sahabatnya. Menunggu beberapa saat dengan harapan Sakura balik menatapnya. Namun, hingga beberapa detik menyentuh menit Sakura tidak melakukannya.
"Jika Sasuke tidak datang padamu beberapa tahun lalu, apakah kau hanya bungkam tanpa enggan bertanya?," Ucap Hinata.
Lagi, Sakura menggeleng.
"Jangan biarkan sesuatu yang tidak pasti hinggap dalam logika mu. Selagi dirimu sanggub mendapatkan jawabannya, lakukanlah." Hinata berkata demikian. Sejurus kemudian, Sakura mendongakkan kepalanya. Menatap tepat pada netra amethyts milik Hinata.
Ia menyeka liquid bening yang menetes pada pelupuk matanya dan menjawab, "Hinata-chan, aku melihat—"
"Bertanyalah kepada Sasuke-kun, Sakura-chan." Potong Hinata lagi.
Mendengarnya Sakura tidak dapat melakukan apapun lagi. Terlebih ketika mimik wajah Hinata yang begitu serius.
Apa ini benar? Pertanyaan tersebut muncul dalam kepala Sakura.
Apa benar Sasuke memiliki gadis lain? Sakura memikirkannya sejak kemarin malam. Bahkan, secara tiba-tiba insomnia terjadi padanya hanya karena berpikir tentang Sasuke.
"Apa aku benar-benar mencintainya, Hinata-chan? Hanya dengan membaca sebuah ketikan saja, aku merasa sakit." Tanya Sakura skeptis.
Satu senyuman manis Hinata tunjukkan kepada Sakura. Hinata sangat yakin, bahwa apa yang terjadi antara Sasuke dan Sakura hanyalah kesalahpahaman belaka.
"Apa kau bertanya padaku?," goda Hinata.
Sakura menatap tajam Hinata. Memberikan tatapan seakan-akan ingin menerkam Hianta hidup-hidup detik itu juga.
"Apa aku dapat berbicara dengan sebuah meja?," Sakura balik bertanya dengan nada kesal. Namun, yang dilakukan Hinata hanya terkekeh sebentar.
Dan menjawab dengan yakin, "tanya kepada Sasuke-kun. Selain dirimu sendiri, dia dapat menjawabnya."