Hari ini kelas 11 IPA 2 ada jadwal olahraga semua berkumpul dilapangan untuk latihan pemanasan tak terkecuali Reynald dan kawan-kawan. Mereka semua mengikuti arahan dari Pak Rozak selaku guru olahraga, beliau memerintahkan untuk dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok laki-laki sendiri dan perempuan pun sendiri.
Pastinya Reynald dan teman-temannya satu kelompok.
Permainan dimulai..mereka dengan gigihnya rebut merebut bola. Kini bola berada ditangan Reynald,
Reynald semakin keren saat sedang bermain basket, dengan rambut yang sedikit basah karena berkeringat ia seakan membuat hati perempuan manapun terpanah dengan ketampanannya."Rey" panggil Devan lirih seakan memberi kode.
Reynald mengoper bolanya kepada Devan, dengan cepat Devan menangkap bola yang hampir saja berada ditangan lawan. Devan berlari mendekati ring sembari mendrible bola tersebut dengan sedikit lompatan bola tersebut berhasil masuk ke dalam ring, skor pertama berhasil diraihnya.
Permainan selesai setelah 30 menit bertanding, para siswa siswi pun berhamburan ke kantin karena kini waktunya istirahat."Rey, nih buat lo gue tau lo pasti haus" ucap Celsie sembari menyodorkan minuman untuk Reynald.
Reynald tak menghiraukannya ia melenggang pergi kemudian duduk dibawah pohon beringin yang terletak dipinggir lapangan.
Celsie tak menyerah ia segera menghampiri Reynald dan duduk disebelahnya."Rey ini buat lo" ucap Celsie yang lagi lagi menawari minumannya.
Tak lama Devan datang dengan membawa 2 botol minuman yang sengaja ia beli untuk dirinya dan Reynald."Nih" ucap Devan sembari menyodorkan minumannya dengan segera Reynald meneguknya.
"Rey lo kok.."
"Gue duluan" pamit Reynald sembari melangkahkan kakinya pergi.
"Rey !" Seru Celsie dengan raut wajah kesal.
"Murah banget sih lo jadi cewe" ucap Devan lalu pergi.
♡♡♡
Sehabis olahraga Reynald mengganti kaosnya dengan seragam sekolah, kini kakinya ia langkahkan menuju perpustakaan, ia mengambil buku bacaan dan membacanya sekilas, hanya sebentar entah itu dibaca atau hanya dibuka saja.
Ia memperhatikan ke arah lain dan kemudian tersenyum tipis entah apa yang ada dipikirannya."Viona" panggilnya lirih namun masih bisa terdengar oleh Anjani.
Anjani menoleh dan menatap mata Reynald yang sedang menatapnya.
"Kak Rey" panggil Anjani lembut dengan senyum dibibirnya.
Reynald menghampiri Anjani matanya tak lepas menatap gadis di depannya.
Anjani yang ditatap seperti itu merasakan rasa yang berbeda di dirinya."Kakak ngapain disini" tanya Anjani untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Reynald semakin mendekat bahkan hembusan napas Reynald sudah bisa dirasakan oleh Anjani, dengan sedikit menunduk Reynald membisikkan sesuatu ditelinga Anjani.
"Pulang sekolah temui gue diparkiran" bisiknya lalu melenggang pergi.
"Rasanya gak bisa napas kalo deket Kak Rey" ucap Anjani sembari mengusap wajahnya kasar.
♡♡♡
Bel berbunyi 10 menit yang lalu Anjani dan Billa segera keluar dari kelasnya.
"Lo pulang sama siapa ?" Tanya Billa.
"Sendiri kok, kamu duluan aja" jawab Anjani.
"Beneran gak papa ? Kalo mau bareng aja yuk" ajak Billa.
"Gak usah, udah gak papa kamu duluan aja" ucap Anjani.
"Yaudah gue duluan daaa" pamit Billa sembari melambaikan tangannya.
Anjani melangkahkan kakinya menuju parkiran ia benar-benar penasaran untuk apa lelaki itu menyuruhnya kesini, matanya mencari-cari keberadaan Rey tetapi tidak ada tanda-tanda ia ada disana. Anjani membuka ponselnya berniat akan menghubungi Reynald.
"Cari siapa" tanya seseorang dibelakangnya.
Dengan cepat Anjani membalikkan tubuhnya.
"Kakak lah" jawab Anjani malas.
"Jangan cari gue, biar gue aja yang nyari lo" ucapnya sembari mengusap-usap poni Anjani.
Anjani juga gadis normal, ketika Reynald mengusap rambutnya ada perasaan yang berbeda di dirinya. Senang ? Ah entahlah Anjani juga tidak tahu. Tetapi sebisa mungkin ia menjaga ekspresinya agar terlihat biasa saja.
"Gak usah ditahan lo lucu kalo lagi blushing" goda Reynald dengan menahan tawanya.
"Siapa yang blushing coba" ucap Anjani sembari memalingkan wajahnya.
Sebisa mungkin Anjani mengatur degup jantungnya yang kian menggila.
"Buktinya lo gugup gitu" ucap Reynald yang sudah tidak bisa menahan tawanya.
"Gak !" Kilah Anjani.
"Atau mungkin kakak kan yang gugup kalo deket aku" ucapnya berani dengan menatap Reynald."Kita buktiin aja" ucap Reynald dengan senyum miringnya.
"Maks-ud kakak" tanya Anjani gugup.
Perlahan tapi pasti Reynald mendekatkan wajahnya dengan Anjani lagi-lagi hembusan napas Reynald bisa Anjani rasakan.
"Tatap mata gue kalo lo bisa" tantang Reynald masih dengan posisi yang sangat dekat.
"Paling gak bisa aku kalo kaya gini" batin Anjani.
Anjani dengan susah payah menatap mata Rey yang terlihat teduh, kini pertahanannya runtuh Anjani tidak bisa menatapnya terlalu lama degupan jantungnya yang kian menggila membuat Anjani memalingkan wajahnya dengan cepat.
"Oke, lo kalah" ucap Reynald santai.
"Dan mulai sekarang lo harus turutin perintah gue" lanjutnya.Mata Anjani terbelalak siapa lelaki dihadapannya ini yang berani mengatur seenaknya.
"Hah ! Dari awal gak ada ya kak aturannya" ucap Anjani tak terima.
"Pemenang bebas !" Ucap Reynald penuh penekanan.
"Tapi kan--"
"Dan satu lagi, mulai sekarang lo gak boleh panggil gue kakak" finalnya dan langsung melenggang pergi.
Anjani merutuki dirinya yang ada dipikirannya saat ini, bagaimana kalo Reynald menyuruhnya seperti babu, Anjani tak bisa membayangkan jika dirinya harus menuruti semua perintahnya.
"Gak ! aku gak bakalan nurutin kemauannya" ucap Anjani kesal.
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ANJANI
Teen FictionMAMPIR BACA CERITAKU YUK ! JANGAN LUPA FOLLOW YAH.. kenapa harus aku ? aku selalu bertanya pada diriku sendiri kenapa aku selalu berada diposisi yang salah andai aku bisa memilih aku akan bersikap egois dengan mementingkan keinginanku untuk menjadi...