10. Tentang Rain

30 2 0
                                    

Langit yang kian menit menjadi kian kelabu tak menghentikan sedikit pun langkah kaki Anjani. Sepulang sekolah ia berpamitan kepada mamahnya untuk keluar sebentar. Ia menggunakan dress mini selutut berwarna merah muda dan membiarkan kaki jenjangnya terlihat, hembusan angin sore membuat rambutnya yang terurai beterbangan. Meskipun cuaca tak mendukung tak menghentikan langkah kaki Anjani, kaki jenjangnya melangkah dengan yakin diatas rerumputan hijau lalu langkah demi langkah kakinya menaiki tangga kayu menuju rumah pohonnya.
Sesampainya diatas ia menatap layar ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana.

Anjani
Al, aku ditaman
Read 15.17

Al hanya membacanya tetapi Anjani yakin Al pasti datang, Al yang dimaksud Anjani yang tak lain dan tak bukan adalah Alvero yang sudah Anjani anggap sebagai sahabat sekaligus abangnya.

Anjani merebahkan tubuhnya sembari memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya. Merasakan ada benda dingin yang menempel dipipinya ia langsung membuka matanya.

"Al, dingin !" seru Anjani sembari mendudukkan tubuhnya dan mengusap-usap pipinya.

Vero terkekeh melihat Anjani yang kesal dengannya.
Vero membuka bungkus es krim yang sebelumnya sudah ia beli terlebih dahulu, lalu menatap Anjani yang sedang asik mengayun-ayunkan kaki jenjangnya, sembari melihat-lihat pepohonan disekitarnya.

"Nih" ucap Vero sembari menyodorkan es krimnya.

Melihat Anjani yang masih asyik dengan apa yang ditatapnya, ia sedikit kesal, dengan sengaja ia menempelkan es krimnya ke bibir Anjani, dan refleks Anjani menjauhkan bibir ranumnya.

"Dasar rese !" Ucap Anjani kesal sembari menjambak rambut Vero.

"Aduh-aduh sakit Ra" ringis Vero.

"Rasain !" Umpat Anjani.
"Siniin es krimnya" lanjutnya sembari merebut es krim dari tangan Vero.

"Beli dong !" Seru Vero.

Anjani tak menghiraukannya ia menyantap es krimnya yang hampir mencair.
Setelah selesai menghabiskan es krimnya Vero memecah keheningan.

"Ra, aku mau kasih tau kamu sesuatu" ucap Vero.

"Apa ?" Tanya Anjani sembari menatap Vero.

"Tapi janji dulu jangan bilang siapa-siapa" Ucap Vero sembari menunjukkan jari kelingkingnya.

"Aduuh Al kita tuh bukan anak kecil lagi, yang pake janji-janjian" ucap Anjani sembari memutar bola matanya malas.

"Yaudah kalo gak mau" ucap Vero ketus sembari menurunkan tangannya.

"Yaudah nih-nih" ucap Anjani kesal sembari menunjukkan jari kelingkingnya di depan wajah Vero.

Vero terkekeh melihat wajah kesal Anjani "jari kamu kecil banget" ejek Vero sembari menautkan kelingkingnya.

"Kamu mau ngomong apa ?" Tanya Anjani penasaran.

"Yang mana ?" Tanya Vero seolah lupa.

"Al ! Aku tuh seriuuss" seru Anjani dengan tatapan kesalnya.

Vero tertawa puas melihat tingkah Anjani yang memanyunkan bibirnya.

"Yaudah aku pulang" ucap Anjani sembari beranjak dari tempatnya.

Vero sontak menghentikan tawanya dan meraih tangan Anjani.
"Eh, Ra ! Iya-iya aku serius ini, duduk dulu dong" ucap Vero sembari menepup-nepuk bagian kosong disebelahnya.

Anjani duduk kembali, sembari menatap Vero tajam.

"SMA Pandega tempat kamu sekolah itu punya papah aku" ucap Al santai sembari menatap Anjani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang