Suasana Bandara Kertajati sedang ramai-ramainya, seorang pemuda dengan garis mata yang tegas memakai kemeja putih dan koper yang berada digenggamannya.
"Assalamu'alaikum Indonesia." Gue El bernafas lega setelah perjalannya yang cukup panjang.
Kakinya melenggang dengan enteng tatkala melihat rombongan keluarga yang menjemputnya.
"Amiiiii". Teriak anak kecil dari rombongan yang menjemput Gus El dan langsung berlarian mendekat kepadanya.
Gus El hanya terheran-heran melihat anak kecil yang memanggilnya Ammi? Ia jongkok hingga saat anak kecil itu mendekati dirinya dan langsung memeluknya. Banyak pasang mata yang melihat adegan romantis bak seorang anak yang menemukan ayahnya setelah bertahun-tahun tidak berjumpa.
"Assalamualaikum Ammi???" Ucap anak kecil itu di pelukan Gus El
"Wa'alaikumussalam, Iiii iyaaa??? " Gus El menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia heran mengapa anak kecil ini tiba-tiba datang dan memeluknya?
"Assalamu'alaikum Ngger, umi Rindu" Nyai Afifah langsung datang kepada Gus El yang masih bingung dengan siapa anak kecil ini
"Wa'alaikumussalam umiiii, El juga rindu"
Lalu anak kecil itu melepaskan pelukannya dari Gus El dan beralih ke belakang Laki-laki yang datang bersama rombongan uminya."Kamu pasti bingung ya Ngger?? Tiba-tiba Habibi memelukmu padahal kamu tidak mengenalnya?"
Gus El menatap satu persatu orang yang ada di depannya dengan menggaruk tengkuknya yang Sudah pasti tidak gatal.
"Hahahahahahahha jelek banget kamu Jang kalo lagi bingungg, ini anak mba sama mas Malik"
Ning Nina tertawa melihat ekspresi adiknya. Gus El tidak pernah bertukar kabar kepada keluarganya kecuali hal hal yang penting hingga dia tidak tau bahwa ia sudah memiliki ponakan.
"Ummah itu benelan 'ammi nya bibi??" Gus Habibi menanyakan kepada Ummah nya
"Iya sayang, itu Ammi Khaf yang fotonya suka Bibi peluk-peluk klo ke rumah mbah."
"Habibii sini sama 'ammi " Gus El langsung mengambil alih gendongan Gus Habibi dari kakak iparnya, yaaa siapa lagi kalo bukan Gus Malik.
Setelah itu mereka pun bergegas menuju pesantren yang letaknya di perbatasan antara kota Kebumen dan kota Purworejo. Di perjalanan tidak ada percakapan apapun Hanya Gus El yang setia meladeni ponakannya untuk menjawab pertanyaan pertanyaan dari mulut kecil Gus El.
Dari sini Gus El tau, mengapa Gus Habibi ponakannya sangat senang keetika bertemu dengannya. Ternyata Mbakyu nya Ning Nina selalu menceritakan tentang Gus El yang sudah menjadi Hafidz Qur'an sejak ibtidaiyah karena di pesantren. Gus Habibi sangat senang mendengar cerita tentang 'Ammi nya dan sangat mengidolakan 'ammi nya sendiri.
Saat di depan pintu gerbang pesantren, para santri antusias untuk menyambut kedatangan Gusnya. Gus El meminta untuk berhenti di depan pintu gerbang untuk sekedar memberi penghargaan kepada para santri.
Ia keluar dengan menggendong Gus Habibi diikuti alhlul bait yang lainnya. Tatapannya dingin wajahnya tanpa ekspresi.
Banyak santri yang terpesona dengan ketampanan Gus El." Faa liat tuhhh Gus El udah keluar, Aaaaa ganteng. "
"Dihhh brisik amat sii Mahh, gitu dibilang ganteng?? Masih gantengan Hafidzul Ahkam kali."
"Kamu tu yaaa, ganteng kaya gitu yaaa" Ni'mah tidak terima dengan pernyataan sahabatnya itu .
"Ni'mah ku sayang, liat tuhhh Gus El wajahnya datar ke kulkas ?? Idihhhh mendingan ngfans sama Ustad Ulin Nuha dari Cilacap."
"Kamu yahh Faa, kesel akutuhh seleraku kaya apa sih sampe si Gus Ganteng kaya Gus El kamu Ndak tertarik." Sungut Ni'mah ia kesal kepada sahabatnya.
"Bodo amatt yeee aku mau balik ke kamar aja dadahhhh " Ifa cekikikan dan meninggalkan Ni'mah yang masih emosi mode on.
Revisi, 4 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah Cinta Gus El Khaff [Proses Penerbitan]
HumorSedih, boleh.. Nangis, boleh.. Kecewa, boleh.. Patah, boleh.. Marah, boleh.. Tapi jangan lupa makan. Jangan lupa ketemu teman-teman. Jangan lupa tersenyum. Jangan terlalu nyaman dengan kesedihan. cobalah bangkit dan kembali merasakan kebahagiaan. ~N...