8. Perasaan

28 1 0
                                    

"Masuk" ucap Reynald yang melihat Anjani masih berdiri di samping mobilnya.

"Pake mobil ?" tanya Anjani dengan menatap Reynald.

"Kereta" ucap Reynald dan langsung mendorong tubuh Anjani ke dalam mobil.

"Kasar banget sih!" Teriak Anjani.

Keesokannya Reynald benar benar menjemput Anjani, Reynald membawanya dengan kecepatan sedang, tidak ada obrolan diantara keduanya. Anjani yang masih kesal dengan perlakuan Reynald hanya memalingkan wajahnya ke luar jendela.

"Marah ?" Tanya Reynald dengan sekilas melirik Anjani.

"Gak" ucap Anjani ketus.
Reynald hanya menjawabnya dengan anggukan dan kembali hening sepanjang jalan.

Sesampainya di parkiran, Anjani langsung keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Reynald. Reynald yang bingung dengan sikap Anjani langsung mengejar dan meraih tangannya.

"Lo kenapa si ?" Ucap Reynald heran.

"Lepasin kak, aku gak mau ada masalah lagi" ucap Anjani lirih.

"Celsie ?" Tanya Reynald dengan menaikkan satu alisnya.

"Maaf kak aku duluan" ucap Anjani sembari melepaskan tangan Reynald lalu meninggalkannya.

♡♡♡

Anjani mengikuti pelajaran seperti biasanya ia memilih diam dan tidak menceritakan apapun kepada Billa. Dia bingung dengan perasaannya sendiri setiap kali bersama Reynald dia tak sanggup menatapnya, hatinya berdegup kencang tidak seperti saat pertama kali bertemu dengannya ia tidak merasakan gugup ataupun salah tingkah.
Saat bel istirahat berbunyi, ia merogoh sakunya matanya terbelalak merasakan sakunya kosong tidak ada benda yang ia cari, ternyata ponsel dan uang sakunya tertinggal diatas nakas.

"Ceroboh" gerutunya.

"Kenapa lo ?" Tanya Billa dengan raut wajah bingung.

"Handphone sama uang aku ketinggalan" jawab Anjani dengan nada kecewa.

"Kirain apaan, lagian lo tumben amat emang tadi berangkat pake apaan ?" Tanya Billa bingung karena biasanya Anjani memakai taksi online otomatis dia membawa HP dan uang sakunya.

"Sama kak Rey" ucap Anjani tanpa sadar dan langsung memalingkan wajahnya, ia yakin bahwa nantinya Billa akan berpikir yang tidak-tidak.

"Hah ! Lo jadian ? kapan ? Terus dia ngasih lo apa ? secara kan dia dingin banget, lo harusnya ngajak gue, jadi gue bisa liat ekspresinya si kutub nembak cewe" ucap Billa membayangkan sembari mengetuk ngetukan pulpen ke dagunya.

"Aku gak jadian udah deh gak usah lebay gitu, lagian Kak Rey ngga sedingin itu kok" ucap Anjani sembari memutar bola matanya malas.

"Cie gak terima ni yee" ledek Billa dengan tertawa terbahak bahak.

"Kamu gak ke kantin ?" Tanya Anjani mengalihkan pembicaraan.

"Gak ah, lagi males gue, lo kalo mau ke kantin duluan aja, pake duit gue nih" ucap Billa sembari merogoh sakunya.

"Gak usah, aku juga males ke kantin" ucap Anjani.

ANJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang